Berlangsung selama kurang lebih lima bulan, kampanye tim-tim Indonesia yang mentas di ajang Liga 2 babak penyisihan grup akhirnya berakhir tengah pekan kemarin (14/9). Mereka yang finis di posisi satu dan dua klasemen akhir pada fase grup pun mendapat keistimewaan melaju ke babak 16 besar demi memperebutkan tiga jatah promosi ke ajang Go-Jek Traveloka Liga 1.
Dari sekian nama yang berhasil lolos ke 16 besar, terdapat sejumlah klub yang sudah punya nama besar sekaligus tradisi di kancah sepak bola nasional. Mereka adalah PSMS Medan, Persita Tangerang, PSIS Semarang, PSS Sleman, Persis Solo, hingga Persebaya Surabaya.
Walau nama-nama di atas menjadi favorit banyak pihak untuk menggenggam tiket promosi, namun peluang bagi para kontestan lain semisal Cilegon United, Kalteng Putra, Martapura FC hingga Persiwa Wamena juga sama besarnya. Mereka justru bisa menjelma layaknya kuda hitam yang siap menyalip para rival yang tak mampu bersaing.
Terbagi ke dalam empat grup yang berbeda, masing-masing kontestan diyakini bakal bertarung habis-habisan. Tak ada lagi strategi coba-coba, tak ada lagi keinginan untuk sekadar main aman. Seluruh kesebelasan dipastikan bakal all-out demi lolos ke babak selanjutnya dan mendekatkan diri pada kesempatan meraih tiket promosi.
Dari Grup A, nama Persis, PSPS, dan PSS yang punya materi pemain mumpuni, bakal menjadi kandidat terdepan untuk lolos ke babak selanjutnya. Sementara Cilegon United akan bertindak sebagai kuda hitam yang bisa menyulitkan ketiga tim lain sekaligus memanfaatkan kelengahan mereka sewaktu-waktu.
Sementara di Grup B, nama besar PSIS dan PSMS jelas layak untuk dikedepankan sebagai unggulan. Apalagi selama babak penyisihan grup, performa kedua tim ini juga sangat gemilang. Namun Persita yang diasuh Bambang Nurdiansyah dan Persibat besutan Daniel Roekito, jelas kelewat mengerikan untuk dipandang sebelah mata.
Berpindah ke Grup C, kubu Persebaya Surabaya jelas menjadi tim yang difavoritkan oleh sejumlah kalangan. Akan tetapi, Kalteng Putra, Persigo Semeru FC, dan PSBS tentu bisa menghadirkan kejutan yang membuat mata terbelalak jika prajurit tempur Alfredo Vera malah gagal menyuguhkan penampilan terbaiknya.
Dibanding grup-grup yang lain, kekuatan paling merata justru ada di seluruh kontestan yang ada di Grup D. Madura FC, Martapura FC, Persiwa, dan PS Mojokerto Putra memiliki kans yang sama besar untuk melaju ke fase selanjutnya. Saya pun merasa persaingan di grup ini bakal sengit sampai laga akhir.
Berada pada fase sekrusial ini ibarat do or die bagi seluruh kontestan. Jika menang dan sanggup lolos ke babak selanjutnya, kans untuk promosi tentu semakin membesar. Sebaliknya, main buruk atau malah rontok, akan memaksa mereka untuk bersabar setidaknya sampai musim depan digulirkan kembali. Sungguh tidak enak, bukan?
Menjelang babak 16 besar, PT. Liga Indonesia Baru (LIB) juga menyediakan waktu bagi klub-klub Liga 2 yang turun di fase tersebut untuk bergerak membenahi kekurangan di tubuh skuat sekaligus memperkokoh kekuatan yang sudah ada.
Tanggal 20-22 September telah ditetapkan oleh operator liga sebagai periode transfer untuk merekrut pemain baru maupun melepas penggawa yang dianggap kurang berkontribusi. Maka tak perlu heran apabila manajemen dari sejumlah klub yang bakal berlaga di 16 besar akan sangat sibuk dalam rentang tiga hari itu.
Atmosfer dan tekanan di babak 16 besar nanti sudah pasti akan memengaruhi mentalitas tim-tim yang bertanding. Berkaca pada hal tersebut, salah satu komponen penting dalam berkompetisi ini harus dipersiapkan dengan sangat matang oleh para pemain, staf pelatih, dan juga pihak manajemen.
Lebih lanjut, datangnya fase 16 besar Liga 2 seharusnya juga memberi tekanan tersendiri buat PT. LIB dan juga asosiasi sepak bola Indonesia (PSSI). Pasalnya, selama babak penyisihan grup kemarin, cukup banyak hal-hal ganjil yang berseliweran di kompetisi Liga 2.
Kenyataan tersebut mesti dibenahi secara sungguh-sungguh oleh kedua belah pihak sebab kejadian-kejadian kontroversial yang berulang, terlebih di fase sekrusial 16 besar, tentu bisa mengganggu atmosfer kompetisi. Dugaan bahwa ada kesebelasan tertentu yang dianakemaskan operator liga bisa saja menyeruak dan menimbulkan polemik. Menyaksikan laga-laga seru dan tanpa gangguan hal-hal berbau non-teknis di babak 16 besar Liga 2 merupakan keinginan seluruh masyarakat pencinta sepak bola nasional.
Bisakah hal ini terwujud?
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional