Eropa Champions League

Menanti Juara Baru Liga Champions Eropa

Liga Champions selalu menjadi kompetisi sepak bola yang mendapatkan animo tinggi dari pencinta permainan indah ini. Semua penggemar sepak bola di seluruh penjuru dunia, rela begadang hingga tengah malam, demi menyaksikan pertandingan antarklub terbaik di Eropa ini.

Memang, Liga Champions dapat dikatakan sebagai kompetisi antarklub paling baik secara kualitas yang ada dunia. Tidak hanya dari segi kualitas, dari segi gengsi dan popularitas, turnamen yang berlangsung sejak tahun 1955 ini juga yang terbaik di kelasnya. Kualitas Liga Champions memang tak bisa dipungkiri, namun tahukah Tribes kalau dalam sepuluh tahun terakhir, hanya enam klub yang memenangkan Liga Champions?

Dua klub raksasa Spanyol, Real Madrid dan Barcelona, masing-masing memenangkan tiga gelar sendiri. Hal ini tentu, tanpa disadari, menjadi cela di tengah megahnya kompetisi ini. Sudah begitu lama juara baru di Liga Champions muncul, yang terakhir ada Chelsea di musim 2011/2012, enam tahun lalu. Namun, hal ini dapat berubah pada musim ini, di mana dua klub kaya, Manchester City dan Paris Saint-Germain (PSG), menjadi kandidat terdepan untuk menjadi juara baru Liga Champions.

Paris Saint-Germain

Klub asal kota Paris ini baru saja menegaskan statusnya sebagai klub yang harus ditakuti dengan mengakuisisi Neymar, yang ironisnya, menjadi aktor utama hancurnya PSG di Liga Champions musim lalu.

Pembelian Neymar, yang dapat dikatakan sebagai pemain terbaik dunia ketiga saat ini, menjadi penegas bahwa PSG tidak lagi mengincar gelar di kompetisi domestik, namun fokus mereka tentu menjadi yang terbaik di dunia. Tak sia-sia, PSG menghamburkan uang sebanyak 222 juta euro untuk seorang pemain sekelas pemuda berusia 25 tahun ini.

Pembelian Neymar diikuti dengan kesepakatan yang terjadi menyoal salah satu talenta terpanas sepak bola saat ini, Kylian Mbappe Lottin. Mbappe didatangkan dari Monaco dengan status pinjaman, yang kemudian bisa dilunasi dengan biaya mencapai 166 juta euro, biaya yang teramat fantastis untuk bocah berusia 18 tahun. Namun, biaya itu tampak terjustifikasi dengan performa Mbappe yang begitu menawan, dan juga mengingat bahwa ia masih dapat berkembang lebih jauh lagi.

Kini, PSG memiliki trisula sendiri di lini depan yang terdiri dari Mbappe, Neymar, dan Edinson Cavani. Trio yang dikenal dengan sebutan MNC ini menjadi modal utama PSG untuk mengincar trofi kuping besar. Jujur saja, trio MNC ini menurut opini pribadi, begitu mengerikan bukan hanya karena tiap-tiap personil memang berkualitas, namun bagaimana mereka dengan mudahnya bersatu padu.

Selain itu, dua dari tiga personil MNC dapat dikatakan masih dapat berkembang lagi sebagai pesepak bola. Pada laga pertama PSG di Liga Champions musim ini menghadapi Celtic FC, trio ini dengan mudahnya mengobrak-abrik lini pertahanan klub Skotlandia tersebut. Mereka bertiga berhasil mencetak gol ke gawang Craig Gordon dan bahu-membahu berkontribusi dalam kemenangan 5-0 PSG atas lawannya.

Bukan berarti klub yang dimiliki konsorsium asal Qatar ini tanpa cela. PSG sebenarnya dapat merekrut pelatih yang lebih baik lagi dari Unai Emery. Kekalahan mengejutkan di Liga Champions musim lalu dari Barcelona dengan skor 6-1 sebagian besar adalah salah pelatih asal Spanyol ini.

Mentalitas PSG untuk menghadapi klub yang benar-benar bagus juga belum teruji, mengingat rendahnya kualitas kompetisi Ligue 1 untuk klub seperti PSG. Emery memiliki tugas lebih untuk memastikan mental pemain-pemainnya lebih baik lagi, dan kekalahan horror dari Barcelona dapat terlupakan.

PSG juga sedikit memiliki masalah pada kualitas kiper mereka. Alphonse Areola yang dimainkan untuk Liga Champions, belum memiliki banyak pengalaman. Kiper nomor satu mereka, Kevin Trapp, begitu rawan terhadap kesalahan-kesalahan ganjil. Di bursa transfer kemarin, santer kabar bahwa PSG mengincar kiper gaek dari Napoli, Pepe Reina. Ini menunjukkan bahwa kualitas dua kiper utama PSG memang bermasalah.

Previous
Page 1 / 2