Eropa Inggris

Arsene Wenger: “Menjual Kieran Gibbs adalah Keputusan yang Menyakitkan”

Bagi sebagian pemain Arsenal, dan para pendukungnya tentu saja, Arsene Wenger adalah sosok bapak. Ia bisa saja berbuat salah, namanya juga kepala keluarga. Namun, cinta dan keterikatannya dengan para pemain memang sangat kuat. Untuk sisi satu ini, Wenger pantas mendapatkan satu pujian yang tulus.

Begitu dalamnya cinta Wenger kepada “anak-anaknya”, kesedihan yang mendalam sangat terasa ketika topik pembicaraan mengarah ke sosok Kieran Gibbs. Bahkan secara terbuka, Wenger mengakui bahwa ditinggal hengkang bek kiri asal Inggris tersebut lebih menyakitkan ketimbang menjual Alex Oxlade-Chamberlain.

Memang, masa depan Gibbs bersama Arsenal sudah diragukan sejak lama. Terutama sejak Gibbs banyak absen karena cedera dan semakin tidak konsisten. Namanya kalah bersaing dengan Nacho Monreal dan Sead Kolasinac. Gibbs hengkang di menit-menit akhir jendela transfer. Dengan banderol tujuh juta paun, Gibbs resmi menjadi pemain West Bromwich Albion.

Berbicara soal potensi kembalinya Gibbs ke Emirates Stadium, namun dengan balutan kaos West Brom, Wenger ditanya oleh jurnalis apakah hengkangnya Gibbs seperti kehilangan anggota keluarga. Wenger menjawab, “Betul sekali. Saya juga percaya bahwa si pemain yang hengkang juga merasakan perasaan yang sama.”

Gibbs adalah lulusan akademi Arsenal. Sebuah fakta yang semakin membuat kehilangan Gibbs, seperti melihat anak kandungnya diambil keluarga lain. Wenger sendiri menegaskan bahwa keputusan Gibbs untuk hengkang bukan karena permintaan si pemain atau kebijakan klub untuk segera menjualnya.

“Ia tidak meminta untuk dijual. Keputusannya untuk hengkang adalah keputusan yang diambil bersama. Kieran Gibbs sangat ingin bermain. Ia kini berusia 27 atau 28 tahun. Anda pasti sangat ingin bermain ketika menginjak usia-usia tersebut. Ini keputusan yang berat,” kata manajer asal Prancis tersebut kepada Squawka.

Keputusan yang begitu berat, hingga kesedihan yang dialami Wenger sama beratnya seperti kehilangan keluarga. Kehilangan sosok yang sudah bermain di 230 pertandingan untuk Arsenal di semua kompetisi.

“Sangat benar bahwa kehilangan Gibbs lebih menyakitkan ketimbang menjual Chamberlain karena Gibbs sudah belajar di akademi Arsenal sejak berusia 10 tahun. Saya mengubahnya, dari sayap kiri menjadi bek kiri. Ia sangat pandai, terutama memanfaatkan kecepatannya. Hal itu yang semakin membuat saya yakin bahwa ia adalah bek kiri.”

“Pemain-pemain akademi menujukkan sebuah nilai yang penting, yaitu sesuatu dengan dasar kualitas mental, kerendahan hati, rasa saling menghormati, dan komitmen, dan tentu saja kualitas sebagai pesepak bola yang akan membuat Anda ingin selalu bermain lebih baik,” tambahnya.

Wenger sendiri memang harus realistis. Keberadaan Monreal dan Kolasinac sudah lebih dari cukup, apalagi di tengah penurunan performa Gibbs. Keputusan yang tentu sangat sulit ketika seorang bapak mengizinkan anaknya hidup bersama “bapak yang lain”.

Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen