Eropa Inggris

Siasat Rahasia Pep Guardiola di Jendela Transfer

Sebenarnya tak ada yang namanya siasat rahasia Pep Guardiola di jendela transfer. Saya hanya menulis judul seperti itu supaya menarik dan menegangkan. Yang dilakukan Pep Guardiola, atau boleh kita sebut manajemen Manchester City di jendela transfer sebenarnya sangat sederhana: memberi penawaran terbaik pada kesempatan pertama.

Bahkan, dalam wawancaranya bersama Goal, Guardiola menyebut bahwa orang-orang yang terlibat dalam negosiasi selalu ingin menyelesaikan transfer dengan cepat. Mantan pemain Brescia tersebut menggunakan istilah “dua menit negosiasi” untuk menggambarkan betapa dinamisnya meja perundingan itu.

Namun, proses negosiasi menjadi berjalan sangat lama, bahkan bisa berbulan-bulan kerena niat klub mencari keuntungan. Dan bagi Guardiola, hal ini sangat wajar. Para negosiator yang perlu lebih cerdik, termasuk pelatih yang punya wewenang menentukan pemain mana yang harus segera dibeli.

Maka menjadi sangat wajar apabila klub yang mau menjual ingin menaikkan banderol pemainnya. Apalagi, ketika si pemain menyandang status spesial, harga yang dipatok akan semakin menanjak. Bahkan bisa meroket ketika banyak klub kaya raya yang berlomba mendapatkan tanda tangannya. Naik hingga 100 persen merupakan hal yang wajar.

Sementara itu, klub yang hendak membeli akan berusaha mendapatkan harga paling rendah. Berbagai usaha dilakukan, salah satunya mendekati si pemain secara langsung. Tujuannya adalah supaya si pemain meminta namanya dimasukkan ke dalam daftar jual. Jika sudah begini, harga si pemain bisa turun, meski kadang tidak signifikan.

Namun, sebenarnya langkah ini termasuk ilegal. Klub peminat harus mendapatkan izin dari klub pemilik pemain. Belum mencapai kesepakatan harga bukan masalah, asal ada izin, dan pendekatan bisa dilakukan. Jika melangkahi klub pemilik, dan akhirnya terbongkar ke publik, klub peminat bisa di-“Liverpool”-kan oleh klub pemilik pemain.

Guardiola sendiri mengaku sangat senang dengan kerja cepat manajemen City, terutama dalam usaha mereka mendapatkan Bernardo Silva dari AS Monaco.

Bernardo adalah salah satu pemain terbaik Monaco musim lalu. Wajar, apabila banyak pemain yang berminat kepada pemain asal Portugal tersebut. City memahami situasi itu dan melakukan pendekatan yang kilat. Tak sampai satu minggu setelah liga selesai, The Citizens sudah berhasil mendapatkan tanda tangan Bernardo.

City memboyong pemain berusia 23 tahun tersebut dengan mahar hingga 50 juta euro. Apakah harga tersebut terlalu tinggi? Mungkin banyak yang memandang City mengeluarkan terlalu banyak uang untuk Bernardo. Namun, manajemen City paham bahwa pasar pemain bagus akan semakin bergejolak.

Terutama apabila memerhatikan bagaimana harga Kylian Mbappe semakin merangkak naik ketika Barcelona dan Real Madrid menyatakan tertarik. Bisa jadi, jika City tak bekerja cepat, harga Bernardo akan semakin mahal, menyentuh 70 juta euro. Untuk pemain sekaliber Bernardo, dengan harga-harga yang semakin tinggi, maka masuk akal apabila mengalami kenaikan.

Masalah kenaikan harga juga bisa dipicu oleh situasi internal Monaco. Maklum, saat ini, Monaco tengah bekerja sangat keras membendung eksodus pemain-pemainnya. Monaco tentu tak bisa menahan pemain terbaik untuk selamanya. Kekuatan kapital klub-klub yang kaya karena minyak bisa meruntuhkan usaha mereka.

Dua atau tiga pemain bisa saja dilepas Monaco. Namun, untuk pemain kedua, ketiga, atau keempat, pasti akan terjadi lonjakan harga. Hal ini sudah dialami Arsenal yang mendekati Thomas Lemar. Lucunya, pendekatan Arsenal kepada Lemar sudah dilakukan sejak sebelum City mendekati Bernardo. Bahkan jauh sebelum Banjamin Mendy menjadi milik City.

Apa yang membedakan City dan Arsenal? City dan Guardiola memandang ke depan. Mereka sudah meraba bahwa harga pemain akan semakin gila. Maka, pada kesempatan pertama, City mengajukan penawaran yang menarik. Jika harga jual Bernardo mencapai 50 juta euro, maka bisa dikira-kira, tawaran awal City ada di angka 40 atau 45 juta euro.

Sementara itu, Arsenal mencoba mendapatkan harga serendah mungkin. Tawaran awal mereka untuk Lemar ada di sekitar 25 juta euro. Sangat jauh dari permintaan awal Monaco di sekitar 40 juta euro. Saat ini, Monaco bahkan sudah menutup pintu negosiasi dengan Arsenal. Alasannya, Monaco menaikkan harga Lemar hingga 60 juta euro, sedangkan tawaran Arsenal tak pernah beranjak lebih dari 50 juta euro.

Mengapa Monaco menaikkan harga Lemar? Pertama, mereka sudah melepas Bernardo, lalu Mendy, dan kemudian Tiemoue Bakayoko ke Chelsea. Saat ini, Monaco juga terancam kehilangan Mbappe dan Fabinho.

Dan yang penting juga untuk dicatat, transfer Neymar ke Paris Saint-Germain yang melibatkan uang hingga 222 juta euro akan memengaruhi harga pemain bagus lainnya. Arsenal harus paham bahwa, bursa transfer di mana Danny Drinkwater dibanderol 40 juta euro, maka harga Lemar yang mencapai 60 juta euro adalah hal yang normal. Begitulah harga pasar bekerja saat ini.

City bekerja cepat sebelum harga pemain semakin tak masuk akal. Tawaran perdana adalah kunci. Dan tentu saja, visi untuk secepat mungkin menyiapkan skuat menjadi dasar dari betapa cepatnya City menyelesaikan pembelian Bernardo.

Sebuah siasat rahasia yang tak betul-betul rahasia apabila klub berduit lain tak keras kepala.

Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen