Pada musim panas 2015 yang lalu, kesebelasan raksasa Turki sepakat untuk memboyong Robin van Persie dari Manchester United dengan banderol sebesar 3,8 juta paun. Kondisi fisik van Persie plus kedatangan Memphis Depay, Anthony Martial, dan meroketnya Marcus Rashford, disinyalir sebagai alasan utama Louis van Gaal, pelatih United saat itu, mendepak van Persie.
Walau harus terasing ke bagian timur Eropa, taji van Persie nyatanya belum hilang sama sekali. Di musim pertamanya bareng Fenerbahce, lelaki yang lahir di Rotterdam ini berhasil membukukan 22 gol dari 48 penampilan di seluruh kompetisi. Namanya pun mulai dielu-elukan oleh suporter setia Sari Kanaryalar atau Si Kenari Kuning, julukan Fenerbahce.
Sial bagi van Persie, di saat kariernya mulai kembali ke trek yang benar usai diganggu cedera, pemain berkaki kidal ini dipaksa untuk menepi lagi dari lapangan. Serentetan cedera yang membuat kondisi fisiknya merosot drastis bikin menit bermain van Persie merosot tajam.
Tak hanya itu, kepala dan kakinya pun mulai sulit menyumbang gol. Berbeda jauh dengan musim sebelumnya, van Persie cuma bisa membobol gawang lawan sebanyak 14 kali dari 35 laga di seluruh kompetisi pada musim 2016/2017 kemarin.
Buruknya kondisi kebugaran van Persie itu kembali berlanjut di musim 2017/2018. Berdasarkan data Transfermarkt, eks penggawa Arsenal dan Manchester United ini baru tampil sebanyak empat kali, masing-masing dua penampilan di Liga Super Turki dan kualifikasi Liga Europa.
Dengan masuknya Vincent Janssen dan Roberto Soldado sebagai amunisi baru Fenerbahce di lini depan pada jendela transfer musim panas kemarin, nama van Persie juga mulai tersingkir dari skuat utama. Mengacu pada situasi tersebut, manajemen Sari Kanaryalar pun berniat untuk melego pemain berumur 33 tahun itu pada bursa transfer musim dingin mendatang.
Alasan lain yang bikin Fenerbahce ingin menjual van Persie adalah keinginan pihak klub untuk mereduksi pengeluaran klub, utamanya dalam hal gaji pemain. Dilansir football-oranje, kubu Fenerbahce bahkan tidak ragu untuk memutus kontrak van Persie lebih cepat (dengan konsekuensi membayar sisa gaji van Persie) agar bisa bergabung dengan klub anyarnya.
Klub asal Belanda yang menjadi tempat van Persie melejit saat masih belia, Feyenoord Rotterdam, menjadi tim yang dikabarkan siap menampung jasa sang pemain. Pada musim panas kemarin, tim asuhan Giovanni van Bronckhorst tersebut memang telah mengajukan tawaran untuk membeli van Persie namun ditolak Fenerbahce.
Akankah cinta lama van Persie bersemi kembali di Stadion De Kuip?
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional