Kemenangan 2-1 Lazio atas Juventus tak hanya menerbangkan nama Ciro Immobile ke angkasa. Selain sang penyerang yang memborong semua gol Elang Ibu Kota di laga itu dan Luis Alberto yang kembali unjuk gigi, Thomas Strakosha yang berdiri di bawah mistar gawang juga layak mendapat kredit tersendiri.
Tendangan penalti yang dieksekusi Paulo Dybala tepat di mentit terakhir pertandingan berhasil ditepis dengan gemilang oleh Strakosha. Lazio pun sukses mengamankan keunggulan di kandang Juventus, dan naik ke peringkat kedua klasemen sementara sekaligus menggusur Juventus ke posisi empat.
Laga kontra Juventus bukan menjadi panggung Strakosha dalam unjuk kebolehan mengawal gawang timnya. Di musim ini, ia juga bermain apik saat Lazio menggilas AC Milan 4-1, dan melibas Sassuolo dengan skor 6-1. Oleh situsweb WhoScored, kiper asal Albania ini diganjar nilai masing-masing 7,46 dan 7,63. Nilainya hanya kalah tinggi dari para pencetak gol dan pemberi asis seperti Ciro Immobile, Luis Alberto, dan Marco Parolo.
Strakosha sendiri baru mendapat kepercayaan penuh untuk tampil menjaga gawang Lazio sejak pertengahan musim lalu, tepatnya setelah Lazio melepas Etrit Berisha, sedangkan Federico Marchetti masih berkutat dengan cedera. Strakosha yang musim itu baru kembali dari masa peminjaman di Salernitana pun dipercaya tampil saat melawan Milan, dan hasilnya sangat positif.
Meski saat itu Lazio kalah dua gol tanpa balas, tapi performa kiper berusia 22 tahun ini sangat menjanjikan. Ia menjadi yang terbaik di antara semua pemain Lazio malam itu, dan bisa saja Lazio kemasukan lebih dari dua gol kalau yang bermain bukan si kiper belia dari Albania ini. Strakosha pun kembali terpilih dalam starting eleven Lazio hingga akhir musim.
Secara postur, sebenarnya Strakosha termasuk biasa-biasa saja, bahkan cenderung pendek untuk ukuran Eropa. Dengan postur 186 sentimeter, ia memang tidak berdiri menjulang di depan gawang, tetapi kemampuannya dalam membaca arah bola sangat bagus. Selain itu, Strakosha juga termasuk kiper dengan distribusi bola yang baik.
Menurut data yang terdapat di WhoScored, akurasi operan Strakosha musim ini mencapai 76,2 persen, hampir setara dengan dua kiper senior yang timnya berada di atas Lazio di classifica sementara. Pepe Reina yang berada di puncak klasemen bersama Napoli hanya memiliki akurasi umpan 75,4 persen, sedangkan akurasi operan Samir Handanović di Internazionale Milano hanya sedikit lebih baik dari Strakosha, yakni 77,5 persen.
Dalam hal jumlah kebobolan Lazio saat ini memang menjadi tim di lima besar klasemen sementara dengan jumlah kemasukan terbanyak, yakni sepuluh gol. Akan tetapi, hal itu turut dipengaruhi gaya permainan ofensif Lazio, sedangkan bek mereka tak cukup cakap untuk menahan gempuran serangan balik lawan.
Lazio musim ini menjadi kejutan tersendiri di Serie A. Dengan garangnya Ciro Immobile serta kreatifnya Luis Alberto, I Biancocelesti juga butuh penyeimbang di sisi pertahanan mereka. Beruntung sekali Simone Inzaghi memiliki kiper seperti Thomas Strakosha dengan masa depan yang terbentang cerah.
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.