Nasional Bola

Angel Alfredo Vera dan Ekspektasi Terhadapnya di Persebaya

Gelaran Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 kemarin berhasil meroketkan nama Angel Alfredo Vera. Sosok pelatih berkewarganegaraan Argentina tersebut dinilai punya peran besar atas titel juara yang direngkuh oleh Persipura Jayapura. Padahal dirinya tidak menangani Boaz Solossa dan kolega sedari awal turnamen, melainkan datang saat tim Mutiara Hitam sedang terseok-seok di pertengahan TSC 2016.

Vera didatangkan oleh manajemen Persipura guna menggantikan Jafri Sastra yang dinilai gagal mengangkat performa tim. Ajaibnya, meski punya masa adaptasi yang singkat, Vera malah sukses menyulap Persipura menjadi tim yang tangguh. Membesut Persipura di 21 laga, rekor Vera sangat impresif dengan menghadirkan 15 kemenangan, 4 hasil seri dan cuma 2 kali tumbang.

Jargon Veni, Vedi, Veci (aku datang, aku lihat dan aku menang) yang dipopulerkan kaisar Romawi, Julius Caesar, di Peperangan Zela melawan Pharnaces II ratusan abad yang lalu seolah diimplementasikan secara sempurna oleh Vera di Bumi Cendrawasih. Kenyataan itu pada akhirnya membuat Vera kebanjiran puja dan puji dari penikmat sepak bola nasional.

Persipuramania, suporter setia tim Mutiara Hitam, pun gembira dengan sepak terjang Vera yang semasa aktif bermain sempat merumput bersama Persekap Pasuruan dan PSS Sleman. Akan tetapi, harapan mereka untuk melihat kolaborasi Vera dan Persipura berlangsung lebih lama pupus jelang bergulirnya kompetisi Go-Jek Traveloka Liga 1.

Dua hari sebelum Liga 1 menjalani sepak mula perdana, posisi Vera secara resmi digantikan oleh Liestiadi, eks pelatih Persegres Gresik United. Hal ini tentu menyulut kontroversi, tak hanya di kalangan Persipuramania, tapi juga pencinta sepak bola nasional. Persipura laksana kacang yang lupa kulitnya karena melengserkan Vera walau yang bersangkutan telah berjasa membawa klub tersukses di Indonesia dalam kurun satu dekade terakhir itu menjadi jawara TSC 2016.

Baca juga: Menanti Kiprah Persipura di Tangan Liestiadi

Namun manajemen tim Mutiara Hitam mengklarifikasi jika pencopotan Vera bukan akibat ketidakpuasan terhadap performa tim selama ditukangi lelaki berumur 44 tahun itu. Alasan utama Vera dicopot adalah lisensi kepelatihannya yang tidak sesuai dengan regulasi di Liga 1. Manajemen berdalih jika langkah yang mereka ambil merupakan itikad baik demi menghindari problem di kemudian hari. Meski kecewa, Vera menerima keputusan pahit itu dengan legowo.

Setelah cukup lama tak terdengar kabarnya, pada hari Sabtu (27/5) kemarin, nama Vera kembali mengapung ke permukaan. Secara resmi, Vera ditunjuk sebagai pelatih baru oleh klub yang tengah bertempur di Liga 2, Persebaya Surabaya.

Vera menempati posisi yang ditinggalkan Iwan Setiawan usai mantan pelatih Pusamania Borneo FC itu diputus kontraknya beberapa waktu lalu sebagai dampak jebloknya performa tim Bajul Ijo di lapangan dan perselisihannya dengan Bonek, pendukung setia Persebaya.

Vera sendiri berhasil mengalahkan beberapa nama kondang lain semisal Aji Santoso, Jaya Hartono dan Timo Schuenemann yang sebelumnya juga masuk sebagai kandidat pelatih baru Persebaya.

Manajemen tim Bajul Ijo menyebut bila Vera adalah opsi terbaik dari sejumlah nama yang diapungkan publik, khususnya Bonek. Tidak terikatnya Vera dengan klub lain membuat proses negosiasi di antara kedua belah pihak juga berjalan lebih mudah.

“Kami sudah melakukan kontak dengan sejumlah nama. Dan pilihan kami akhirnya jatuh pada Alfredo Vera. Insya Allah dia adalah sosok yang paling pas untuk menangani Persebaya”, terang Presiden Persebaya, Azrul Ananda, seperti dikutip dari Jawapos.

Lebih lanjut, Azrul juga mengungkapkan jika terpilihnya Vera sebagai pelatih baru dikarenakan bekas pembesut Persela Lamongan dan Persegres Gresik United itu sudah punya perencanaan matang bagi tim selama libur kompetisi. Pihak manajemen menilai jika itu adalah nilai plus tersendiri.

Mengetahui curriculum vitae sang pelatih anyar yang cukup baik, Bonek pun menyambut keputusan manajemen dengan hangat. Mereka berharap jika Vera bisa membawa Persebaya berprestasi, yakni dengan promosi ke Liga 1, seperti yang dilakukannya bersama Persipura saat menjuarai ajang TSC 2016 yang lalu. Diakui atau tidak, kedatangan Vera memang menghadirkan ekspektasi yang cukup tinggi di kalangan Bonek.

Baca juga: Surat untuk Bonek

Sebagai salah satu kesebelasan yang difavoritkan menjadi kampiun Liga 2 dan berlaga di Liga 1 per musim depan, status sebagai pelatih Persebaya menyediakan sebuah tantangan tersendiri. Saya pun meyakini bahwa Vera telah mengerti dengan situasi tersebut sehingga dirinya siap menerima tekanan apapun yang muncul.

Dikenal sebagai salah satu suporter yang amat kritis, setiap tindak tanduk Vera di dalam maupun luar lapangan nanti pasti takkan luput dari perhatian Bonek. Jika segala sesuatunya berjalan baik, dengan senang hati Bonek akan menghadiahi Vera dengan pujian. Namun bila ada sesuatu yang salah, Bonek pasti takkan sungkan untuk melontarkan kritikan tajam.

Pencapaian gemilang plus kemampuan beradaptasinya yang cepat ketika di Persipura juga akan selalu jadi tolok ukur dan bahan komparasi Bonek atas penampilan tim. “Pelatih sudah pasti mengerti jika dirinya sedang menangani sebuah klub fenomenal di tanah air. Pasti akan ada tekanan karena hal tersebut alamiah.”, papar Andie Peci, salah satu pentolan Bonek seperti dirangkum dari emosijiwaku.

Jeda kompetisi Liga 2 selama bulan Ramadan ini harus betul-betul dimanfaatkan Vera guna beradaptasi dan mengenal karakter ngotot khas Persebaya. Pendekatan personal dengan para pemain jadi hal yang mutlak untuk dilakukan sehingga Vera dapat mengevaluasi kelebihan dan kekurangan yang ada di skuatnya sehingga kebutuhan strategisnya pun dapat terpenuhi.

Salah satu harapan Bonek yang begitu santer terdengar adalah Vera diwajibkan mampu membuat Rishadi Fauzi dan kawan-kawan bisa tampil konsisten sepanjang 90 menit atau bahkan lebih. Permintaan itu terbilang wajar lantaran di empat partai yang telah dilakoni Persebaya, kondisi fisik pemain tampak anjlok saat pertandingan masih menyisakan dua puluh menit tersisa.

Rezim kepelatihan Vera di Persebaya diawali dengan sebuah ekspektasi tinggi dan pekerjaan rumah yang lumayan banyak. Kini, sudah menjadi kewajiban baginya untuk meyakinkan pihak manajemen dan Bonek jika kepercayaan yang mereka letakkan di pundaknya sama sekali tidak salah.

Selamat bertugas, Vera. Salam satu nyali. Wani!

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional