Beberapa minggu yang lalu, tepatnya ketika Santi Cazorla bakal absen dalam waktu yang lebih lama, banyak nama gelandang yang langsung dihubungkan dengan Arsenal. Mulai dari Leon Goretzka, hingga Thomas Lemar. Namun ada satu nama yang lebih realistis, pun tetap berkualitas, yaitu Ruben Loftus-Cheek.
Sosok Ruben Loftus-Cheek tengah menjadi fenomena di Liga Primer Inggris. Ia baru saja merasakan debut bersama timnas Inggris ketika mengahadai Jerman. Dan sungguh memuaskan, pemain berusia 21 tahun tersebut tampil gemilang dan mendapatkan pujian melimpah dari berbagai pihak, salah satunya Gereth Southgate, pelatih timnas Inggris.
Saat ini, Ruben adalah pemain Crystal Palace dengan status pinjaman dari Chelsea. Pemain muda yang bisa bermain sebagai gelandang bertahan dan gelandang sentral tersebut tidak masuk dalam rencana pelatih Chelsea saat ini, Antonio Conte. Oleh sebab itu, Ruben memutuskan untuk hengkang demi mendapatkan menit bermain.
Keputusan berani diambil Ruben ketika memilih Palace ketimbang bergabung dengan rekan-rekannya yang biasanya dikirim Chelsea ke Vitesse di Eredivisie Belanda. Bermain di “klub semenjana” untuk pemain muda berarti menantang kerasnya liga langsung dari depan. Ruben membuktikan bahwa dirinya begitu bernyali.
Baca juga: Ruben Loftus-Cheek Punya Nyali
Ruben tidak terbawa suasana. Ia tidak terseret performa Palace yang sangat buruk di paruh awal musim 2017/2018. Saat ini, Palace tengah duduk dengan menyedihkan di dasar klasemen dengan empat poin. Di tengah keterpurukan, pesona Ruben tidak tenggelam. Ia justru tampil konsisten dan menjadi figur penting di lini tengah Palace.
Atas konsistensi dan performanya, Ruben mendapatkan hadiah berupa debut bersama timnas. Sebuah pencapaian yang menggambarkan dengan sangat telak bahwa Ruben tak gentar dengan tekanan. Ia menantang tekanan tersebut dan di usia yang masih muda, kemampuan dasarnya semakin terpoles.
Ruben mendapatkan semua yang ia butuhkan untuk berkembang ketika bermain untuk Palace. Menit bermain, kepercayaan, kebugaran, semua ia rasakan sejauh ini. Situasi akan sangat berbeda apabila Ruben bertahan bersama Chelsea atau bermain di Liga Belanda. Semua kemewahan tersebut belum tentu bisa ia nikmati.
Chelsea baru saja mendatangkan Tiemoue Bakayoko dari AS Monaco. Pemain asal Prancis tersebut, apabila bebas dari cedera, akan selalu mendapatkan kesempatan bermain. Sementara itu, rekan Bakayoko di lini tengah Chelsea, N’Golo Kante jelas tak mungkin duduk di bangku cadangan. Ruben juga akan kesulitan bersaing dengan Cesc Fabregas yang menjadi cadangan Bakayoko dan Kante.
Musim depan, situasi ini kemungkinan belum akan berubah, kecuali Fabregas mengalami penurunan performa yang signifikan. Namun, meski Chelsea “membuang” Fabregas, Ruben pun masih akan menjadi pilihan kesekian. Bangku cadangan yang justru akan ia akrabi dengan bertahan bersama Chelsea.
Jika Palace degradasi, jelas tak mungkin merelakan potensi besar Ruben hanya untuk bermain di divisi Championship. Bukan mengkerdilkan Palace, namun dengan bakatnya, Ruben layak untuk bermain bersama salah satu tim di Liga Primer Inggris. Situasi inilah yang bisa dimanfaatkan Arsenal untuk melakukan pendekatan.
Kecocokan spesifikasi
Ruben akan sangat cocok memperkuat tim yang terbiasa bermain menggunakan umpan-umpan pendek. Kedua kakinya hidup, membuat Ruben dapat dengan mudah mendistribusikan bola ke segala arah dengan leluasa. Tingkat pressing resistance yang mendapat pujian dari Southgate menjadi nilai lebih.
https://www.youtube.com/watch?v=u3phewyntbE
“Kelebihannya adalah menerima bola di belakang lini gelandang lawan, lalu berlari menuju gawang, dan melewati beberapa pemain. Ia bisa mempertahankan bola di bawah tekanan lawan, yang mana sebuah kemampuan yang sangat baik untuk dikuasai,” ungkap Southgate kepada ESPN FC.
Berpengalaman bermain sebagai gelandang bertahan membuat Ruben punya sisi bertahan yang tidak terlalu buruk, meski masih bisa dipoles lagi. Ia ulet ketika menekan lawan yang tengah menguasai bola. Pun, Ruben dapat mempertahankan penguasaan bola ketika gantian mendapatkan tekanan dari lawan.
Di skuat Arsenal saat ini hanya Jack Wilshere yang punya kemampuan serupa, dan tentu saja Cazorla yang tengah menepi. Bahkan di timnas Inggris sendiri pun hanya Adam Lallana yang punya spesifikasi yang sama. Kemampuan Ruben di lini tengah akan menyelesaikan masalah menemukan pemain yang bisa mendistribusikan bola demi meringankan beban Granit Xhaka.
Mengapa harus Ruben?
Sebenarnya, tentu saja, Arsenal tidak harus membeli Ruben. Namun, dari beberapa nama yang sebelumnya dihubungkan dengan The Gunners, mendatangkan Ruben mungkin akan jauh lebih mudah ketimbang nama lainnya.
Misalnya Leon Goretzka, di mana peminat si pemain terbentang dari Jerman (Bayern München), Spanyol (Barcelona), dan Inggris (Liverpool dan Tottenham Hotspur). Deretan peminat yang tentu punya daya tawar sekuat, atau bahkan lebih kuat ketimbang Arsenal.
Ruben adalah pemain asli Inggris, yang mana akan menjadi keuntungan tersendiri. Dan jika Chelsea belum akan menyertakan Ruben ke dalam rencana jangka panjang, harga si pemain tentu tak akan terlalu tinggi. Katakanlah 30 juta paun, di mana seharusnya Arsenal tak bermasalah dengan banderol tersebut.
Segala situasi terkait Ruben cukup menguntungkan Arsenal. Apakah Ruben akan menjadi solusi yang tak terpikirkan untuk Arsenal?
Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen