Suara Pembaca

Menyusuri Jejak Evolusi Kiper (Bagian Kedua)

Hari-hari ini, tim Big Six Liga Primer Inggris hampir semua bersepakat tentang perlunya melibatkan kiper dalam permainan. Hanya Manchester United yang masih setia dengan pilihan kiper tradisionalnya, David De Gea.

Sementara Tottenham, Arsenal, Chelsea, Manchester City, dan Liverpool, sudah bergerak ke kiper yang memiliki akurasi umpan bagus, dan melibatkan diri dalam usaha mencetak gol. Sesuatu yang dulu tidak dihiraukan.

Pembelian kiper-kiper ini memecahkan rekor biaya transfer kiper pada masanya. Ederson Moraes pada 2017, kemudian Alisson Becker dan Kepa Arrizabalaga pada 2018.

Meskipun begitu, beberapa kiper masih mengandalkan kemampuan tangannya daripada kakinya, yang tentu dengan kemampuan tangan istimewa. Selain De Gea, ada Jan Oblak, tipe kiper yang sekarang disebut sebagai ‘penjaga gawang tradisional’.

BACA JUGA: Menyusuri Jejak Evolusi Kiper (Bagian Pertama)

Grafik ini didapat dari SkySport, yang mencatat rata-rata peningkatan operan akurat oleh kiper dari tahun ke tahun, dan semakin terlibatnya kiper dalam permainan melalui operan pendek. Ini menandakan peningkatan ketenangan kiper dalam menguasai bola.

Pada musim itu, operan pendek yang berakhir dengan tembakan ada 64, sedangkan umpan panjang yang berujung tembakan ada 38. Delapan berujung gol dari operan pendek, dan tiga berbuah gol hasil umpan panjang.

Dari sekian banyak kiper terbaik pada masa kini, yang paling banyak dibicarakan adalah sepasang kiper Brasil, Alisson Becker dan Ederson Moraes. Ben Foster bahkan menyebut Ederson dan Allison telah mengangkat standar seorang kiper menjadi sedemikian tinggi.

Alisson cenderung lebih solid dengan penyelamatan-penyelamatannya yang gemilang, dan dibantu postur tinggi besarnya. Ia memainkan umpan-umpan pendek kepada bek, tapi juga sering kali terlalu nyaman dan nekat hingga beberapa kali melakukan kesalahan yang berujung kebobolan.

Sebaliknya Ederson mungkin memang tidak lebih solid dalam menjaga gawang daripada Alisson, tapi kemampuannya mengumpan bola lebih baik. Ederson tahu kapan harus mengontrol bola, memberi umpan pendek dan umpan panjang.

Gawangnya lebih aman dari kesalahannya sendiri, dan ia telah mencatatkan dua asis selama kariernya di Manchester City. Itu belum termasuk pra-asis yang beberapa kali dilakukannya.

BACA JUGA: Alisson Becker dan Pasar Kiper yang Memanas

Video di bawah ini menunjukkan asis Ederson ke Sergio Aguero di laga kontra Huddersfield.

Peraturan baru tendangan gawang

Musim ini di Liga Primer Inggris ada peraturan baru tendangan gawang (goal kick). Di aturan baru ini, seorang kiper dapat memulai permainan dengan umpan pendek di dalam kotak penalti, tapi tim lawan tidak diperkenankan berada dalam kotak sebelum goal kick diambil.

Aturan baru ini akan sangat menguntungkan bagi tim-tim yang strategi bermainnya membangun serangan dari belakang. Aturan ini memberikan kondisi yang lebih aman bagi kiper, untuk melakukan umpan pendek ketika goal kick.

Kiper akan memiliki lebih banyak kebebasan memilih, dan prosesnya menjadi lebih bervariasi daripada umpan panjang seperti dulu. Penyerang lawan juga tidak bisa menempel bek seperti yang biasa dilakukan sebelumnya.

Diberlakukannya aturan ini semakin menandakan evolusi peran bagi kiper untuk melibatkan diri dalam build-up permainan sebuah tim. Uniknya, kali ini bukan aturan yang mengubah kebiasaan, tapi kebiasaan yang mengubah aturan.

BACA JUGA: Ederson Moraes Pecahkan Rekor Dunia Guinnes untuk Drop Kick

Kredit: Getty Images

Dulu dan kini

Perkembangan peran kiper sebagaimana taktik yang lain, bisa menjadi hal baik ataupun buruk tergantung seberapa efektif taktik ini digunakan, dan bagaimana keseluruhan pemain terlibat menjalankan taktik ini.

Lagi-lagi ini adalah taktik yang akan sangat berguna untuk tim yang memiliki pola dasar membangun permainan dari belakang dan possession football.

Meskipun risikonya tinggi untuk membawa kiper bermain di posisi lebih ke depan, tapi dapat menjadi keuntungan bagi tim untuk terus menguasai bola.

Demikianlah sejarah panjang jejak evolusi kiper. Tugas utamanya tetap dan selalu sama yakni menjaga gawang dari kebobolan, namun perannya berubah dari yang cenderung pasif, menjadi lebih terlibat dalam permainan.

Dulu kiper biasanya hanya menangkap bola dari operan bek dan membuang waktu. Sekarang perannya menjadi lebih inklusif dan dinamis. Seorang kiper bisa mendistribusikan bola, maju keluar dari kotak penalti, kadang-kadang menjadi bek tambahan, dan dituntu memiliki pemosisian diri yang baik dalam build-up play timnya.

 

*Penulis adalah mahasiswa di Bandung yang langit sorenya mendung dan mencintai Chelsea. Bisa disapa di akun twitter @mhafidzff