Nasional Bola

Vendry Mofu: Raumdeuter-nya Indonesia

Nama Vendry Ronaldo Mofu seakan sudah melekat dengan Semen Padang. Mofu memperkuat tim asal Sumatera Barat tersebut sejak tahun 2010 setelah hengkang dari Persiwa Wamena. Mofu mengalami segalanya bersama Semen Padang, baik senang maupun sulit. Ia bahkan sudah beristrikan orang Minang yang membuat Mofu semakin menyatu dengan kota Padang.

Selain soal loyalitasnya bersama Semen Padang, ada hal lain yang sangat menarik dari pemain asal Papua ini. Pernahkah terpikir oleh Anda, apakah sebenarnya posisi dari seorang Vendry Mofu? Meskipun dalam daftar susunan pemain (DSP) yang biasanya rilis sebelum pertandingan, Mofu selalu dikategorikan sebagai gelandang, tasanya kenyataan di lapangan menunjukan hal yang berbeda.

Baca juga: Lima Pemain Papua yang Sukses di Luar Pulau

Anda tentu mengalami rasa heran terkait posisi dan gaya bermain Mofu. Ia bukan seorang penyerang, tetapi selalu produktif dalam setiap musim. Bahkan terkadang jumlah golnya lebih banyak dari penyerang utama yang dimiliki oleh tim Semen Padang. Mofu juga rasanya bukan gelandang tengah karena selalu berada di garis depan penyerangan.

Ada satu peran yang boleh jadi setidaknya menjelaskan posisi apa yang dimainkan oleh seorang Vendry Mofu. Dunia sepak bola global mengenal peran raumdeuter yang sangat identik dengan bintang timnas Jerman, Thomas Müller. Bahkan dalam beberapa tulisan yang muncul soal Müller, sering disebutkan bahwa ia adalah pemain pertama, satu-satunya, dan yang terakhir untuk memainkan peran raumdeuter yang memiliki terjemahan penafsir ruang ini.

Mungkin karena inferioritas, serta kurangnya jangkauan sepak bola Indonesia dari cakupan sepak bola global, maka cara bermain Mofu tidak mendapat atensi dunia sepak bola dunia. Tetapi sebenarnya, Vendry Mofu memainkan peran yang hampir serupa dengan yang dilakukan oleh Thomas Müller. Arah pergerakan dan berlari Mofu sulit untuk diprediksi. Ia bisa berada di area tengah, lalu tiba-tiba melesat cepat berada di jantung pertahanan lawan, atau bahkan sebaliknya.

https://www.youtube.com/watch?v=RZJwCT5TsMg

Dua gol yang Mofu cetak ketika menahan imbang Persib Bandung di kandangnya sendiri merupakan salah satu bukti bagaimana ia memainkan peran yang tidak biasa ini. Yang paling jelas terjadi di gol kedua. Lini pertahanan tim Maung Bandung tidak ada yang menyangka bahwa Mofu akan berada di posisi tersebut dan menyambar bola kiriman dari Rico Simanjuntak. Semua fokus tertuju kepada pergerakan dari Rico yang melakukan penetrasi di sisi kiri pertahanan Persib.

Anda bisa melihat bahwa sebelum gol terjadi, Mofu hanya berjalan “santai” di area tengah. Ini merupakan fenomena yang hampir serupa dengan yang terjadi di final Piala Dunia 2014, dalam gol yang dicetak oleh Mario Gotze. Yang berbeda adalah, apabila di final Piala Dunia 2014 pergerakan Muller mengacaukan konsentrasi para pemain bertahan, dalam pertandingan tersebut, pergerakan tidak terdeteksi Mofu kemudian membuatnya bisa mencetak gol ke gawang lawan.

Hal serupa juga sebenarnya terjadi pada gol pertama. Mofu bisa tiba-tiba berada di posisi bebas lepas dari pengamatan Vladimir Vujovic dan menyambar bola. Reaksinya ketika menembak bola pun kelas satu.

Mofu bisa menafsirkan ruang dan memanfaatkan segala ruang yang terbatas, yang pada akhirnya kemudian meningkatkan kemampuannya mencetak gol. Kemampuan yang spesial seperti inilah yang mungkin sering disebutkan oleh Nil Maizar soal seorang Vendry Mofu.

Perbedaan besar Mofu dan Müller tentunya ada di kekuatan fisik. Hal ini membuat Mofu bisa dimainkan di peran yang lebih defensive, bahkan ketika Nil, eks pelatihnya di Semen Padang, begitu tergila-gila dengan skema bertahan ala Diego Simoene. Kala itu, pelatih asal Minang itu sempat memainkan Mofu sebagai gelandang bertahan. Dan uniknya, itu tidak membuat Mofu kehilangan insting mencetak golnya.

Vendry Mofu mungkin bukan pemain dengan teknik luar biasa seperti Irfan Bachdim, atau pemilik penyelesaian akhir kelas satu seperti Boaz Solossa. Tetapi Vendry Mofu dengan peran dan cara bermainnya, memberikan warna yang berbeda untuk kancah sepak bola Indonesia.

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia