Bahkan di saat-saat sulit sekalipun, selalu ada hal baik yang muncul yang juga tidak terduga sebelumnya. Persib Bandung mengalami musim yang boleh dibilang di luar perkiraan. Realita yang terjadi tidak sesuai dengan ekspektasi sebelumnya. Alih-alih menjadi kekuatan besar, Maung Bandung justru tampil melempem sepanjang kompetisi. Meskipun demikian, ada beberapa hal baik yang terjadi.
Seperti secercah cahaya yang muncul setelah badai hebat, berikut beberapa hal positif yang muncul di musim buruk yang dialami oleh Persib Bandung:
Febri Hariyadi siap menjadi tumpuan
Musim kompetisi kali ini menjadi momentum perkembangan dari pemain yang akrab disapa Bow ini. Ia sudah melewati banyak fase dan mesti terus melaju ke tahap yang lebih baik lagi. Febri menjadi tumpuan tim Persib dan mereka sangat kesulitan ketika Febri mesti membela timnas Indonesia di ajang SEA Games 2017.
Tergantung sudut pandang mana yang Anda gunakan, tapi Febri Hariyadi yang menjelma menjadi tumpuan serangan Persib jelas merupakan sebuah fenomena. Di satu sisi, ini adalah sesuatu yang positif di mana seorang pemain muda bisa mendapatkan banyak porsi bermain. Di sisi lain, ini berarti tim Maung Bandung menggantungkan nasib mereka kepada seorang pemain muda. Ke mana peran pemain lain yang lebih senior dan berpengalaman?
Deden Natshir mampu menjawab tantangan
Regenerasi posisi kiper di tubuh tim Persib Bandung berjalan dengan sesuai rencana. Muhammad “Deden” Natshir sudah mampu menggantikan peran dari seniornya, I Made Wirawan. Meskipun terperosok ke posisi yang mengenaskan, tingkat kemasukan Persib Bandung tidak terlalu buruk. Mereka merupakan tim yang paling sedikit kemasukan di Liga 1 dengan 30 gol. Selain karena pertahanan tim yang juga memang bermain cukup baik, peningkatan penampilan dari Deden Natshir tentu tidak bisa disepelekan begitu saja. Deden sudah siap menempati posisi kiper utama Persib. Meskipun demikian, ia masih mesti meningkatkan kemampuannya lagi.
“Kemunculan” gemilang Henhen Herdiana
Di antara pemain muda yang baru muncul di musim kompetisi kali ini bagi Persib, Henhen mengalami perkembangan yang pesat ketimbang Angga Febriyanto dan Ahmad Basith. Pada awalnya hanya dimainkan sebagai bagian dari regulasi, Henhen bahkan kemudian terus berkembang hingga dimainkan secara reguler. Dari pemain yang bahkan selalu terlihat gugup ketika dimainkan, hingga menjadi pemain yang bahkan tetap bermain bagus meskipun sudah diberikan sikap negatif oleh pemain lawan.
Achmad Jufriyanto sudah siap memimpin tim
Berpindahnya jabatan kapten tim memang terkadang sesuatu yang lumrah juga terjadi di sebuah tim sepak bola. Di tengah kondisi tim yang sulit, pemain yang akrab disapa Jupe ini cukup baik menjalankan tugasnya untuk memimpin tim. Ia bisa memimpin rekan-rekannya dari lini belakang, sekaligus berkomunikasi dengan perangkat pertandingan.
Momentum yang pas karena Jupe sendiri sudah bukan lagi pemain muda potensial seperti dirinya dulu ketika masih berseragam Persita Tangerang. Ia kini merupakan pemain dengan pengalaman dan merupakan bek utama tim nasional Indonesia. Kedekatannya dengan para suporter pun membuat Jupe sangat cocok untuk mengemban ban kapten tim.
***
Hal-hal baik yang terjadi di tengah musim yang buruk untuk tim Maung Bandung ini bisa disikapi sebagai modal untuk menghadapi musim depan. Aspek-aspek yang disebutkan di atas adalah kepingan-kepingan yang sudah tersedia. Tinggal bagaimana caranya Persib melengkapi kepingan tersebut dan membuatnya menjadi lebih sempurna.
Yang amat disayangkan adalah apabila hal yang sudah didapatkan di musim ini, tidak menjadi bahan evaluasi untuk musim ke depannya. Di mana siklus yang terjadi di kancah sepak bola Indonesia biasanya adalah setiap musim baru digelar, setiap tim mengulangi lagi pembentukan tim mereka dari titik awal lagi.
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia