Nasional Bola

Dua Laga Akbar Sarat Gengsi yang Menanti di Liga 1 2018

Kompetisi Liga 2 2017 sudah berakhir. Persebaya Surabaya, PSMS Medan, dan PSIS Semarang dinyatakan promosi ke Liga 1 2018. Persebaya keluar sebagai juara setelah mengalahkan PSMS di babak final dengan skor 3-2. PSMS pun menjadi runnerup. Sementara itu, PSIS menjadi tim terakhir yang lolos Liga 1 setelah mengalahkan Martapura FC di babak perebutan juara ketiga.

Keluarnya Persebaya, PSMS, dan PSIS sebagai kontestan baru Liga 1 adalah sinyal kuat bahwa Liga 1 musim depan akan jauh lebih menyenangkan. Pasalnya, ketiga tim tersebut merupakan tim besar dengan perjalanan sejarah yang cukup panjang. Baik Persebaya, PSMS, maupun PSIS sudah malang-melintang di dunia sepak bola nasional sejak lama.

Ketiganya merupakan tim era Perserikatann, yaitu kompetisi sepak bola Indonesia yang pertama kali digelar pada tahun 1931. Tercatat, PSMS pernah menjuarai Perserikatan tahun 1967, 1971, 1975, 1983, dan 1985. Sementara Persebaya, tercatat mengantongi juara Perserikatan sebanyak enam kali. Sementara itu, PSIS pernah menjadi juara Perserikatan pada tahun 1987.

Tentu dengan kembalinya Persebaya, PSMS, dan PSIS ke kompetisi Liga 1 2018, akan membuat nuansa Perserikatan kembali terasa. Apalagi tim-tim Perserikatan lainnya, seperti Persib, Persija, dan PSM tetap bertahan di kompetisi kasta tertinggi ini.

Baca juga: Akhir Cerita Liga 2 yang Lebih Meriah dari Liga 1

Selain berbau Perserikatan, melajunya Persebaya, PSMS, dan PSIS ke Liga 1 juga akan lebih seru karena ketiganya akan bertemu tim-tim baru. Katakanlah Bhayangkara FC, Bali United, Madura United, dan PS TNI, yang tentu kalah matang dari segi sejarah, meskipun dari segi kualitas, tim-tim yang masih berbau kencur itu memiliki daya saing yang kuat.

Selain itu, Liga 1 musim depan juga diprediksi akan menyajikan banyak laga derby dan laga klasik yang menarik untuk disaksikan. Menurut Iswandi Syahputra dalam bukunya yang berjudul “Pemuja Sepak Bola”, laga derby dan laga klasik menjadi catatan penting untuk dibahas karena menyangkut gengsi dua klub dalam satu kota atau terkait sejarah persaingan antara dua klub yang cukup panjang.

Pertandingan derby merupakan pertandingan antarklub yang memiliki rivalitas tingkat tinggi, baik antara klub satu kota, misalnya derby Mancester United dan Manhchester City. Atau beda kota tapi satu negara, misalnya derby antara AC Milan dan Juventus. Rivalitas tersebut muncul karena persaingan merah prestasi yang sangat ketat.

Apa yang disampaikan Iswandi Syahputra dalam bukunya merupakan contoh yang datang dari sepak bola luar negeri. Lantas, bagaimana dengan sepak bola dalam negeri kita? Tentu, laga derby maupun laga klasik yang serupa juga dimiliki dunia sepak bola Indonesia. Dan laga derby maupun laga klasik yang akan terjadi di Liga 1 2018, yaitu:

Laga klasik Persib vs PSMS

Banyak yang beranggapan bahwa laga klasik sepak bola Indonesia adalah laga yang mempertemukan Persib dengan Persija. Hal tersebut tidak bisa dikatakan salah. Sebab, Persija dan Persib memang memiliki persaingan yang kuat. Keduanya merupakan cerminan persaingan dua kota besar di Indonesia. Persija mewakili ibu kota negara, sementara Persib mewakili Bandung, sebuah kota metropolitan di Jawa Barat yang memiliki keindahan dan daya tarik pariwisata yang kuat. Jika ditinjau dari sisi pendukung, Bobotoh dan The Jakmania  juga terkenal memiliki rivalitas yang panas.

Namun, sesungguhnya ada laga klasik yang lebih klasik dari Persib kontra Persija, yaitu Persib-PSMS. PSMS memang menjadi salah satu musuh bebuyutan Persib. Pertemuan keduanya di lapangan hijau merupakan pertemuan yang cukup panas lagi seru. Tercatat, Persib dan PSMS bertemu sebanyak tiga kali dalam final Perserikatan pada 1966/1967, 1983, dan 1985. Dari ketiga final itu, PSMS selalu keluar sebagai juara.

Salah satu penanda kuat bahwa laga Persib-PSMS merupakan laga klasiknya sepak bola Indonesia adalah laga final Perserikatan tahun 1985. Laga yang digelar di Stadion Utama Senayan Jakarta, sekarang Stadion Gelora Bung Karno, pada 23 Februari 1985 itu, berlangsung panas. PSMS keluar sebagai juara setelah menang adu penalti dengan skor 3-2. Selain panas, laga final tersebut juga mencatatkan rekor jumlah penonton terbanyak. Laga itu disaksikan oleh kurang lebih 150 ribu penonton. Akibatnya, stadion  kelebihan muatan sehingga banyak menonton yang harus menyaksikan pertandingan dari luar. Atensi penonton yang sebesar itu menunjukkan bahwa Persib dan PSMS merupakan dua tim besar yang menjadi representasi suatu wilayah beserta masyarakatnya.

Dengan kembalinya PSMS, maka laga klasik itu bisa terulang. Makin seru lagi, sebab pelatih PSMS saat ini, Djadjang Nurdjaman (Djanur), merupakan mantan pelatih Persib. Djanur merupakan sosok penyumbang gelar juara untuk Persib, baik ketika masih menjadi pemain maupun pelatih. Djanur pula yang membantu Persib mengakhiri puasa gelar selama hampir dua dekade dengan menjuarai Liga Super Indonesia (LSI) 2014.

Derby Jawa Timur: Persebaya vs Arema FC

Salah satu laga derby yang panas adalah laga Persebaya vs Arema FC.  Persebaya dan Arema FC merupakan wajah sepak bola Jawa Timur dengan rivalitas yang tinggi. Sebelum ada Arema FC, Persebaya yang berdiri sejak tahun 1927, menjadi identitas sepak bola Jawa Timur. Di era Perserikatan, Persebaya merepresentasikan Jawa Timur sebagaimana Persib merepresentasikan Jawa Barat. Tentu, Persebaya tidak hanya mendapat dukungan dari masyarakat Surabaya, tetapi juga masyarakat Jawa Timur di luar Surabaya.

Akan tetapi, setelah Arema berdiri pada tahun 1987 dan mampu menorehkan prestasi, Persebaya menjadi tersaingi. Ketika membahas sepak bola Jawa Timur, orang tidak lagi sekadar mengatakan Persebaya, tetapi juga Arema FC. Singaktnya Persebaya tidak menjadi satu-satunya lagi di Jawa Timur.

Rivalitas keduanya juga semakin panas manakala suporternya juga memiliki rivalitas yang kuat. Ya, Aremania dan Bonek merupakan salah satu wajah rivalitas suporter sepak bola di Indonesia yang cukup beringas. Ketika Persebaya vakum bertahun-tahun lantaran tidak diakui PSSI, laga derby itu pun terpaksa berhenti. Oleh karena itu, kembalinya Persebaya ke kompetisi kasta tertinggi membuat laga derby ini menjadi menarik untuk dinanti.

Semoga saja perjalanan menuju Liga 1 2018 lancar jaya dan kedua laga menarik tersebut bisa terlaksana. Segera.

Author: Riri Rahayuningsih (@ririrahayu_)
Suka sepak bola tetapi bukan gadis tribun