Musim ini, Pep Guardiola sepertinya telah menemukan formula yang tepat bagi Manchester City setelah mengalami proses adaptasi di musim lalu. Memasuki minggu kesepuluh Liga Primer Inggris, City bertengger nyaman di puncak klasemen dengan mengumpulkan 28 poin, selisih lima poin dari tetangganya, Manchester United, di peringkat kedua.
Tak hanya soal poin, The Citizens juga terhitung superior dalam hal selisih gol; David Silva dan kolega sudah memasukkan 35 gol dan hanya kebobolan enam gol, menjadikan selisih gol mereka ada di angka 29! Kemonceran City di depan gawang disebut-sebut banyak orang disebabkan oleh gemilangnya penampilan playmaker asal Belgia, Kevin De Bruyne.
De Bruyne memang menjadi aktor utama City sejauh ini. Catatan satu gol dan enam asisnya dari sepuluh pertandingannya di liga adalah satu dari sekian banyak pengaruh yang diberikan pemain yang mirip Tintin ini ke klubnya. Namun, ada satu pemain lain yang bersinar tak kalah terang dari De Bruyne. Ia adalah pemain sayap muda asal Jerman, Leroy Sane.
Datang di waktu yang berbarengan dengan masuknya Guardiola, Sane sama-sama menjalani masa adaptasinya terhadap permainan di Inggris musim lalu. Ia dibeli dari klub Bundesliga, Schalke 04, dengan harga yang cukup mahal, sekitar 37 juta paun ditambah bonus.
Baca juga: Pep, Manchester City Sudah Menunjukkan Perkembangan
Berpredikat sebagai wonderkid, pemain yang memiliki baby face ini tentunya diharapkan banyak oleh suporter City. Pemuda berusia 21 tahun itu berhasil menciptakan impresi yang cukup baik di musim pertamanya di kota Manchester. Ia tampil sebanyak 26 kali di Liga Primer Inggris musim lalu, dengan 20 kali menjadi starter.
Ini menunjukkan bahwa meski saat itu Sane baru berusia 20 tahun, ia sudah mendapat kepercayaan dari pelatih sekelas Pep di klub penuh bintang seperti City, hanya di musim pertamanya. Kepercayaan ini ia bayar dengan torehan lima gol dan tiga asisnya di liga.
Berhasil tampil menjanjikan di musim pertamanya, wajar apabila Sane digadang-gadang akan menggila di musim keduanya. Namun, Sane malah tampil tidak meyakinkan di laga pra-musim, sehingga ketika awal musim ini dimulai, ia lebih sering diturunkan dari bangku cadangan, meski ia tetap turun di semua laga di liga musim ini. Hal ini diungkapkan oleh Pep sendiri, yang menyatakan bahwa performa pemain sayap mudanya itu tak memuaskan kala pra-musim berlangsung.
“Ia (Sane) tak pantas untuk bermain. Ia tidak bermain bagus saat pra-musim. Ia tidak siap untuk saat ini,” ujar Guardiola selepas City membantai Crystal Palace dengan skor 5-0, dikutip dari ESPN FC.
Posisinya juga sempat rawan, mengingat lini depan City dihuni begitu banyak pemain berkualitas. Bahkan, di awal musim ini, The Sky Blues merekrut satu pemain depan berkualitas lagi yaitu Bernardo Silva. Selain Bernardo, masih ada pemain-pemain lain yang mampu mengisi posisi penyerang sayap, seperti Raheem Sterling, Gabriel Jesus, bahkan De Bruyne sendiri. Wajar rasanya apabila Sane tak tampil banyak bagi klubnya di awal musim ini.
Meskipun begitu, pada akhirnya pemain yang biasa diturunkan di posisi sayap kiri ini merebut hati manajernya pasca-laga melawan Crystal Palace tersebut. Di laga tersebut, Sane yang diturunkan dari awal laga berhasil menjadi pembuka keran gol City, serta mengkreasikan dua gol lainnya bagi Sterling dan Sergio Aguero.
Seusai laga tersebut juga, Sane mulai lepas landas. Meskipun dalam pertandingan berikutnya melawan Chelsea, Sane tak berbuat banyak, dalam tiga laga terakhir yang ia lakoni di liga melawan Stoke City, Burnley, dan West Bromwich Albion, pemain berrambut keriting ini berhasil menciptakan masing-masing satu asis dan satu gol di tiap laga!
Kontribusi total gol Sane bagi City pun sejauh ini di liga bahkan lebih baik ketimbang De Bruyne. Sane berhasil menciptakan enam gol dan lima asis bagi timnya saat ini. Hanya dari sepuluh laga, sumbangsih Sane sudah melebihi apa yang ia berikan bagi City di musim lalu.
Pasca-laga melawan West Brom, Pep pun akhirnya memuji Sane yang tampil instrumental.
“Ia adalah anak muda dengan talenta yang luar biasa. Penting bagi kami untuk memiliki pemain seperti dirinya. Ia masih muda, sehingga masih banyak hal yang bisa ia kembangkan di kemudian harinya,” ujar mantan manajer Bayern München ini dikutip dari GOAL.
Sane juga tak lupa mengucap terima kasih pada manajernya dengan menyebutkan bahwa Pep mengubah dirinya sebagai pesepak bola.
“Pep membantu saya di banyak hal. Saya dapat mengatakan bahwa saya adalah pemain yang berbeda semenjak dilatih oleh dirinya. Saya sudah berkembang banyak, namun ia tetap memberi saya tekanan untuk tampil lebih baik lagi. Saya rasa saya membutuhkan tekanan seperti itu,” ujar anak dari mantan pesepak bola Senegal, Souleymane Sane ini, dilansir dari Daily Mail.
Meskipun ditebus dengan harga yang tidak murah, keputusan City untuk mendatangkan Sane terbukti adalah keputusan yang cemerlang. Di usia yang begitu muda, ia sudah mampu memberi banyak pengaruh terhadap permainan timnya secara menyeluruh. Meskipun begitu, jalan Sane masih panjang, dan melihat performanya saat ini, bisa dipastikan bahwa ia hanya akan menjadi lebih baik lagi di masa depan.
Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket