‘Mengejar sisa kejayaan’, itulah judul artikel yang ditulis kawan saya, Aun Rahman, tentang salah satu kesebelasan yang cukup populer di tanah air, Persita Tangerang. Ditulis jelang bergulirnya kompetisi Liga 2 tahun 2017, kala itu Aun membawa para pembaca untuk menembus lorong waktu dan mengenang kejayaan Persita di kompetisi Liga Indonesia.
Dahulu, klub berjuluk Pendekar Cisadane ini memang tampil cukup hebat di kancah sepak bola nasional. Berbekal materi pemain apik semisal Firman Utina, Ilham Jayakesuma, Olinga Atangana, dan Zaenal Arif, plus pelatih bertangan dingin, Benny Dollo, mereka sanggup menembus final Liga Indonesia 2002.
Sayang, di partai pamungkas mereka harus mengakui kedigdayaan Khusaeri dan kawan-kawan yang berseragam Petrokimia Putra Gresik dengan skor 2-1. Momen itu sendiri menjadi tinta emas Persita hingga detik ini. Karena setelahnya, prestasi mereka justru menukik sampai harus berkompetisi di kasta kedua seperti sekarang.
Namun bermodal semangat untuk mengulangi kejayaan tersebut, Persita yang selama berkompetisi di Liga 2 harus mengungsi ke Stadion Maulana Yusuf di kota Serang, justru tampil sangat ciamik. Tergabung di Grup 2 bersama Cilegon United, Lampung Sakti FC, Perserang Serang, Persikabo Bogor, Persika Karawang, Persikad Depok, dan PS Bengkulu, tim berkostum ungu ini sanggup keluar sebagai juara grup.
Dari empat belas laga, rekor tanding Persita bisa dikatakan cukup baik. Mereka memenangi sembilan laga, seri di tiga pertandingan, dan hanya dua kali kalah. Meski tak memiliki daya gedor yang super tajam (hanya menciptakan 18 gol), namun anak asuh Bambang Nurdiansyah punya benteng pertahanan yang kokoh sebab cuma kebobolan tujuh kali.
Berstatus sebagai juara Grup 2 tentu menggaransi satu tiket ke babak 16 besar Liga 2 guna bertarung mati-matian memperebutkan jatah promosi ke ajang Go-Jek Traveloka Liga 1 di musim mendatang.
Hal ini pula yang memotivasi Ledi Utomo dan kawan-kawan untuk melanjutkan tren positif yang telah mereka tampilkan di fase grup. Berdasarkan skema yang telah ditetapkan oleh PT. Liga Indonesia Baru (LIB) terkait pembagian grup di babak 16 besar Liga 2, Persita akan disatukan dengan Persibat Batang, PSIS Semarang, dan PSMS Medan di satu grup.
Melihat nama-nama tersebut, tak seharusnya Persita merasa minder. Pasalnya, kekuatan dari tim kebangaan Laskar Benteng Viola (LBV) ini juga tak bisa dipandang remeh. Menyepelekan Persita justru bisa menghadirkan malapetaka bagi para pesaing.
Tugas berat memang tengah menanti Pendekar Cisadane di babak 16 besar nanti. Jika terbebani, maka Persita akan dengan mudahnya tersungkur. Namun bila hal itu justru sanggup membakar semangat dan motivasi mereka, mimpi Persita dan juga Provinsi Banten untuk kembali berkiprah dan berprestasi di kasta teratas sepak bola nasional tentu bisa menjadi kenyataan.
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional