Beberapa waktu yang lalu, saya sempat menulis tentang ketajaman Persebaya Surabaya di setiap laga yang mereka mainkan di kandang sendiri, Stadion Gelora Bung Tomo. Ada banyak sekali gol yang berhasil dicetak Bajul Ijo di pertandingan kandangnya pada ajang Liga 2 musim ini.
Baca juga: Produktivitas Persebaya di Stadion Gelora Bung Tomo
Di babak penyisihan grup yang lalu, Persebaya sukses menggelontorkan 18 gol di partai kandang. Statistik mentereng tersebut kembali berlanjut di babak 16 besar, karena dari dua laga kandangnya sejauh ini, Persebaya bahkan sudah mengoleksi 9 gol.
Usut punya usut, keadaan ini justru berbanding terbalik di saat Misbakhus Solikin dan kolega mentas di kandang lawan. Secara keseluruhan, baik di fase penyisihan grup maupun babak 16 besar, mereka baru sanggup mencetak 10 gol.
Minimnya gol yang bisa dibuat oleh Bajul Ijo di partai tandang ini sangat memengaruhi performa mereka. Dari total sembilan laga away, Persebaya mencatat dua kemenangan, enam kali seri dan sekali tumbang. Terlihat tidak buruk memang namun sekali lagi, hal ini tetap menjadi tugas berat yang mesti dicarikan solusinya oleh Angel Alfredo Vera.
Ditinjau dari sisi mana pun, semua pihak pasti menyadari jika Persebaya kerap kehilangan taji ketika bermain tandang. Performa luar biasa yang muncul di Stadion Gelora Bung Tomo selalu hilang ditelan bumi.
Padahal, sanggup bermain ciamik di laga tandang juga bisa menjadi garansi kesuksesan sebuah tim. Karena dengan begitu, Persebaya bisa membuktikan diri kepada publik jika mentalitas yang mereka miliki sungguh luar biasa. Misbakhus dan kolega bukanlah tim yang langsung keder begitu mendapat tekanan dari suporter tuan rumah sehingga sulit untuk ditaklukkan begitu saja.
Pada dua laga tersisa di babak 16 besar melawan PSBS Biak (8/10) dan Kalteng Putra (12/10) nanti, Persebaya bakal memainkan kedua laga tersebut di Stadion Gelora Bung Tomo meski laga kontra PSBS sejatinya berstatus ‘partai tandang’. Hal ini sudah pasti menjadi keuntungan untuk Bajul Ijo karena bakal bermain di hadapan Bonek yang akan terus memberi dukungan selama 90 menit. Situasi ini jelas memperbesar kans Persebaya untuk lolos ke fase 8 besar.
Namun mengingat babak krusial tersebut akan digelar dengan format home tournament, serta belum adanya kepastian tentang siapa yang bakal ditunjuk oleh PT. Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi sebagai tuan rumah, membenahi performa Bajul Ijo di partai tandang adalah sesuatu yang tak bisa ditawar-tawar lagi.
Siapa tahu, di babak 8 besar nanti (andai Persebaya lolos) mereka justru harus menjalani setiap laga dengan format round robin itu di rumah lawan. Tanpa adanya perbaikan performa di laga tandang, sudah tentu peluang tim dengan kostum utama berwarna hijau ini untuk melaju jauh hingga babak akhir sekaligus mencuri satu tiket promosi terbilang mengkhawatirkan.
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional