Eropa Italia

Serie A Giornata 8: Dahsyatnya Napoli dan Mauro Icardi

Setelah terhenti sepekan karena jeda internasional, akhir pekan lalu Serie A kembali menemani para pencinta sepak bola Italia. Hebatnya, pada giornata yang diwarnai tiga grande partita ini, terselip kisah-kisah heroik dari para pemain yang mendulang tiga poin bagi timnya.

Juventus menjadi korban pertama Serie A giornata 8, setelah takluk 1-2 di kandang sendiri dari Lazio. Ciro Immobile menjadi pemain yang paling dibenci Juventini saat itu, karena dialah yang menggores luka pertama Si Nyonya Tua di Serie A musim ini. Brace-nya ke gawang Gianluigi Buffon merupakan gol kesebelas Immobile dalam delapan penampilannya di Serie A sejauh ini.

Bergeser ke Olimpico, tuan rumah justru gagal meneruskan kiprah positif tim ibu kota pekan ini. AS Roma yang sebelumnya meraih empat kemenangan beruntun, tak kuasa menahan laju Napoli yang terus mendulang tiga poin hingga pertandingan kedelapan mereka. Gol tunggal Lorenzo Insigne memastikan Napoli tetap berada di pucuk klasemen, dan mengirim Il Lupi turun ke peringkat lima.

Sosok pahlawan lain yang muncul pekan ini datang dari seorang pemain veteran dan seorang pemain yang layu sebelum berkembang. Ketika karier mereka tak lagi mentereng dan diperkirakan musim ini hanya berdiri di atas sisa-sisa kejayaan, keduanya justru membuktikan diri dengan menjadi aktor kunci dalam kemenangan timnya.

Kemenangan 2-1 Fiorentina atas Udinese mungkin tak dapat terjadi apabila Cyril Théréau tidak dimainkan. Turun selama 84 menit, pemain berusia 34 tahun ini mencetak dua gol yang membalikkan keadaan, sekaligus membawa Fiorentina mengakhiri serangkaian pertandingan tanpa kemenangan di tiga laga terakhir.

Jika dirunut lebih ke belakang hingga awal musim, Théréau merupakan salah satu gelandang tersubur di Serie A. Ketika masih berseragam Udinese, ia selalu mencetak satu gol di tiga pertandingan beruntun. Kemudian saat hijrah ke Fiorentina, pemain asal Prancis ini telah membuat tiga gol dan satu asis dari enam penampilan. Uniknya, pekan ini ia menambah pundi-pundi golnya ke gawang tim yang dibelanya di awal musim.

Selain Théréau, Adel Taarabt juga menunjukkan pembuktian diri dengan membawa Genoa meraih kemenangan 3-2 di kandang Cagliari. Satu gol dan satu asis ia torehkan saat itu, dan juga menjadi gol pertamanya bagi Genoa. Torehan ini bagaikan penebusan dosa bagi Taarabt, karena dua pekan sebelumnya, ia menerima kartu merah saat Genoa tunduk di hadapan Internazionale Milano dengan skor 1-0.

Mauro Icardi yang semakin menjadi-jadi

Selain Juventus kontra Lazio dan AS Roma melawan Napoli, pertandingan lain yang sangat dinanti dari Serie A giornata 8 adalah Derby Della Madonnina, yakni antara Intenazionale Milano dengan AC Milan.

Pertandingan berlangsung seru sejak menit awal. Inter yang memakai pola 4-2-3-1 lebih dulu menggebrak, sedangkan Milan yang memasang formasi 3-5-2 butuh beberapa menit untuk dapat panas. Hasilnya, babak pertama ditutup dengan gol Mauro Icardi di menit ke-28.

Berniat mengakhiri rentetan kekalahan di tiga giornata terakhir, Milan pun bermain lebih agresif. Akan tetapi, satu gol yang masing-masing dicetak oleh Suso dan gol bunuh diri Samir Handanović, tak berhasil membuahkan poin, karena Mauro Icardi mencetak dua gol di babak ini, alias tripletta di Derby Della Madonnina.

Tiga gol Icardi di derbi Milan ini membuatnya mengoleksi sembilan gol dari delapan pertandingan. Bersaing ketat dengan Ciro Immobile dan Paulo Dybala di daftar perburuan top skor sementara.

Apabila dicermati lebih lanjut, gol-gol Icardi sejauh ini lebih banyak tercipta ketika Inter melakoni partai besar. Saat berjumpa Fiorentina dan AS Roma di awal musim, kapten Inter ini masing-masing melesatkan dua gol di pertandingan itu.

Setelah tiga gol saat melawan Milan, patut dinanti berapa gol yang akan dicetaknya kala bersua tiga tim besar lainnya di posisi empat besar. Dimulai dari Napoli yang akan menjamu Icardi dan kolega pekan depan.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.