Penampilan David de Gea di masa-masa saat ini memang menunjukan betapa spesialnya kiper asal Spanyol ini. Alkisah, disebutkan bahwa manajer legendaris Sir Alex Ferguson hanya absen tiga kali ketika menangani Manchester United dalam ribuan pertandingan selama kurang lebih 27 tahun.
Yang pertama adalah ketika ia menghadiri pemakaman saudara iparnya, yang kedua adalah ketika pernikahan putranya, dan terakhir adalah ketika ia mengamati langsung David de Gea. Beberapa pihak bahkan menyebut bahwa de Gea merupakan saingan Manuel Neuer sebagai kiper terbaik dunia saat ini.
Maka rasanya menjadi wajar apabila saat itu Sir Alex bahkan sampai rela tidak mendampingi anak asuhnya hanya untuk mengamati langsung seorang David de Gea.
Tetapi, segala sesuatunya tidak berjalan dengan mudah. De Gea tidak secara tiba-tiba berada di titik di mana ia berpijak saat ini.
Semua masih ingat bagaimana “perkenalan” de Gea ke kancah sepak bola global ketika ia memainkan debut kompetitifnya bersama United di ajang Community Shield tahun 2011 melawan Manchester City. De Gea tampak kikuk dan kemasukan gol mudah dari Edin Dzeko.
Perjalanan musim tersebut juga sangat berat. United kehilangan gelar juara Liga Primer Inggris kepada City. Terlebih, penampilan de Gea benar-benar mengecewakan. Kala itu, fisiknya tampak begitu rapuh untuk menghadapi kerasnya Liga Primer Inggris.
Bola selalu terlepas dari tangkapan de Gea ketika ia terbang menyambut bola. Pengambilan keputusannya juga sering kurang tepat. Dan dosa kemasukan enam gol di Old Trafford ketika berhadapan dengan City tentu menjadi sesuatu yang tidak mudah untuk dilupakan begitu saja.
De Gea tidak mengalami keistimewaan banyak kiper lain yang langsung mendapatkan tempat utama di sebuah kesebelasan. Ia termasuk ke dalam mereka-mereka yang mesti berjuang untuk mendapatkan sesuatu yang sudah menjadi hak mereka.
Meskipun diberikan ekspektasi sebagai suksesor Edwin van der Sar, penampilan buruk di awal-awal kariernya di United membuat posisinya sempat tergeser oleh Anders Lindegaard.
Hal tersebut terus berlanjut ke masa-masa pelatih United selanjutnya. Dari David Moyes hingga kini ditangani oleh Jose Mourinho, de Gea selalu berada di situasi yang sangat kompetitif bahkan hanya sekadar untuk mempertahankan posisinya sebagai kiper utama sebuah tim.
BACA JUGA: Warna-Warni Karier Edwin van Der Sar
Tapi kualitas de Gea kemudian semakin berkembang setiap tahunnya. Anda tentu masih ingat bagaimana ia menghentikan tendangan bebas Juan Mata ketika sang penendang masih berseragam Chelsea.
Kemudian, ketika ia menahan tembakan keras Xabi Alonso dengan kakinya, lalu ementahkan peluang Raheem Sterling dalam situasi satu lawan satu, serta penyelamatan-penyelamatan luar biasa lain yang begitu membuat siapapun yang melihatnya berdecak kagum.
Pun yang terjadi di timnas Spanyol, de Gea yang sebenarnya sudah tampil baik sejak kelompok usia muda.
Mesti menunggu agak lama bahkan hanya sekadar untuk mendapatkan panggilan di tim senior, ia dipaksa bersabar karena meskipun Iker Casillas sudah semakin dimakan usia, Victor Valdes dan Pepe Reina masih berada dalam daftar tunggu. Hingga akhirnya sejak Piala Eropa 2016 lalu, de Gea menjadi pilihan utama di bawah mistar gawang La Furia Roja.
De Gea memang masih mesti membuktikan diri, yaitu meraih gelar Liga Champions untuk klub yang dibelanya, dan juga memenangkan trofi Piala Dunia atau minimal Piala Eropa, seandainya ia memang merupakan pesaing dari seorang Manuel Neuer.
Satu hal yang pasti, melihat penampilan yang ditunjukan serta pencapaian yang diraih oleh David de Gea saat ini, sudah pasti Sir Alex tidak menyesal pernah melewatkan satu pertandingan mendampingi United. Datang sebagai bocah, de Gea kini sudah menjelma sebagai salah satu kiper terbaik dunia.
Feliz cumpleanos, David de Gea!