Di lingkup Asia Tenggara, hanya melawan Thailand, Indonesia tampaknya bisa benar-benar kesulitan. Rasanya melawan negara-negara lain, skuat Garuda masih bisa meladeni. Tetapi ketika berhadapan dengan Thailand, bisa begitu terlihat bagaimana Indonesia betul-betul inferior dalam sisi sepak bola.
Rekor pertemuan kedua negara pun sejauh ini masih didominasi Thailand. Dari total 76 laga yang mempertemukan antara Indonesia berhadapan dengan Thailand, 37 pertandingan di antaranya berhasil dimenangkan oleh The War Elephants. Yang terbaru tentunya adalah di pertandingan putaran kedua partai final Piala AFF tahun 2016 lalu, di mana Thailand berhasil menang 2-0 melalui lesakan dari Siroch Chattong.
Karena betul-betul didominasi, maka ketika Indonesia kemudian berhasil meraih kemenangan, hal tersebut merupakan sesuatu yang amat luar biasa. Salah satu kemenangan terbaik terjadi pada tahun 2010. Di pertandingan terakhir babak penyisihan Grup A, Piala AFF 2010, di mana Indonesia berhasil menang dengan skor tipis 2-1.
Piala AFF 2010 menjadi salah satu periode sulit sepak bola Thailand setelah yang terjadi pada tahun 2004. Pemain-pemain seperti Teerathep Winothai, Datsakorn Thonglao, Sukha bersaudara, dan Sinthaweechai “Kosin” Hatthairatanakool sudah mulai menua. Bahkan, mereka terpaksa memanggil kembali Therdsak Chaiman padahal sang pemain saat itu sudah berusia 37 tahun. Saat itu juga menjadi fase pergeseran bagi bakat-bakat muda Thailand seperti Teerasil Dangda dan Theerathon Bunmathan.
Indonesia memulai pertandingan dengan optimis, apalagi mereka bertanding di hadapan puluhan ribu pendukung yang memadati Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta. Indonesia tidak memiliki beban besar, karena mereka sudah dipastikan lolos ke babak semifinal setelah memenangkan dua pertandingan sebelumnya. Kemenangan melawan Thailand hanya akan mengunci status mereka sebagai juara grup. Sementara Thailand mesti memenangkan pertandingan untuk mengungguli perolehan Malaysia.
Kenyataanya, pertandingan kemudian berjalan sulit. Masing-masing tim bermain ngotot untuk bisa meraih hasil yang diinginkan. Setelah bermain imbang tanpa gol di babak pertama, Thailand yang kala itu ditangani oleh Bryan Robson kemudian berhasil menciptakan gol terlebih dahulu melalui Suree Sukha. Umpan flick dari Kirati Keawsombut kemudian disambut oleh Suree dengan sebuah tendangan voli yang kemudian menaklukkan gawang Markus Haris Maulana. Thailand unggul sementara pertandingan menyisakan waktu 20 menit lagi.
Lini tengah Indonesia pada pertandingan tersebut diisi oleh dua nama yang berbeda. Apabila biasanya yang dipasang oleh Alfred Riedl adalah Firman Utina dan Ahmad Bustomi, pada pertandingan tersebut Riedl memasangkan Eka Ramdani dan Tony Sucipto di posisi sentral. Pertandingan ini menjadi fenomena di mana nama kedua yang disebut, belakangan lebih banyak bermain sebagai bek kiri.
Thailand masih mendominasi, namun Indonesia kemudian berusaha menyamakan kedudukan melalui serangan balik. Saat pertandingan sepertinya akan menjadi milik Thailand, di waktu kritis, sebuh umpan lambung dari Eka langsung menuju jantung pertahanan lawan dan menciptakan situasi kalang kabut yang memaksa Panupong Wongsa melanggar Cristian Gonzales.
Bambang Pamungkas yang maju sebagai algojo berhasil menjalankan tugasnya dengan baik. Sepakan pemain yang akrab disapa Bepe ini mengarah ke kanan gawang lawan. Sinthaweechai sebenarnya sudah membacanya dengan tepat, namun sepakan Bepe begitu keras dan terukur sehingga sulit dihentikan.
Indonesia kemudian berbalik unggul. Lagi-lagi Panupong Wongsa menjadi pesakitan. Setelah pada kejadian pertama ia melanggar Gonzales, kali ini Wongsa dianggap sengaja menyentuh bola di area terlarang. Wasit mengganjar bek Thailand ini dengan kartu merah, dan hadiah penalti kembali untuk Indonesia. Dan Bepe kembali menjalankan tugasnya dengan baik, Indonesia berhasil unggul jelang pertandingan berakhir.
Kemenangan ini menjadi berkesan, bahkan boleh dibilang lebih baik ketimbang kemenangan yang terjadi di pertandingan putaran pertama partai final Piala AFF 2016 lalu dengan skor yang sama. Karena pada pertandingan kali ini, selain berhasil membalikkan keadaan di menit akhir, Indonesia juga menambah luka dengan mengirim pulang Thailand dari turnamen.
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia