Tak dapat dipungkiri bahwa Real Madrid tengah mengalami krisis di awal musim ini. Baru memasuki jornada 12 La Liga, Los Blancos sudah tertinggal 10 poin dari pemuncak klasemen sekaligus seteru abadi mereka, Barcelona. Selisih poin sebanyak ini tentu tidak bisa dihiraukan, dan mengingat form Madrid akhir-akhir ini, Barcelona bahkan memiliki peluang untuk memperlebar jarak karena kedua tim belum bertemu hingga saat ini.
Namun, masalah form tentunya bisa diurus karena hanya bersifat sementara, dan Madrid memiliki mental juara di dalam skuatnya. Yang menjadi masalah terbesar bagi Zinedine Zidane justru adalah isu mengenai perpecahan yang terjadi antara dua pemain yang dapat dikatakan memiliki pengaruh besar di skuat, Sergio Ramos dan Cristiano Ronaldo. Konflik antara Ramos dan Ronaldo, apabila benar terjadi, bisa berakibat buruk bagi Zidane kedepannya.
Disinyalir, awal dari keretakan hubungan Ramos dan Ronaldo adalah ketika sang megabintang asal Portugal mengkritik skuat Madrid selepas kekalahan melawan Tottenham Hotspur di Liga Champions. Kala itu, Ronaldo menyatakan bahwa Los Merengues harus menyesuaikan diri ketika ditinggal pemain-pemain berkualitas seperti Pepe, James Rodriguez, serta Alvaro Morata.
Peraih Ballon d’Or empat kali tersebut juga menambahkan bahwa beberapa pemain muda yang dipercaya Madrid saat ini tak cukup untuk menambal kedalaman skuat.
Ucapan Ronaldo ini mengundang kritik dari Ramos. Kapten Real Madrid tersebut menyatakan bahwa perkataan Ronaldo mengenai skuat Madrid yang tidak lebih kuat dibanding musim lalu adalah salah. Ramos mengatakan bahwa perkataan Ronaldo hanyalah bentuk frustrasi sang penyerang karena ia tak mencetak banyak gol.
Tak hanya itu, dilansir dari Daily Mail, ia juga menyayangkan mengapa Ronaldo tidak memuji pemain yang saat ini berada di klub, alih-alih memberikan pujian kepada pemain yang saat ini bahkan tidak bermain bagi Madrid.
Keadaan bertambah panas ketika Ramos mengomentari sikap Ronaldo yang tidak melakukan selebrasi bersama tim ketika Isco Alarcon mencetak gol dalam laga melawan Las Palmas. Kala itu, Isco memang sebenarnya hanya tinggal menyeploskan bola ke gawang lawan setelah Ronaldo secara brilian mampu melewati lawan dan menyodorkan umpan ke kotak penalti, namun ia terlihat tidak puas karena bukanlah ia yang mencetak gol. Ramos sebagai kapten pun memberikan tanggapannya, yang mungkin tak enak didengar bagi Ronaldo.
“Kita semua tahu seperti apa Ronaldo.”
“Semuanya akan menjadi tidak menyenangkan baginya apabila ia tidak mencetak gol. Namun, ia tak dapat disalahkan karena ia memberikan segalanya bagi tim.”
Puncaknya adalah ketika Ramos ditanya oleh Marca mengenai masa depan Ronaldo, secara santai dan sarkastik, ia menjawab bahwa ia tak tahu dan menyarankan sang reporter untuk bertanya langsung kepada Ronaldo.
Lalu, mengapa perpecahan ini menjadi mimpi yang teramat buruk bagi Zidane? Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kedua pemain ini memiliki pengaruh yang sangat besar di skuat Madrid saat ini. Apabila kedua pemain ini pecah kongsi, kemungkinan besar ruang ganti Madrid akan terbagi menjadi dua kubu, kubu Ramos dan kubu Ronaldo.
Ramos adalah kapten tim, sekaligus representasi paling besar sekaligus berpengaruh dari Spanyol di skuat Madrid. Sudah tentu pemain Spanyol lain, seperti contohnya Isco, Marco Asensio, Nacho Fernandez, dan yang lain yang ada di skuat, akan berada di belakangnya. Ramos juga terkenal akan loyalitasnya kepada Madrid, dan ia adalah figur yang dicintai para Madridista.
Pengaruh Ronaldo di skuat juga tak kalah besar. Betapapun menurunnya performa di La Liga, saat ini ia masih tercatat sebagai top skor di Liga Champions. Ia berkawan karib dengan pemain bintang lain di Madrid, salah satunya adalah wakil kapten, Marcelo. Selain itu, megabintang seperti dirinya pasti diidolakan oleh banyak pemain muda, dan juga ia memiliki basis suporter yang sangat kuat.
Kerugian Madrid dalam segi finansial akan sangat besar apabila kehilangan Ronaldo. Terlebih lagi, ia juga pemain favorit Florentino Perez, Presiden Madrid saat ini.
Meskipun begitu, Zidane sepertinya yakin bahwa konflik yang dialami Ronaldo dan Ramos akan segera berakhir. Ia yakin bahwa perpecahan ini tidak akan merembet ke skuat, dan semuanya akan baik-baik saja.
“Sergio adalah orang yang sangat pintar, ia dapat mengatakan apa yang ia inginkan. Begitu juga dengan Cristiano, mereka adalah pesepak bola yang cerdas, dan ketika mereka berbeda pendapat, itu adalah hal yang biasa.”
“Semuanya akan baik-baik saja, masalah di antara mereka akan segera berakhir.”
Bagi Zidane, hal ini tentunya adalah hal terakhir yang ia inginkan di kariernya saat ini. Madrid besutan Zidane dinilai banyak orang sebenarnya biasa saja dalam soal taktikal, namun kemampuannya untuk mengelola kebahagiaan anak asuhnya yang membuat Madrid begitu perkasa musim lalu.
Zidane mampu menjaga mood di antara anak buahnya tetap positif, hingga terbawa ke performa di lapangan. Namun, apabila saat ini keharmonisan tim sudah tak dapat dijaga, apakah masih layak mempertahankan manajer yang juga merupakan legenda klub ini?
Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket