Eropa Europa League

Perlunya Arsenal Mengikuti Jejak Manchester United di Liga Europa

Manchester United (MU) akhirnya kembali ke kompetisi paling bergengsi di Eropa, Liga Champions, sejak absen dari musim 2013/2014. Tangan dingin pelatih anyar, Jose Mourinho, berhasil membawa The Red Devils kembali ke kompetisi yang telah MU menangkan sebanyak tiga kali ini.

Namun, Mourinho memiliki cara cerdik agar MU kembali bermain di Liga Champions. Alih-alih memperebutkan tiket via persaingan di Liga Primer Inggris, pelatih asal Portugal itu memilih jalan lain yang lebih mudah. Musim lalu, MU harus berlaga di kompetisi kasta kedua Eropa, Liga Europa.

Persaingan di Liga Europa dapat dikatakan, walau sistemnya berbeda, lebih mudah dibandingkan Liga Primer Inggris. Namun, juara dari Liga Europa diganjar tiket langsung ke Liga Champions musim berikutnya. Melihat kesempatan untuk masuk melalui jalur ini, Mourinho memilih memfokuskan timnya untuk menjuarai kompetisi yang dulu bernama Piala UEFA itu, dan kini lihat di mana MU berada sekarang. Cara Mourinho dan MU ini sudah sepatutnya ditiru oleh raksasa Inggris lainnya yang harus terdampar di Liga Europa musim ini, Arsenal.

Musim lalu adalah musim perdana Mourinho bersama MU, sudah tentu ia masih meraba bagaimana komposisi yang tepat bagi timnya. Buktinya, mereka terseok sepanjang musim berlangsung dan harus terdampar di peringkat enam ketika musim berakhir. Namun, kegagalan MU di liga dapat ditolerir oleh suporternya. Mengapa? Karena musim depan mereka sudah pasti berlaga di Liga Champions usai MU mengalahkan tim Belanda, Ajax, di final Liga Europa.

Bagi Arsenal, tentu masalahnya tidak sama persis dengan MU. Jika Mourinho langsung menangani MU ketika klub itu memang sudah berada di Liga Europa, tergabungnya Arsenal di Liga Europa musim ini adalah salah Arsene Wenger, yang anehnya, masih memanajeri Arsenal hingga kini.

Wenger tentunya tidak butuh adaptasi selayaknya Mourinho, sehingga lebih sulit tentunya untuk memaklumi buruknya Arsenal di Liga Primer Inggris. Di sinil masalah mencuat. Banyak Gooner yang bahkan berharap Arsenal gugur secepatnya dari kompetisi tingkat Eropa agar dapat fokus ke liga. Wenger sendiri sepertinya mengamini pendapat sebagian suporter Arsenal ini.

Dilansir dari Independent, ia akan memfokuskan skuatnya ke Liga Primer Inggris dan merotasi timnya di Liga Europa. Hal ini dibuktikan di matchday pertama Liga Europa ketika Arsenal menghadapi FC Köln. Beberapa pemain inti, seperti Mesut Özil, Granit Xhaka, Aaron Ramsey, dan Laurent Koscielny diistirahatkan. Memang, Arsenal akan menghadapi Chelsea di pekan ini, namun Wenger sepertinya memegang teguh omongannya.

Tak bisa dipungkiri, gengsi Liga Primer Inggris tentu jauh lebih besar ketimbang kompetisi kasta kedua Eropa, namun kebijakan Wenger yang entah dipengaruhi oleh permintaan suporter bisa jadi salah.

Yang menjadi masalah adalah, Arsenal kemungkinan besar sulit untuk menembus empat besar Liga Primer Inggris, yang mana merupakan posisi minimum yang dibutuhkan untuk melaju ke Liga Champions. Posisi empat itulah juga yang dieekspektasikan kepada Arsenal musim ini.

Walaupun begitu, keraguan mencuat tinggi setelah Arsenal mengawali musim dengan buruk, kalah berturut-turut melawan Liverpool dan Stoke City. Jika berpatokan pada hasil musim lalu, Liverpool yang merebut peringkat keempat hanya kalah sebanyak 6 kali. Kekalahan Arsenal yang sudah terjadi dua kali di saat liga baru bergulir sebanyak empat pekan tentu menjadi masalah besar.

Yang menambah masalah ini adalah, Arsenal memiliki rekor yang sangat buruk ketika berhadapan dengan klub papan atas lainnya Liga Primer Inggris; MU, Liverpool, Chelsea, Tottenham Hotspurs, dan Manchester City. Musim lalu, dari 11 kali pertemuan, Arsenal hanya berhasil menang dua kali dan kalah sebanyak lima kali.

Musim ini, Arsenal sudah kalah satu kali melawan Liverpool, dan kemungkinannya sangat besar, rekor ini akan bertambah buruk. Mentalitas The Gunners saat menghadapi tim besar memang sangat mengkhawatirkan, dan kondisi mental Arsenal musim ini, tidak begitu bagus.

Masalah kontrak beberapa pemain inti (baca: Alexis Sanchez dan Mesut Özil), serta tuntutan besar dari para suporter tidak membantu hal ini. Jika Arsenal kembali menjadi yang terburuk dari  enam tim papan atas Inggris, bukan tidak mungkin Arsenal berada di luar empat besar lagi.

Belum lagi berbicara dengan keanehan Arsenal ketika menghadapi klub-klub kecil. Katakanlah seperti kalah dari Stoke tiga minggu lalu, Wenger seperti kehabisan akal untuk mengalahkan Mark Hughes, dan para suporter Arsenal frustrasi melihat Danny Welbeck membuang-buang peluang. Musim memang masih panjang, namun wajar apabila ada perasaan pesimis melihat peluang Arsenal masuk ke empat besar dan merebut tiket Liga Champions dari jalur lokal.

Oleh karena itu, tidak ada salahnya memfokuskan diri ke jalur lain. Manusia harus memiliki rencana sebanyak-banyaknya untuk meraih tujuannya, dan tidak salah apabila Wenger merencanakan skuatnya untuk meraih trofi Liga Europa. Klub sekelas Arsenal tentunya lebih besar statusnya ketimbang klub-klub lainnya di Liga Europa, dan Arsenal memiliki peluang besar untuk juara di sini.

Lagipula, sebuah trofi di tingkat Eropa sudah lama diidam-idamkan oleh para Gooner dan Liga Europa juga menyenangkan, bukan?

Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket