Nasional Bola

Plus dan Minus Seandainya Klub Indonesia Mendaratkan Tim Cahill

Jelang kompetisi baru di wilayah Asia Tenggara. Kabar soal perburuan pemain baru semakin memanas. Salah satu berita paling menggemparkan adalah kabar bahwa legenda sepak bola Australia, Tim Cahill, menyasar untuk bermain di Asia Tenggara. Thailand, Malaysia, dan Indonesia dikabarkan akan menjadi tujuan selanjutnya dari mantan pemain Everton ini.

Cahill hengkang dari Melbourne City pada 6 Desember lalu karena jarang mendapatkan kesempatan bermain. Ia membutuhkan banyak menit bermain agar bisa dipanggil memperkuat negaranya di Piala Dunia 2018, yang bisa jadi merupakan gelaran terakhir untuk pemain berusia 38 tahun ini. Klub asal Australia lain, Adelaide United, kabarnya turut mengincar Cahill. Tetapi, sang pemain tampaknya membuka segala kemungkinan, termasuk bermain di Indonesia.

Berikut kami berikan ulasan terkait plus minus seandainya kesebelasan-kesebelasan di Indonesia berniat mendaratkan seorang Tim Cahill:

(+)

Tentu tidak perlu lagi dijelaskan bahwa seandainya Tim Cahill memang mendarat di salah satu tim peserta Liga 1. Sudah pasti akan terjadi peningkatan eksposur media bagi sepak bola Indonesia, dan khususnya bagi kesebelasan yang berhasil mengontrak Cahill. Ini akan melanjutkan tren yang terjadi musim lalu di mana sepak bola Indonesia kedatangan pemain-pemain seperti Michael Essien, Shane Smeltz, Peter Odemwingie, dan Momo Sissoko.

Eksposur media yang juga datang dari kancah internasional, tentunya akan berpengaruh kepada keuangan klub. Potensi sponsor, dan juga tentunya keuntungan dari penjualan jersey dengan nama Tim Cahill tertera di sana. Mendaratnya pemain dengan kelas internasional seperti Cahill sudah tentu akan memberikan nilai postif bagi klub dari segi bisnis.

Cahill punya banyak pengalaman bermain di berbagai kompetisi di berbagai negara. Selain di Eropa, Cahill juga sempat bermain di MLS (Major League Soccer), bersama New York Red Bulls. Ia juga pernah berseragam Shanghai Shenhua yang bertanding di Liga Super Cina. Cahill jelas memiliki banyak pengalaman bertanding yang bisa dibagikan.

Soal pengalaman bermain di level tertinggi sebenarnya merupakan sudut pandang yang relatif. Anda tentu masih ingat bagaimana reaksi Essien ketika terkena bola tembakan dari Yabes Roni. Reaksi yang sering kita jumpai di kancah sepak bola Indonesia. Meskipun begitu, berdasarkan penuturan beberapa pemain Persib Bandung, terutama para pemain muda, Essien cukup sering memberika saran dan masukan dari segi permainan.

Karena Cahill berasal dari Australia, selain menambah pasar dari sepak bola Indonesia, ia berarti akan termasuk pemain dengan kategori paspor Asia misalkan ia tidak didaftarkan sebagai marquee player. Dengan kata lain, klub yang mendaratkan Cahill bisa saja menggunakan slot marquee player mereka untuk pemain lain.

(-)

Di masa jayanya, Cahill merupakan penyundul bola yang sangat hebat. Anda bisa melihat kompilasi gol-gol yang dicetak oleh Cahill melalui tandukan kepalanya. Menjadi sangat hebat karena harus diketahui bahwa tingga badan sang pemain hanya 178 sentimeter. Penempatan posisi Cahill juga sangat baik, hal tersebut juga menjadi nilai tambah pemain kelahiran Sydney ini.

Sebenarnya Cahill termasuk pemain yang jarang menderita cedera. Tingkat kebugarannya pun bahkan masih sangat baik di usia senja. Tetapi, Cahill saat ini sudah berusia 38 tahun. Tentu tenaga dan kecepatannya sudah tidak sama lagi. Anda tentu tidak bisa mengharapkan Cahill akan aktif berlari ke sana kemari, dan meneror lini pertahanan lawan, sama seperti di masa jayanya dulu. Di musim lalu saja catatan golnya menurun drastis. Dua musim lalu ia berhasil mencetak 11 gol untuk Melbourne City. Sementara musim lalu, Cahill tidak berhasil menyarangkan sebiji gol pun ke gawang lawan.

Menurut laman Transfermarkt, nilai pasar dari seorang Tim Cahill saat ini adalah 450 ribu paun atau sekitar delapan miliar rupiah. Lebih murah tiga miliar dari seorang Essien, dan dua miliar lebih mahal ketimbang seorang Stefano Lilipaly. Pertanyaan besarnya adalah, apakah klub di Indonesia mau membayar kontrak sebesar delapan miliar untuk Tim Cahill yang saat ini sudah berusia 38 tahun?

***

Ada banyak dampak yang mesti diperhatikan seandainya klub di kancah sepak bola Indonesia berniat mendaratkan Cahill. Selain segi bisnis karena Cahill dikenal luas di level sepak bola internasional, terkait usianya yang sudah senja pun perlu betul-betul diperhatikan. Karena tentu akan menjadi sesuatu yang mubazir seandainya Cahill nantinya tidak berkontribusi dengan maksimal.

Jadi, klub Indonesia, masih berminat mendaratkan Tim Cahill?

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia