Eropa Inggris

Keputusan Terbaik Seperti Apa yang Pernah Diambil Olivier Giroud?

Musim panas yang lalu merupakan salah satu musim panas yang paling berwarna untuk Olivier Giroud. Penyerang asal Prancis tersebut mendapatkan kebebasan penuh untuk mengambil keputusan oleh Arsenal. Giroud diizinkan apabila ia akan menerima tawaran klub lain. Namun, Giroud tak bergeming. Ia bertahan bersama Arsenal.

Ketika Everton sepakat melepas Romelu Lukaku ke Manchester United dengan banderol menyentuh 75 juta paun, nama Giroud masuk ke dalam daftar alternatif. Bersama beberapa nama besar lainnya, Everton memasukkan nama Giroud dalam daftar belanja. Bahkan konon, tawaran resmi sudah dilayangkan Everton kepada Arsenal.

Seiring kedatangan Alexandre Lacazette, kemungkinan, Arsenal menyadari bahwa Giroud akan lebih banyak duduk di bangku cadangan. Oleh sebab itu, mantan penyerang Montpellier tersebut mendapat lampu hijau apabila hendak menerima tawaran Everton, atau beberapa kluh lain yang meminati dirinya, seperti misalnya Marseille.

Pada hari-hari terakhir jendela transfer, Giroud membulatkan tekad untuk tetap bersetia bersama Arsenal. Risikonya jelas. Giroud akan banyak menjadi cadangan, lantaran Lacazette lebih mendapatkan kepercayaan dari Arsene Wenger. Selain pemain baru, Lacazette memberikan dimensi permainan yang berbeda.

Alih-alih menyesal karena akhirnya ia memang banyak duduk di bangku cadangan, Giroud justru menyebut keputusannya ini sebagai salah satu keputusan terbaik sepanjang kariernya. Giroud memilih bersetia bersama The Gunners meski memahami konsekuensinya. Cinta dan kesetiaan ini patut mendapatkan apresiasi.

“Saya sudah hampir bergabung dengan klub Inggris lainnya, yaitu Everton. Namun, menurut saya, saya sudah mengambil keputusan terbaik (yaitu bertahan bersama Arsenal),” kata Giroud kepada Canal Football Club.

Selain batal bergabung dengan Everton, Giroud juga menolak tawaran Marseille untuk kembali pulang ke Prancis. Lagi, Giroud tak bergeming. Ia masih enggan pulang ke negaranya.

“Saya sangat menghormati Marseille. Saya sudah menjadi pendukung mereka sejak lama. Saya juga sangat menghormati Lyon, yang juga sempat tertarik kepada saya. Saya tidak ingin kembali ke Prancis. Saya bahagia di Inggris. Tidak ada masalah dengan kedua klub tadi. Namun, suatu saat, kembali ke Prancis bisa saja terjadi,” tambah Giroud.

Sikap setia Giroud memang terpuji karena saat ini, kesetiaan sangat bisa diilustrasikan dengan setumpuk uang. Namun, Giroud juga harus sadar bahwa tahun ini adalah tahun Piala Dunia. Artinya, ia harus selalu bermain apik, padahal menit bermain saja terbatas. Situasi menjadi sedikit lebih berat bagi penyerang berusia 31 tahun tersebut.

Memang, di timnas, status Giroud adalah penyerang utama. Ia bahkan membuat Karim Benzema tetap berstatus penyerang exiled dan masih diabaikan Didier Deschamps. Namun, jika musim ini Giroud tak tampil maksimal, bisa jadi statusnya akan berubah. Hal-hal berat ini tengah atau akan menghantui Giroud sepanjang musim 2017/2018.

Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen