Selain kabar baik dari beberapa pemain Indonesia yang memilih melanjutkan karier di luar negeri, satu lagi yang tampak menjanjikan dari bursa transfer sejauh ini adalah klub-klub di Indonesia mulai berani mengontrak pemain atau pelatih dengan durasi jangka panjang. Ini menjadi preseden baik sebab di musim-musim sebelumnya, sangat sulit bagi sebuah klub mengontrak pemain dengan jangka waktu lama.
Tidak stabilnya neraca keuangan klub, ketidakpastian berlangsungnya liga di Indonesia, dan regulasi yang berubah-ubah, disinyalir menjadi faktor utama mengapa hampir semua klub di masa lalu cuma memberi kontrak satu musim bagi pemain atau pelatih.
Akibatnya alih-alih harus menambal seperlunya lubang-lubang dari skuat sebelumnya, sebuah tim harus merombak, menyusun kembali dari awal sebuah kesebelasan. Ibarat susah-susah membangun sebuah rumah, mereka merobohkan, dan membangunnya lagi sedari awal.
Ini menjadi alasan kenapa konsistensi performa klub menjadi barang langka di Indonesia. Pada era ISL, cukup banyak contoh klub yang pada satu musim sebelumnya bermain sangat luar biasa, justru bermain jeblok di musim berikutnya lantaran ditinggal pergi pemainnya. Praktis, pada periode ini, hanya Persipura Jayapura yang tampil konsisten dan stabil, tentu saja karena tim berjuluk Mutiara Hitam ini tak banyak melakukan perombakan tim di setiap musimnya.
Namun melihat pergerakan di bursa transfer sejauh ini, mengindikasikan adanya perubahan dan perbaikan, sekalipun masih hanya dilakukan oleh segilintir klub, setidaknya ini menjadi pertanda baik bagi klub secara khusus dan liga secara keseluruhan.
Saya mencatat, sejauh ini pergerakan bursa transfer di liga Indonesia menggambarkan dua hal. Pertama, tim-tim yang memutuskan mempertahankan pemain-pemain kunci mereka dengan kontrak anyar sekalipun hanya satu musim. Kedua, klub yang mulai berani memberi kontrak jangka panjang pada pelatih dan pemain.
PSM Makassar langsung memperpanjang kontrak Robert Rene Alberts setelah dinilai sukses mengembalikan muruah PSM Makassar di Liga Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, manajemen Juku Eja manyodorkan 4 tahun kontrak bagi pelatih yang pernah membawa Arema Malang menjuarai ISL musim 2009/2010. Saat ini, Rene Albert bahkan dilibatkan dalam seleksi pemain muda di Mamuju sebagai bagian proyek jangka panjang PSM. Pemain kunci PSM musim lalu, Wiljan Pluim dan Marc Klok juga masing-masing diikat sampai tahun 2021 dan 2019.
Barito Putera mempertahankan 8 pemainnya dengan durasi kontrak tiga tahun ke depan yakni Adhitya Harlan, Hansamu Yama Pranata, Gavin Kwan Adsit, Rizki Pora, Dandi Maulana, Jeki Arisandi, Inyong, dan Paolo Sitanggang. Sebelumnya, manajemen Laskar Antasari juga sudah memberikan kontrak tiga tahun kepada Jaksen F Tiago pelatih kepala mereka.
Di Bandung, Persib Bandung langsung menjalin kerja sama dua tahun dengan pelatih anyar, Roberto Carlos Mario Gomez. Pelatih berkebangsaan Argentina ini memang memiliki track record yang menawan ketika berhasil membawa Johor Darul Ta’zim menjadi juara di Piala AFC.
Tiga klub Indonesia yang akan mewakili Indonesia di kompetisi Asia, Bali United, Persija Jakarta, dan Madura United (dalam daftar tunggu) juga tidak jauh berbeda. Meskipun harus kehilangan top skor mereka, Sylvano Comvalius yang berlabuh ke Thailand, Serdadu Tridatu masih tetap akan diperkuat Irfan Bachdim dan Stefano Lilipaly.
Di kubu Madura United, Fachrudin Aryanto, Fabio Beltrame, Engelbert Sani, Slamet Nurcahyo, dan Bayu Gatra tetap komitmen bersama Laskar Sape Kerrab. Sementara Persija musim depan masih akan dibesut tangan dingin Stefano Teco Cugurra.
Langkah yang dilakukan klub-klub pada bursa transfer kali ini mengindikasikan banyak hal. Kesehatan klub secara finansial, kesadaran bahwa konsistensi, dan stabilitas tim, memang menjadi faktor penting untuk kelangsungan sebuah klub dalam jangka panjang atau memang kepercayaan yang tumbuh pada keberlangsungan liga di Indonesia. Tentu saja, berita baik ini mesti diimbangi dengan sistem dan regulasi liga yang jelas oleh PSSI dan PT LIB selaku penyelenggara liga.
Author: Fahmin (@vchmn22)