Nasional Bola

Kontrak Empat Tahun Robert Rene Alberts di PSM Makassar, Tak Ada Lagi Alasan Gagal Menjadi Juara

Setelah memperbarui kontrak dua pemain asing mereka asal Belanda, yaitu Marc Klok dan Wiljan Pluim, kini PSM Makassar mengumumkan kontrak baru bagi pelatih yang juga asal Negeri Kincir Angin, Robert Rene Alberts. Apa makna kontrak baru ini bagi sang pelatih dan para pendukung PSM ?

Persaudaraan Sepak Bola Makassar yang bertindak sebagai manajemen klub mengumumkan bahwa kontrak Robert akan berlaku hingga empat tahun dari sekarang. Ini menambah durasi kebersamaan kedua pihak yang telah berjalan selama dua tahun.

Pada musim pertamanya, Torabik Soccer Championship (TSC) 2016, pelatih kelahiran 14 November 1954 ini sukses mengangkat derajat Juku Eja dari papan bawah hingga finis di peringkat enam. Untuk musim Liga 1 musim 2017 yang berakhir baru-baru ini, ia nyaris mengantarkan PSM ke tangga juara, tapi akhirnya hanya finis di peringkat tiga.

Gelar juara tentu saja menjadi impian sekaligus tuntutan para suporter untuk pelatih senior ini. Namun, pada sesi jumpa pers peresmian kontrak barunya, Robert mengutarakan bahwa salah satu misinya yang lebih penting adalah pembinaan pemain muda. Ia tidak akan hanya berfokus menukangi tim utama yang berlaga di Liga 1.

“Saya tidak hanya fokus di tim senior saja, tetapi secara menyeluruh. Sebuah klub yang baik, di dalamnya ada unsur pembinaan dan akademi,” ujar eks pelatih Arema Malang tersebut. “Kami ingin membangun program jangka panjang untuk membentuk tim yang lebih profesional,” katanya.

Pernyataan tersebut seolah menjadi respons PSM terhadap kegagalan mereka meraih lisensi Federasi Sepak Bola Asia (AFC), yang berakibat gagalnya mereka mewakili Indonesia di ajang kompetisi antarklub Asia. Salah satu penyebab kegagalan mereka adalah kategori pengembangan pemain usia muda.

CEO PSM, Munafri Arifuddin, ikut mengamini bahwa tujuan tersebut menjadi salah satu alasan kontrak jangka panjang Robert. “Kami ingin proses jangka panjang untuk pembinaan. Harapan kami, para pemain muda kami pada tahun ke-5 akan semakin matang,” kata Munafri seperti dikutip Tribun Timur.

Namun, tentu saja target utama PSM adalah membawa kembali trofi juara ke kota Makassar. Sudah hampir dua dekade para penerus Ramang gagal menjuarai kompetisi Liga Indonesia, dan itu dibebankan kepada Robert. Melesetnya target juara di Go-Jek Traveloka Liga 1 akibat takluknya Juku Eja atas Bali United di kandang sendiri dalam pertandingan perebutan juara, juga sebaiknya menjadi bahan evaluasi bagi sang pelatih.

Pasalnya, sudah dua tahun berturut-turut Robert gagal memaksimalkan pertandingan krusial, dan kebetulan keduanya di kandang sendiri. Pada TSC 2016, PSM hanya membutuhkan satu kemenangan pada pertandingan kandang terakhir mereka untuk mengunci posisi empat klasemen akhir. Di luar dugaan, PSM malah takluk dengan skor 0-1 di tangan Persija.

Hasil mengecewakan tersebut terulang lagi semusim kemudian. Andai Hamka Hamzah dan kawan-kawan menang atas Bali United di kandang sendiri, PSM menjadi calon terkuat juara dan mengakhiri penantian tujuh belas tahun mereka. Namun, seperti kita ketahui bersama, Juku Eja tampil sangat terbebani dan akhirnya takluk melalui gol di menit-menit akhir pertandingan.

Seperti layaknya hubungan sepasang kekasih, bisa bertahan lebih dari dua tahun bukanlah perjalanan singkat. Para pencinta PSM tentunya berharap di tahun ketiganya, Robert bisa membentuk tim yang semakin dewasa sekaligus lebih matang dalam menghadapi tekanan. Apalagi sang pelatih sudah memperoleh kebebasan dalam memilih para pemain terbaiknya dan meletakkan fondasi untuk masa depan tim.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.