Ezechiel N’Douassel adalah jawaban. Dirinya hadir sebagai jawaban atas pertanyaan, mengapa Persib Bandung begitu kesulitan untuk meraih kemenangan di sepanjang putaran pertama Go-Jek Traveloka Liga 1 2017.
Ezechiel N’Douassel adalah buah dari evaluasi yang dilakukan oleh manajemen setelah Persib tampil sangat mengkhawatirkan dan hanya mampu bertengger di posisi 14 setelah melewati 17 pertandingan. Dirinya dan Purwaka Yudhi direkrut manajemen guna memperbaiki permainan Persib di putaran kedua.
Sebenarnya pada jendela transfer tengah musim Liga 1, Persib lebih sering dikaitkan dengan nama Ilija Spasojevic dan Reinaldo Elias. Keduanya adalah juru gedor yang sudah punya catatan dan rekam jejak yang cukup baik di sepak bola Indonesia. Berbeda dengan Ezechiel N’Douassel yang masih belum banyak dikenal oleh Bobotoh, karena belum pernah sekalipun bermain di Indonesia.
Banyak keraguan yang terasa ketika manajemen Persib memberitakan akan mengontrak pemain yang telah mengoleksi 55 caps bersama tim nasional Chad ini. Kesalahan saat merekrut Carlton Cole di awal musim ini tentu tidak ingin kembali terjadi. Akhirnya setelah melewati enam pertandingan, manajemen Persib boleh tersenyum, karena Ezechiel N’Douassel bukanlah Carlton Cole.
Kapten tim nasional Chad ini memang menjadi sosok yang dibutuhkan oleh Persib selama ini. Nihilnya penyerang tengah berkualitas di tubuh Maung Bandung ditenggarai menjadi alasan utama hilangnya Persib dalam persaingan juara Go-Jek Traveloka Liga 1.
Tidak kunjung sembuhnya Sergio van Dijk, buruknya kualitas Carlton Cole, dan masih belum siapnya Angga Febriyanto, membuat tim pelatih memainkan Raphael Maitimo sebagai penyerang bayangan di berbagai pertandingan Persib Bandung. Meski Maitimo bermain baik baik di posisi barunya, tetap saja akan beresiko jika sepanjang musim hanya bergantung kepada pemain naturalisasi tersebut.
Memang tak salah Persib merekrut mantan pemain Hapoel Tel Aviv ini. Tak perlu waktu lama, Ezechiel N’Douassel telah memberikan dampak instan untuk tim asuhan Emral Abus ini. Total dalam lima pertandingan saja, Ezechiel N’Douassel telah mengemas 3 gol dan 4 asis. Pemain bernomor punggung 70 ini menjadi aktor penting dari kebangkitan Persib Bandung di putaran kedua Liga 1.
Terakhir, Ezechiel berhasil menyelamatkan Persib dari kekalahan pertama di kandang sendiri saat menjamu Semen Padang, sekaligus memperpanjang rekor tak terkalahkan Pangeran Biru di sepanjang putaran kedua Liga 1.
Ezechiel memiliki atribut yang berbeda dengan Sergio maupun Cole. Diberkahi fisik kuat ala pemain Afrika, kebanyakan Ezechiel lebih sering bergerak ke dalam untuk menjemput bola dari lini tengah. Jauh berbeda dengan Sergio van Dijk dan Carlton Cole yang lebih sering menunggu di kotak penalti lawan.
Dirinya pun tak segan bergerak ke flank guna mengirim umpan menuju kotak penalti. Segala kemampuan tersebut membuat Ezechiel tak hanya mampu mencetak gol, tetapi piawai dalam memberikan asis kepada pemain lainnya.
Seringnya ia bergerak ke sayap membuat pemain lain seperti Raphael Maitimo atau pemain lain, memiliki ruang dan kesempatan untuk mencetak gol dari umpan-umpan matang Ezechiel. Hal itu sudah terbukti saat menggilas Persegres Gresik United. Kala itu, ia yang bergerak ke sayap kiri, mampu memberi umpan yang berhasil dikonversi oleh Raphael Maitimo menjadi sebuah gol.
Memang jika dibandingkan dengan dua penyerang pendahulunya (van Dijk dan Cole), gaya permainan Ezechiel jauh lebih menyerupai penyerang incaran Persib terdahulu, Patrick dos Santos. Patrick yang kala itu menolak pinangan Persib Bandung demi bergabung tim Vietnam, Saigon FC, memang dikenal dengan pergerakannya yang licin seperti N’Douassel.
Keduanya pun sama–sama rajin bergerak untuk menjemput bola dari para gelandang. Kelebihan N’Douassel adalah fisiknya yang kokoh sehingga cukup sulit untuk dijaga para pemain bertahan lawan. Kehadiran N’Douassel kini seharusnya bisa mengobati kekecewaan Bobotoh karena gagal mendaratkan Patrick dos Santos Cruz.
Meski baru bermain dalam lima pertandingan, N’Douassel bisa membuktikan bahwa manajemen Persib tidak salah menjatuhkan pilihan kepadanya. Ke depan, masih tersisa 11 pertandingan bagi N’Douassel demi meyakinkan manajemen untuk tetap memercayainya, tidak hanya musim ini saja, tetapi hingga musim depan dan seterusnya.
Terlemparnya Persib Bandung dari persaingan meraih gelar juara Liga 1 musim ini seharusnya bisa dimanfaatkan oleh tim pelatih untuk mengukur pemain–pemain mana saja yang layak dipertahankan untuk bermain di musim depan.
Ezechiel tentunya menjadi salah satu nama yang layak dipertahankan oleh manajemen Persib, ditambah riwayat Persib yang jarang berjodoh dengan pemain asing berkualitas. Di sepanjang persiapan Liga 1 pun sudah banyak nama yang hilir-mudik untuk sekadar mengikuti seleksi yang dilaksanakan oleh tim Persib.
Dari Erick Weeks Lewis yang sudah lama berkelana di klub-klub Indonesia, hingga pemain–pemain seperti Mirko Livaja, Willie Overtoom, dan David Sebastian. Semua pemain tersebut pada akhirnya hanya numpang latihan di Kota Kembang. Terbaru, sang legenda West Ham, bahkan tak lagi berkutik melawan bek–bek tangguh tim Liga 1. Maka dari itu mempertahankan Ezechiel adalah suatu keniscayaan.
Ezechiel telah memberi Persib sebuah jawaban, sekarang ganti Persib yang patut memberi kepastian yang jelas bagi penyerang tangguh ini.
Author: Daniel Fernandez (@L1_Segitiga)