Nasional Bola

Cilegon United: Menanti Letupan dari Ujung Barat Jawa

Gairah sepak bola ujung barat Pulau Jawa sempat memuncak berkat kehadiran klub Pelita Krakatau Steel. Nama beken semisal Listiyanto Raharjo, Joko Kuspito, sampai Aliyudin pernah memberikan hiburan tersendiri bagi masyarakat Cilegon. Sayangnya, keriaan suporter tak bertahan lama setelah manajemen klub Pelita Jaya memilih hijrah ke Purwakarta pada 2006 silam atau empat tahun setelah menetap.

Setelah itu denyut sepak bola di tanah Cilegon praktis kurang nyaring terdengar. Lewat cakupan lebih jauh, atmosfer sepak bola Provinsi Banten juga mulai memudar usai ditetapkannya fatwa pelarangan laga dua klub Tangerang, Persita dan Persikota.

Meski masih bertahan, Persita kini berkompetisi di Liga 2, sementara Si Bayi Ajaib, julukan Persikota, berlaga di Liga 3 atau musim ini nanti dikenal sebagai Liga Nusantara.

Perlahan tapi pasti, identitas sepak bola Cilegon mulai kembali. Tahun 2012, didirikan Cilegon United Football Club (CUFC) yang kelak, mulai bisa diperhitungkan dan jadi bayi ajaib baru. Pada tahun pertamanya saja, Cilegon United langsung jadi juara Divisi III Zona Banten dan disusul promosi ke Divisi Dua. Tradisi langsung juara dan promosi dipertahankan tim asuhan Bambang Nurdiansyah hingga akhirnya tampil di Divisi Utama tahun 2015.

Sebagai tim anyar, Cilegon United langsung tampil menjanjikan. Klub yang bermarkas di Stadion Krakatau Steel ini sukses jadi kuda hitam di Grup 2 Torabika Soccer Championship (TSC) B 2016 meski gagal lolos karena menduduki peringkat ketiga klasemen akhir. Jelang Liga 2, persiapan lebih matang terus digeber.

Pelajaran berharga dari tim Liga 1

Dimulai dengan tampil di turnamen Dirgantara Cup 2017, Cilegon United mulai menunjukkan pamornya. Kalah pada laga perdana melawan Persbul Buol, tim yang kini diasuh pelatih kenamaan, Arcan Iurie Anatolievici, itu langsung tancap gas.

PSN Ngada dan tim yang sedang menikmati kebangkitan, Persebaya Surabaya, sukses dibungkam. Di semifinal, giliran PS Mojokerto yang merasakan kekuatan Abdul Ali Nahumarury dan kawan-kawan. Meski kalah dari Persebaya di final, perjuangan tim kesayangan Volcano Mania ini patut diapresiasi.

Finalis Dirgantara Cup 2017 jadi modal berharga guna mengarungi kerasnya persaingan Grup 2 Liga 2 yang diisi tim semisal Perserang Serang, Persita Tangerang, hingga Lampung Sakti. Tak hanya itu, laga uji coba juga amat diperhatikan manajemen The Volcano.

Tak tanggung-tanggung, dua klub besar Liga 1, Persija Jakarta dan Sriwijaya FC Palembang, diboyong ke Cilegon untuk melakoni latih tanding. Hasilnya tak terlalu mengecewakan. Dalam dua laga tersebut, Cilegon United hanya kalah masing-masing 0-1. Terpenting, perlawanan alot sepanjang laga dipertontonkan.

Sorak-sorai pendukung terdengar setiap usai pertandingan. Meski kalah, lawan yang dihadapi bukan sembarangan. Plus baik Persija maupun Sriwijaya FC datang dengan mayoritas pemain intinya. Teranyar, meski batal beruji coba dengan jawara TSC B, PSCS Cilacap, Cilegon United sudah lebih dari siap untuk memulai Liga 2 dengan bertandang ke markas Perserang, 22 April mendatang.

Didukung darah muda

Meski tak diisi banyak nama terkenal di jagat sepak bola Indonesia, materi pemain Cilegon United di Liga 2 2017 pantang diremehkan. Sederet pemain muda potensial mengisi skuat asuhan Arcan Iurie, yang dikenal sering mengorbitkan pesepak bola berbakat.

Nama eks striker Persita, Jalwandi patut dikedepankan. Jebolan proyek pengembangan usia muda di Paraguay ini diharapkan bisa jadi juru gedor utama The Volcano. Selain itu ada sosok pemain pinjaman dari Persija Jakarta, Muhammad Idham Jauhari.

Pemain yang dikenal lugas ini diharapkan bisa jadi tembok kokoh di barisan pertahanan Cilegon United. Sejatinya Idham dipinjamkan karena menumpuknya stok bek tengah senior di kubu Macan Kemayoran. Satu nama lain adalah Abdul Ali Nahumarury.

Pemain yang sempat merasakan kerasnya persaingan melawan beberapa tim Eropa bersama Frenz United itu langsung menunjukkan kualitasnya pada Dirgantara Cup 2017. Laga kontra PSN Ngada, gol tunggal Abdul Ali yang baru saja berulang tahun yang ke-20 itu, jadi penentu kemenangan Cilegon United. Ketiga pemain muda tersebut diharapkan bisa mendongkrak prestasi The Volcano di Liga 2 musim ini.

Prediksi

Konsistensi jadi kata kunci jika tradisi promosi ingin tetap dijaga. Pasalnya Cilegon United bakal mendapat tantangan berarti di empat laga sisa putaran kedua Liga 2. Laga tandang kontra Lampung Sakti dilanjutkan dengan partai terakhir di hadapan pendukung sendiri melawan PS Bengkulu, sebelum dua kali away versus Persita dan Persika Karawang.

Author: Perdana Nugroho
Penulis bisa ditemui di akun Twitter @harnugroho