Bahkan Twitterverse sampai membuat tagar #SharkTeam untuk mengakui betapa superiornya Manchester City di Liga Primer Inggris di musim kompetisi kali ini. Hingga tulisan ini tayang, skuat asuhan Pep Guardiola berhasil memenangkan 16 pertandingan beruntun sejak hasil imbang yang diraih di pekan kedua kontra Everton. Catatan luar biasa yang sudah menyamai rekor hebat Pep di Barcelona, dan hanya terpaut tiga laga lagi untuk mencapai catatan serupa ketika ia menangani Bayern München.
Pep adalah aktor besar di balik penampilan luar biasa City sejauh ini. Ia bisa meracik tim yang bisa jadi merupakan tim terbaik yang dimiliki oleh sisi biru kota Manchester tersebut sepanjang sejarah. Kualitas antara pemain tim utama dan pelapisnya tidak jauh berbeda. Setiap pemain terlibat dalam permainan tim, dan berkontribusi. Bahkan pemain seperti Fabian Delph bisa tampil layaknya David Alaba di tangan Pep Guardiola.
Semua tentu takjub dan terkesan dengan penampilan luar biasa skuat asuhan Pep Guardiola musim ini. Bagaimana David Silva seakan mendapatkan kembali permainan hebatnya, bagaimana Ilkay Gündogan, John Stones, dan Raheem Sterling berkembang menjadi pemain yang lebih baik. Atau bagaimana Pep bisa memaksimalkan bakat seorang Leroy Sane dan Gabriel Jesus.
Semua lawan dilahap habis seperti seekor hiu menghabisi mangsa. Tim besar maupun tim kecil tidak ada bedanya, semua berhasil dikalahkan oleh City. Setelah berhasil menang di kandang rival sekota dua pekan lalu, yang terbaru, David Silva dan kawan-kawan berhasil menang besar atas Tottenham Hotspur dengan skor 4-1.
Enam belas pertandingan beruntun diakhiri dengan kemenangan sejak pekan pertandingan ketiga tentu merupakan sesuatu yang luar biasa. Jarak belasan poin dengan United yang berada di peringkat kedua menjadi salah satu bukti lain betapa luar biasanya apa yang dilakukan oleh Pep Guardiola di Manchester City musim ini. Bahkan, beberapa pihak menyebut bahwa boleh jadi gelar juara Liga Primer Inggris sudah berada dalam genggaman City.
Baca juga: Dinasti Pep Guardiola di Bawah Bendera Manchester Biru
Fenomena ini jelas berbeda dengan yang terjadi di musim lalu. Enam pertandingan perdana Pep di Liga Primer Inggris memang dijalani dengan baik, ia berhasil menyelesaikannya dengan poin maksimal. Namun selanjutnya, Pep bersama City terseok-seok, bahkan sempat terlempar ke luar empat besar, hingga kemudian mengakhiri musim di peringkat ketiga.
Pep memang terlihat sangat kesulitan musim lalu. Masih segar dalam ingatan bagaimana mereka kalah 4-0 dari Everton musim lalu. Atau bagaimana mereka mesti menang susah payah dari Swansea City padahal bermain di kandang sendiri. Juga ketika mereka hanya bisa bermain imbang dengan Middlesbrough yang kemudian terdegradasi.
Jelas terjadi ketimpangan apa yang terjadi dengan The Citizens musim lalu dengan apa yang mereka tunjukkan musim ini. Terutama bagi sang manajer, Pep Guardiola, yang semakin menunjukan bahwa ia merupakan juru taktik dengan kualitas kelas satu. Bagaimana musim kemarin setiap tim masih memiliki kepercayaan diri untuk menghadapi City, kini rasanya tidak ada satu kesebelasan pun yang ingin menghadapi mereka di Liga Primer Inggris.
Boleh jadi terkait musim lalu, Pep sebenarnya melakukan observasi. Baik kepada tim yang ia tangani, maupun kompetisi secara keseluruhan. Pep membutuhkan waktu agak lebih lama ketimbang yang ia lakukan di tempat lain. Pep tampaknya mempelajari segala sesuatunya terlebih dahulu. Soal lawan yang ia akan hadapi setiap pekan, soal kompetisi mana saja yang akan dimainkan di Inggris, soal suhu, dan juga bisa jadi soal jadwal yang biasanya selalu dikeluhkan oleh manajer-manajer di sepak bola Inggis.
Dengan kata lain, musim lalu adalah geladi bersih untuk panggung utama Pep Guardiola musim ini. Musim lalu adalah waktu untuk Pep belajar dan adaptasi, sementara musim ini menjadi waktu untuk ia membuktikan diri. Terlepas dari perdebatan apakah Pep hanya akan bagus ketika menangani tim-tim dengan kekuatan finansial yang maksimal, setidaknya Liga Primer Inggris bisa membuat Pep Guardiola tidak mendapatkan gelar di musim pertamanya.
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia