Kolom

Selamat Ulang Tahun, Santo Iker!

Bagaimana seharusnya memperlakukan seorang pemain legenda? Apakah dengan membiarkannya pensiun di klub yang sangat dicintainya seperti Francesco Totti di AS Roma? Atau seperti Real Madrid melepas Raul Gonzalez, Guti Hernandez dan Iker Casillas?

Jika jawaban Anda adalah pilihan kedua, tak akan mengubah keadaan. Ketiga nama yang disebut terakhir sudah menjadi legenda hidup di Real Madrid. Bagi nama terakhir, ia pun mencintai klub tersebut sepenuh hatinya. Lihat saja konferensi pers terakhirnya ketika mengucapkan perpisahan kepada klub yang membesarkannya itu. Air mata yang diteteskannya dapat membuat siapa pun ikut terharu.

Mungkin tak berlebihan jika Iker Casillas disebut penjaga gawang terbaik yang pernah memperkuat Real Madrid. Bahkan di musim terburuknya pun, ia masih sanggup mempersembahkan gelar juara Liga Champions untuk Los Blancos. Ia hanya bermain di dua pertandingan Liga Spanyol musim 2013/2014, tapi di musim tersebut pula, ‘Santo Iker’ mempersembahkan trofi paling bergengsi antarklub Eropa ke Santiago Bernabeu.

Iker Casillas Fernandez lahir pada tanggal 20 Mei 1981 di Mostoles, sebuah kota kecil yang terletak sekitar dua puluh kilometer di luar kota Madrid. Perjalanan hidupnya memang sebagian besar dihabiskan di Real Madrid. Casillas muda merupakan produk asli akademi El Real, dan dalam usia 16 tahun langsung dipromosikan untuk memperkuat tim utama.

Ia lalu resmi menjadi bagian tim utama Real Madrid pada usia 18 tahun. Seolah ditakdirkan menjadi seorang megabintang, Casillas menjadi penjaga gawang termuda yang tampil di final Liga Champions. Ia mengawal gawang Los Blancos menghadapi Valencia di final musim 1999/2000. Di final yang mereka menangkan dengan skor 3-0 tersebut, usia Casillas baru 19 tahun 4 hari.

Enam belas tahun kemudian, Casillas mengucapkan perpisahan kepada El Real dengan meninggalkan kesan mendalam. Sederetan gelar juara dipersembahkannya, antara lain lima gelar juara liga, dua Piala Raja Spanyol (Copa del Rey), serta tiga gelar Liga Champions.

Namun, Santo Iker bukan hanya milik warga Madrid. Ia adalah national treasure warga Spanyol pada umumnya. Pernah mendengar perdebatan tentang penjaga gawang terbaik dunia, apakah Casillas atau Gianluigi Buffon? Perdebatan tersebut beberapa tahun lalu muungkin setara dengan perdebatan Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo pada saat ini.

Santo Iker memang pernah merasakan kepahitan di tim nasional. Ia bagian dari tim La Roja yang secara memalukan gagal lolos dari penyisihan grup Piala Eropa 2004 akibat kalah bersaing dari Yunani. Ia juga harus ‘dinodai’ oleh Korea Selatan melalui adu penalti di perempat-final Piala Dunia 2002. Namun, sejak mengemban ban kapten di Piala Dunia 2006, Casillas mulai merasakan masa jaya Spanyol di level dunia.

Semua dimulai ketika Casillas kembali dipercaya Luis Aragones sebagai kapten Spanyol di Piala Eropa 2008. Ia menjaga gawangnya sama sekali tak kebobolan di perempat-final, semifinal dan final untuk memastikan Spanyol keluar sebagai juara. Ia pun menjadi kapten berposisi penjaga gawang pertama yang mengangkat trofi tertinggi di Eropa tersebut.

Kegemilangan anak-anak Negeri Matador berlanjut di Piala Dunia 2010, di mana Santo Iker kembali menjadi kapten. Namanya pun resmi tercatat di buku sejarah seiring keberhasilan Spanyol menjadi juara dunia untuk pertama kalinya dalam sejarah. Di tahun itu pula, Casillas kebanjiran penghargaan individu, antara lain terpilih menjadi penjaga gawang terbaik Eropa dan FIFA Golden Glove 2010.

Setelah sempat berseteru di beberapa turnamen, Casillas akhirnya beradu dengan Buffon di sebuah pertandingan puncak, yaitu final Piala Eropa 2014. Kontes yang diprediksi berlangsung ketat ternyata berlangsung berat sebelah dengan kemenangan 4-0 untuk Spanyol. Meski demikian, rasanya tak ada yang cukup berani menyatakan Casillas lebih hebat dari Buffon.

Ia sendiri menyatakan sangat mengagumi rivalnya tersebut. Seperti yang diucapkannya di sesi wawancara dengan beberapa media beberapa tahun lalu. “Bagi saya pribadi, Buffon adalah salah satu penjaga gawang terbaik yang pernah ada.”

Sekarang, Santo Iker masih berlaga di kasta tertinggi Liga Portugal bersama FC porto. Meski belum menyumbang gelar bagi klub tersebut, ia masih tampil di Liga Champions dan berkesempatan bertemu kembali dengan Buffon.

Selamat ulang tahun, Santo Iker!

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.