Mungkin nama pemain asal Swedia ini jarang Anda dengar. Bahkan di negaranya sendiri, ia jelas kalah populer dibandingkan sang legenda Zlatan Ibrahimovic atau the rising star, Emil Forsberg dan Victor Lindelof. Namun dalam sepak bola Rusia, terutama bagi pendukung klub CSKA Moskow, pemain yang dikenal dengan permainan keras tanpa kompromi dan kerap mencetak gol penting ini begitu populer dan dicintai.
Rabu dini hari (1/11), Wernbloom mampu mencetak gol penting bagi klubnya kala dijamu FC Basel di stadion St. Jakob Park dalam pertandingan keempat babak penyisihan grup Liga Champions musim 2017/2018. Sempat tertinggal di babak pertama lewat gol Luca Zuffi, klub asuhan Viktor Goncharenko, pelatih asal Belarusia, bangkit pada babak kedua.
Alan Dzagoev membuka asa dengan penyelesaian akhir yang sangat berkelas pada menit ke-65, lalu disusul gol Wernbloom pada menit ke-79 memanfaatkan kesalahan bek Basel dalam menghalau bola. CSKA pun pulang membawa pulang tiga poin penuh.
Sebuah gol yang tentu saja memperpanjang nafas Armeitsy di kompetisi Liga Champions. Kemenangan ini membuat perolehan poin mereka menyamai Basel yang menduduki peringkat kedua di bawah Manchester United, meski kalah dalam selisih gol dan rekor pertemuan dengan klub asal Swis tersebut. Sisa dua pertandingan menjamu Benfica dan bertandang ke Stadion Old Trafford untuk menghadapi Manchester United menjadi pertaruhan terakhir mereka apabila ingin melaju ke babak 16 besar.
Spesialis gol penting
Bukan sekali ini saja Wernbloom mencetak gol penting bagi CSKA. Pemain berusia 31 tahun ini pernah menjadi pahlawan klub pada musim 2014/2015 kala CSKA membutuhkan minimal hasil imbang ketika bertandang ke FK Rostov dalam pertandingan terakhir kompetisi Liga Primer Rusia. Gol sundulannya pada menit ke-88 akhirnya membawa CSKA lolos ke fase grup Liga Champions, sesuatu yang amat disyukuri mengingat kelolosan ke Liga Champions akan membantu meningkatkan kondisi finansial klub.
Tahun 2012, ia juga pernah mencetak gol penyama kedudukan di ajang Liga Champions. Menghadapi Real Madrid di Stadion Luzhniki, Moskow, CSKA sempat tertinggal melalui gol Cristiano Ronaldo, namun ketika pertandingan memasuki menit ke-93, Wernbloom yang merangsek ke kotak penalti Madrid berhasil menjebol gawang Iker Casillas yang kemudian memberi klubnya hasil yang memuaskan menghadapi klub tersukses di Eropa itu.
Wernbloom memang seperti berjodoh dengan CSKA. Ia mendapati masa terbaik kariernya kala bermain di klub ini. Musim ini menandai tahun kelimanya membela panji Merah-Biru, periode paling lama sepanjang kariernya membela sebuah klub. Sebelumnya, Wernbloom paling lama membela sebuah klub selama empat tahun.
Bahkan ketika kini CSKA telah berganti pelatih dari sosok populer, Leonid Slutsky, kepada Goncharenko, posisi Wernbloom di lini tengah masih aman. Dari 15 pertandingan Liga Primer Rusia musim 2017/2018 yang telah berjalan selama ini, Wernbloom telah bermain sebanyak 13 kali.
Adalah IFK Gotenborg, klub top asal Swedia yang menjadi klub profesional pertamanya. Pemain kelahiran kota Kungalv ini menembus tim utama klub yang pernah diperkuat para legenda Swedia macam Thomas Ravelli atau Gunnar Gren ini pada usia 19 tahun.
Naluri gol yang tinggi memang sudah menjadi kelebihan pemain bertinggi 187 sentimeter ini sejak muda, karena ternyata ia sempat bermain sebagai penyerang. Dalam empat tahun bersama IFK Gotenborg memainkan peran sebagai gelandang atau penyerang, ia berhasil melesakkan 26 gol dari 92 pertandingan.
Kecemerlangan itu ia teruskan saat meniti karier bersama AZ Alkmaar di kompetisi Eredivisie Belanda. Ia turut berkontribusi membawa AZ ke papan atas kompetisi Negeri Kincir Angin selama tiga musim dengan mencetak tujuh gol. Dari situ kemudian CSKA menyatakan ketertarikan. Dengan mahar sebesar 3 juta euro, Wernbloom pun angkat koper ke kota Moskow.
Karakter keras dan mental pemenang
Karakternya yang keras tidak hanya tercermin dari jumlah hukuman kartu yang sudah ia terima. Sudah 56 kartu kuning dan 2 kartu merah yang dikoleksinya selama lima tahun memperkuat CSKA. Namun sejak kecil, ia memang sudah memperlihatkan sifat yang tidak mau kalah.
Toke Theilade, seorang pemerhati sepak bola Rusia dalam tulisannya yang dimuat di situs www.russianfootballnews.com, menyebut bahwa Wernbloom kecil akan marah besar hanya karena kalah dalam bermain monopoli.
Sikap pantang menyerah dan membenci kekalahan inilah yang membuat karier Wernbloom relatif sukses di mana pun ia bermain. Secara teknis, meski berposisi natural sebagai gelandang bertahan, ia memberikan dimensi yang berbeda dalam peran dan posisinya itu dengan kecenderungannya untuk merangsek ke depan dan mencari posisi yang baik untuk melepas tendangan langsung ke gawang lawan.
Wernbloom juga memperlihatkan sebuah kelebihan yang jarang dimiliki pemain lain, yaitu bersinar dalam sebuah pertandingan besar dan menentukan. Golnya ke gawang Basel dan Real Madrid membuktikan hal ini.
Dengan kemampuan adaptasi yang tinggi pula, pemain yang menggunakan nomor punggung 3 ini juga berhasil mendapatkan posisi yang mapan di lini tengah CSKA yang dipenuhi gelandang-gelandang berbakat seperti Alan Dzagoev, Alexander Golovin, atau Roman Eremenko. Keberadaan Wernbloom justru memudahkan kinerja pemain-pemain berteknik tinggi ini dalam berkonsentrasi membongkar pertahanan lawan.
Kontrak Wernbloom bersama CSKA akan berakhir tahun depan. Melihat usianya yang sudah senja, amat mungkin manajemen mempertimbangkan untuk tidak memperpanjang kontraknya. Namun jika terus memperlihatkan konsistensi dan determinasi, bukan tidak mungkin kontraknya akan diperpanjang.
Author: Aditya Nugroho (@aditchenko)