Eropa Inggris

Salah Satu Kesalahan Terbesar Sir Alex Ferguson Bernama Zinedine Zidane

Kepercayaan seorang pelatih kepada pemain adalah salah satu pencapaian tersendiri dalam sepak bola. Misalnya ketika Sir Alex Ferguson menyusul Eric Cantona sampai ke Prancis untuk membujuknya kembali ke Inggris. Sebuah sikap yang manis, meski sebenarnya harus dibayar dengan mahal oleh pelatih legendaris Manchester United tersebut.

Adalah Martin Edwards yang berbicara kepada Manchester United TV bahwa Sir Alex sudah mendapatkan laporan di Prancis, ada satu pemuda dengan bakat yang begitu besar. Ia adalah Zinedine Zidane, dan pada pertengahan tahun 1990-an, namanya tengah menanjak berkat penampilan memukau bersama Bordeaux.

“Ketika Zidane masih bermain bersama Bordeax, Les Kershaw, kepala pencari bakat, memberi tahu saya bahwa United harus mengejar Zidane. Saya sendiri sudah menyampaikan berita tersebut kepada Alex (Ferguson).”

“Alex sendiri berbicara kepada saya bahwa Eric Cantona sudah menceritakan soal Zidane kepada dirinya. Namun, posisi bermain Zidane sama seperti posisi Cantona. Namun, ketika tengah berada di Prancis untuk membujuk Cantona supaya mau kembali ke United setelah insiden dengan pendukung Crystal Palace, Alex sudah merasa bahwa, jika ia membeli Zidane, keputusan itu akan mengganggu posisi bermain Cantona. Maka, ia memutuskan tetap memilih Cantona.”

Saat itu, Zidane sudah berusia 22 tahun dan mulai menarik perhatian beberapa klub besar di Eropa. Dirinya pun akhirnya memilih Juventus sebagai pelabuhan selanjutnya pada tahun 1996. Dua tahun kemudian, Zidane terpilih menjadi pemain terbaik di dunia setelah membawa Prancis menjadi juara dunia pada tahun 1998.

Setelah sukses bersama Juventus, Zidane memutuskan bergabung dengan Real Madrid untuk memecahkan rekor transfer pemain termahal di dunia. Semua pencapaian tersebut bisa saja menjadi milik United apabila Sir Alex mau mendatangkan Zidane ke Inggris. Namun, kita tengah berbicara seorang Sir Alex dan dirinya yang begitu keras kepala.

Dan memang terbukti, United semakin tangguh ketika Cantona kembali. Sejarah tetap berjalan, dan kemungkinan Zidane untuk gagal di Inggris bisa saja terjadi. Perbedaan kultur antara Italia dan Inggris jelas sangat berbeda. Jika gagal beradaptasi, bakat besar Zidane hanya akan terbuang di kompetisi Liga Inggris.

Membayangkan Zidane membantu trio dengan Cantona serta Roy Keane dan Paul Scholes di lini tengah United, tentu sangat menyenangkan. Perpaduan antara ketangguhan fisik, mental tebal, dan imajinasi. Jika trio tersebut terwujud, bisa jadi, United akan menjadi penguasa Eropa dalam waktu yang lama.

Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen