Suara Pembaca

Ku Mohon MU, Jangan Kau Beri Harapan Palsu…

Laga pekan ke-20 Liga Primer Inggris pada Minggu (29/12) dini hari di Stadion Turf Moor markas Burnley, kembali menjadi pertanyaan bagi setiap fans Manchester United.

Apakah tim favorit mereka bisa meraih kemenangan dan naik ke papan atas klasemen? Atau justru sebaliknya, gagal meraup poin penuh, yang untuk kesekian kalinya membuat mereka menyia-nyiakan peluang memperbaiki peringkat di klasemen?

Pasalnya, sebelum laga melawan Burnley berlangsung, rival The Red Devils di zona lima besar yaitu Tottenham Hotspur, hanya mampu meraup satu poin dari lawannya, Norwich City dengan skor 2-2.

Jika meraih kemenangan, Manchester United bisa kembali ke posisi lima klasemen, sejak terakhir menduduki posisi tersebut di pekan 16.

Namun, bukan tanpa alasan di awal tulisan ini saya mempertanyakan “apakah MU bisa menang saat mereka punya peluang naik ke lima besar klasemen?” Sebab, kecenderungan mereka di musim 2019/2020 adalah konsisten menjauhi papan atas saat peluangnya sudah terbuka lebar.

BACA JUGA: 7 Resep Agar Solskjaer Sukses di Manchester United

Hal tersebut sudah terbukti kala Manchester United menjadi PHP (Pemberi Harapan Palsu) ke para penggemarnya, karena dua kali gagal memanfaatkan peluang naik ke papan atas, khususnya ke zona kompetisi Eropa. Padahal, MU hanya berhadapan dengan dua tim papan bawah, Everton dan Watford.

Saat menjamu Everton yang bertengger di tangga ke-16 klasemen pada pekan ke-17, United sedang dalam kepercayaan diri tinggi, karena di dua laga sebelumnya mereka mampu menang dari dua anggota big six yaitu Tottenham Hotspur di pekan 15, dan rival sekotanya, Manchester City (pekan 16).

Dengan raupan enam poin tersebut armada Ole Gunnar Solskjaer duduk di peringkat enam dan bisa menyalip Spurs yang berada di posisi ke-lima, karena hanya tertinggal satu poin saja.

Akan tetapi, alih-alih mampu menyelesaikan pertandingan dengan kemenangan, Setan Merah yang tampil di Old Trafford justru membuang peluang menggeser Spurs dari peringkat lima, karena hanya sanggup bermain imbang 1-1.

United bahkan tertinggal lebih dulu di babak pertama lewat gol bunuh diri Victor Lindeloef, dan harus diselamatkan oleh sang wonderkid Mason Greenwood di 13 menit terakhir babak kedua.

BACA JUGA: 5 Klub Ini Perlu Awali Tahun Baru dengan Pemain Baru

Sepekan kemudian Manchester United mengulangi kesalahan yang sama, hanya saja kali ini hasilnya lebih buruk dari laga kontra Everton. Ya, secara mengejutkan The Red Devils tumbang dari tuan rumah Watford dengan skor 2-0.

Selain itu, sekali lagi mereka juga membuang kesempatan naik ke lima besar klasemen, padahal di pekan yang sama Tottenham yang berada di atas mereka mengalami kekalahan 0-2 dari Chelsea.

Tidak hanya itu, kekalahan dari Watford juga membuat United yang awalnya berpeluang naik peringkat, justru harus turun dua peringkat dan terdampar ke posisi 8 klasemen, di bawah Sheffield United dan Wolverhampton.

Manchester United memang berhasil bangkit di pekan ke-19 usai membantai Newcastle United 4-1. Namun raihan positif dua tim yang peringkatnya ada di atas mereka yaitu Tottenham dan Wolverhampton, membuat peluang tim pengoleksi 20 gelar liga Inggris tersebut untuk naik ke papan atas harus tertunda.

Kembali ke Turf Moor, Manchester United yang ingin kembali masuk zona lima besar klasemen mendapat tantangan dari Burnley. Meskipun tim papan tengah, The Clarets juga salah satu tim di Liga Primer Inggris yang dikenal sulit dikalahkan. Burnley kuat dalam bertahan jika bermain di kandang sendiri, dan terbukti sudah mengoleksi lima kali nirbobol di kandang musim ini.

Saya sebenarnya sempat khawatir kalau Marcus Rashford dan kolega akan kembali tampil membosankan, dan tidak agresif dalam menyerang seperti laga-laga tandang mereka lainnya. Akan tetapi dalam laga ini, The Red Devils tampil beda 180°, karena mampu mendominasi sepanjang pertandingan.

BACA JUGA: Burnley dan Koleksi Kiper Timnas

Dilansir dari sofascore, Manchester United benar-benar unggul segalanya dari Burnley, mulai dari ball possession sebanyak 62 persen sementara Burnley hanya 38 persen, serta lebih banyak membuat shot on goal sebanyak 14 percobaan (berbanding 8 milik Burnley).

Hasilnya pun berbanding lurus dengan statistik. Manchester United mampu meraih kemenangan dengan skor 2-0, melalui gol yang dicetak oleh Anthony Martial dan Marcus Rashford. Kedua gol tersebut masing-masing terjadi di akhir babak pertama dan injury time babak kedua.

Raihan tiga poin ini membuat anak asuh Ole Gunnar Solskjaer berhasil memanfaatkan dengan baik hasil minor para pesaingnya, untuk kembali naik ke peringkat lima klasemen sementara Liga Primer Inggris, dan tidak lagi memberi harapan palsu kepada para suporternya.

Tentunya, dari kasus yang dialami Manchester United ini, mereka harus mulai belajar untuk tampil konsisten di jalur kemenangan, khususnya meraih kemenangan saat para rivalnya di zona Liga Europa atau Liga Champions mendapat hasil buruk.

Jangan sampai, ketika mereka kembali berpeluang naik ke peringkat yang lebih tinggi di pekan-pekan mendatang, United kembali hanya memberi harapan palsu, dan malah berlaga bak Robin Hood dengan ‘memberikan’ poin untuk tim-tim yang posisinya berada di bawah mereka, seperti yang sering kita lihat sepanjang paruh musim ini.

 

*Penulis adalah mahasiswa jurusan Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran. Bisa disapa di akun twitter @RivaldiFF99