Kolom

Hikayat Tentang Messi dari Jerman, Mario Götze

Syahdan, ketika Jürgen Klopp pertama kali tiba di Borussia Dortmund sebagai pelatih baru tim tersebut, pihak klub segera memberi tahu bahwa di akademi ada pemain dengan bakat luar biasa. Awalnya Klopp tidak terlalu menghiraukan, karena ia pikir bakat yang dibicarakan mungkin hanya sesuatu yang dilebih-lebihkan. Namun setelah Klopp melihat langsung aksi sang pemain, ia begitu terpukau. Jantungnya berdegup kencang, ketika menyadari bahwa sosok pemain muda yang ia lihat ternyata memang hebatnya bukan main. Sosok pemain tersebut adalah Mario Götze.

Mario Goetze

Julukan sebagai Messi-nya Jerman

Klopp sadar betul bahwa pemain binaan akademi Dortmund tersebut memiliki bakat yang luar biasa. Berposisi sebagai gelandang serang, Götze sejak kanak-kanak sudah terkenal dengan kecepatan dan kemampuan menggiring bolanya yang luar biasa. Maka pada musim debutnya pada tahun 2009, Klopp mencoba memainkan Götze di posisi yang lebih melebar.

Hanya bermain lima kali di musim debutnya, ia lalu menjadi penggawa inti di musim kedua. Götze terus memperlihatkan kemampuannya sebagai pemain hebat. Penampilannya yang apik pada Bundesliga musim 2010/2011 membuat Götze menuai banyak pujian. Matthias Sammer menyebut Götze sebagai bakat terbaik yang pernah diproduksi oleh Jerman.

Sementara legenda sepak bola Negeri Panser, Franz Beckenbauer, berujar bahwa tidak ada pesepak bola yang bermain seperti Götze dan menyamakan Götze dengan dewa sepak bola asal Argentina, Lionel Messi. Sejak saat itulah Götze mengemban julukan sebagai “Messi Jerman”.

Götze terus bermain hebat untuk Dortmund dan berhasil membawa tim meraih gelar juara Bundesliga dua musim beruntun pada 2010/2011 dan 2011/2012. Ia kemudian seakan mendapatkan partner sehati ketika klub mendaratkan Marco Reus. Kombinasi keduanya membuat Dortmund tidak hanya ditakuti di Jerman, tetapi juga di seluruh Eropa. Mereka berlari dan mencetak gol. Para penggemar merasa mereka akan menjadi legenda klub suatu hari nanti.

Namun, takdir ternyata membimbing keduanya untuk berpisah jalan. Götze dengan segala potensi dan bakatnya memang diperuntukkan untuk sesuatu yang lebih besar.

Previous
Page 1 / 3