Major League Soccer (MLS) musim ini diwarnai dengan “kepergian” dua legenda sepak bola dunia. Ricardo Kaká dan Andrea Pirlo telah resmi menanggalkan baju kesebelasan masing-masing dengan tujuan berbeda. Kaká masih berpotensi untuk kembali bermain di Brasil, sedangkan Pirlo akan pensiun.
Sebagai dua insan sepak bola yang bergelimang gelar dan banjir ketenaran di masa jayanya, keduanya tentu sangat layak mendapat kado manis di laga terakhirnya. Akan tetapi, yang didapat dua alumnus Serie A ini justru sangat jauh dari harapan, karena klub mereka mendapat hasil negatif di menit terakhir keduanya mengenakan seragam klubnya.
Dimulai dari Orlando City klub tempat Kaká bermain, pada pertengahan Oktober lalu mereka harus mengakui keunggulan Columbus Crew dengan skor tipis 1-0. Sangat disayangkan, karena sebelum laga dimulai Kaká sudah berpidato mengenai perpisahannya, dengan berurai air mata.
Nahasnya, akhir pekan lalu nasib serupa juga dialami Pirlo, bahkan bisa dibilang lebih buruk. Jika Kaká masih mendapat menit bermain yang mencukupi di pertandingan terakhirnya, Pirlo justru baru diturunkan jelang akhir laga saat New York City FC (NYCFC) tersisih di semifinal MLS karena kalah agregat dari Columbus Crew.
Kalah 1-4 di leg pertama, NYCFC butuh tiga gol agar bisa melaju ke final Eastern Conference. Situasi sebenarnya sudah berjalan lancar hingga menit ke-53, setelah eksekusi penalti David Villa dan gol Andraz Struna membawa tim asuhan Patrick Vieira unggul 2-0.
Hanya butuh satu gol lagi, maka momen dramatis itu akan terjadi. Namun sayangnya, hingga pertandingan menjelang akhir, belum ada gol yang kembali tercipta di Yankee Stadium. Butuh tambahan kreasi, maka Pirlo pun dimasukkan tepat di menit ke-90. Sayangnya, dengan waktu yang sangat minim, penyihir lapangan hijau dari Italia itu gagal menunjukkan daya magisnya.
Bahkan, leg kedua semifinal ini adalah penampilan pertama Pirlo dalam enam pertandingan terakhir. Di lima laga sebelumnya, ia dengan sabar mendekam di bangku cadangan tanpa sekalipun diturunkan.
Apa yang dialami Kaká dan Pirlo ini seperti mengikuti jejak pemain lain yang gagal merayakan partai terakhirnya dengan kemenangan. Sebelumnya, ada Paolo Maldini dan Steven Gerrard yang harus mengakui keunggulan lawan di laga perpisahannya.
Maldini yang melakoni partai terakhirnya di San Siro terpaksa melihat timnya dikalahkan AS Roma dengan skor 2-3, sedangkan Gerrard malah lebih tragis karena Liverpool dibantai 6-1 oleh Stoke City di Britannia Stadium.
Meski catatan emas perjalanan karier mereka diakhiri dengan setitik noda, nama mereka tetap layak diabadikan dalam buku nostalgia pesepak bola hebat sedunia. Sampai jumpa lagi, Kaká dan Pirlo. Semoga di fase karier selanjutnya kalian tetap sukses seperti ketika menjinakkan bola di kedua kaki kalian.
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.