Sepak bola Brasil tengah bergairah. Pada ajang Pra-Piala Dunia 2018 zona Amerika Latin atau CONMEBOL, Selecao sudah memastikan satu tempat di Rusia tahun depan meski masih menyisakan empat pertandingan lagi. Kini virus kebangkitan menular ke klub-klub yang berpartisipasi di Copa Libertadores 2017.
Baca juga: Tite: Pelatih yang Mengembalikan Optimisme Brasil
Tahun 2016 bukanlah periode yang baik untuk tim nasional Brasil. Kegagalan di fase grup Copa America Centenario serta dua hasil imbang kontra Uruguay dan Paraguay dalam lanjutan Pra-Piala Dunia 2018 dialami anak asuh Dunga itu. Namun, semua mulai berubah sejak era baru kepelatihan Tite.
Delapan kemenangan beruntun ditorehkan dengan rincian 20 gol dan hanya kemasukan sekali, termasuk hasil sensasional tiga gol tanpa balas atas rival abadi, Argentina. Di peringkat FIFA terbaru pun, Brasil kokoh di peringkat pertama, berbanding pos ketujuh saat kali pertama tampil di Pra-Piala Dunia 2018 zona CONMEBOL.
Kebangkitan sepak bola Brasil ternyata tak berhenti sampai di situ. Pada laga pamungkas fase grup turnamen kasta tertinggi antarklub Amerika Latin, Copa Libertadores 2017, tengah pekan lalu, klub-klub asal Negeri Samba berjaya dan mencatatkan rekor sebagai juara grup terbanyak setidaknya dalam satu dekade terakhir.
Dari delapan wakilnya, enam di antaranya lolos ke babak 16 besar, sementara dua lainnya, Chapecoense dan Flamengo, tidak lantas tersingkir, tapi memulai petualangan baru di Copa Sudamericana menyusul finis masing-masing di peringkat ketiga. Sementara itu lima dari enam yang lolos, sukses meraih status sebagai juara grup.
Botafogo, Santos, Palmeiras, Atletico Mineiro, dan Gremio, mampu melewati adangan tim-tim sekelas Estudiantes, Guarani, hingga juara bertahan Atletico Nacional. Sementara satu lainnya, Atletico Paranaense, lolos sebagai runner-up di bawah San Lorenzo pada klasemen akhir Grup 4. Santos merupakan satu-satunya tim yang tak pernah merasakan kekalahan di fase grup Copa Libertadores 2017.
Kehadiran lima juara grup asal Brasil jelas menimbulkan harapan tinggi dan rekor tersendiri. Pasalnya mereka akan berada di pot satu dan bakal menghadapi lawan yang relatif lebih ringan di fase selanjutnya. Sementara sejarah mencatat, kali terakhir ada enam tim asal Brasil yang lolos ke babak 16 besar, salah satunya bakal jadi juara.
Hal tersebut terjadi saat Atletico Mineiro jadi jawara edisi 2013 lalu. Ketika itu, klub berjuluk Galo tersebut diperkuat duet penyerang top skor Copa Libertadores, Jo dan Diego Tardelli, yang bangkit dari kekalahan pada laga pertama dari tim asal Paraguay, Olimpia, dan menang lewat drama adu penalti.
Kini Mineiro kembali jadi tim paling superior di fase grup dengan koleksi 13 poin dan selisih gol mencapai 11. Pencapaian dan bayang-bayang deja vu ini juga didukung duo pemain yang loyal dalam mencetak gol ke gawang lawan, Fred dan Juan Cazares, yang total mengemas 11 gol. Meski demikian bukan berarti tim asal Brasil lainnya tidak berpeluang jadi juara.
Sejarah mencatat klub Campeonato Brasileiro Serie A sempat mendominasi empat musim beruntun di Copa Libertadores sejak 2010 hingga 2013, dimulai dari Internacional, Santos, Corinthians, hingga Mineiro. Sayangnya tiga musim terakhir trofi tersebut belum jua kembali ke Brasil, di mana dua tahun menetap di Argentina masing-masing San Lorenzo dan River Plate, serta musim lalu diraih Nacional yang berasal dari Kolombia.
Mampukah Brasil menunjukkan kebangkitannya sekali lagi lewat kiprah klubnya di Copa Libertadores? Perjalanan memang masih panjang, tapi keenam wakil Negeri Samba punya segalanya untuk mewujudkan hal tersebut.
Author: Perdana Nugroho
Penulis bisa ditemui di akun Twitter @harnugroho