Theo James Walcott. Nama pemain yang satu ini adalah pemain yang dapat memicu perdebatan di antara suporter Arsenal. Sebagian menganggap bahwa Walcott masih salah satu pemain terbaik yang Inggris miliki saat ini. Kecepatannya yang eksplosif mampu membuat bek lawan kocar-kacir dan Walcott seringkali menciptakan gol-gol penting bagi The Gunners.
Namun, sebagian lagi menganggap bahwa waktu Walcott di Arsenal sudah habis. Performanya memang menurun secara konstan dan Walcott hanya menjadi beban dari sudut pandang finansial. Lalu, apakah Walcott masih dibutuhkan kehadirannya di skuat Arsenal? Ataukah Wenger sebaiknya segera mencari klub baru yang mau menampung Walcott?
Karier Awal Walcott di Arsenal
Di tahun 2006, tepatnya tanggal 20 Januari, Theo Walcott muda dibeli oleh Arsenal dari Southampton saat berusia 17 tahun dengan biaya yang cukup tinggi di masa itu, 10,5 juta paun. Saat itu, Walcott digadang-gadang sebagai pemain masa depan Inggris karena talentanya yang menjanjikan.
Tak salah memang, karena Walcott memang sangat berpotensi, karena buktinya adalah di tahun yang sama, ia berhasil memenangi penghargaan atlet muda terbaik versi BBC, serta menjadi pemain dengan usia paling muda yang bermain bagi timnas senior Inggris. Walcott juga berhasil masuk ke skuat Inggris untuk Piala Dunia 2006, walaupun tidak bermain sekalipun.
Karier Theo Walcott di beberapa tahun pertamanya bersama Arsenal terus meningkat. Di musim 2008/2009, Walcott diwariskan nomor yang sebelumnya dipakai oleh pemain depan legendaris Arsenal, Thierry Henry. Tentu ini menjadi pertanda, bahwa Walcott adalah pemain yang begitu diharapkan oleh Arsene Wenger sebagai penerus Henry. Sayangnya, harapan itu sepertinya terlalu berat untuk ditanggung oleh Walcott.
Theo Walcott, Kini dan Nanti
Kini, pemain yang saat ini terdaftar sebagai pemain yang paling lama memperkuat Arsenal di tim utama, tak lebih dari sekedar pemain cadangan. Theo Walcott seringkali menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan oleh Wenger kepadanya. Berkali-kali, Walcott berada di posisi yang salah, membuang-buang peluang di depan gawang, terjebak offside, dan terebut bola di posisinya oleh pemain lawan. Walcott yang sekarang berbeda dengan Walcott muda. Padahal, usianya baru berusia 28 tahun, usia yang matang bagi pesepak bola. Namun permainan sang pemain tidak menunjukkan kematangan usianya.
Di skema 3-4-2-1 yang digunakan Wenger untuk Arsenal saat ini, sulit untuk mencari posisi yang tepat bagi Walcott. Tentu tak mungkin menempatkannya di posisi wingback mengingat Walcott tak mampu untuk melakukan tugas-tugas defensif. Sebagai penyerang, Arsenal memiliki opsi yang jauh lebih baik di nama Alexandre Lacazette dan Olivier Giroud, bahkan Danny Welbeck!
Walcott mungkin dapat bermain di belakang penyerang, namun lagi-lagi saingannya berat dan Walcott tidak memiliki visi sebaik Mesut Ozil ataupun work-rate dan kualitas kelas dunia seperti Alexis Sanchez.
Walcott juga menjadi beban dalam segi finansial bagi Arsenal. Gajinya kini berada di angka 110 ribu paun per minggu, terbesar keempat di Arsenal. Gajinya ini mengalahkan pemain-pemain penting di Arsenal seperti Lacazette, Granit Xhaka, Petr Cech, dan Laurent Koscielny. Tentu sebuah kesia-siaan untuk memberikan gaji yang besar bagi pemain yang bukan menjadi pemain inti. Melepas Walcott tentu adalah keputusan yang baik dalam sudut pandang finansial.
Banderol dan gaji Walcott yang cukup tinggi, sekitar 20 juta euro untuk pemain sekelas Walcott, mungkin memang menjadi penghalang bagi klub yang ingin merekrutnya. Namun sebenarnya permasalahannya bukan hanya itu. Wenger sepertinya memang sangat sayang terhadap pemainnya yang sangat setia ini.
Beberapa tahun yang lalu, Walcott memang sempat diincar oleh klub-klub seperti Chelsea dan Manchester United, namun Walcott menunjukkan kesetiaannya terhadap Arsenal dan Wenger. Wenger mungkin merasa bahwa Walcott masih berhak untuk diberi tempat di tim utama Arsenal.
Walcott juga dapat menjadi pembeda apabila masuk dari bangku cadangan. Kecepatan dan akselerasinya yang tinggi bisa menghukum bek-bek lawan yang mulai lengah karena kelelahan. Selain itu, Walcott acap sekali mencetak gol yang tak terduga dan itu adalah salah satu kelebihan Walcott yang tidak dimiliki pemain lain di Arsenal.
Satu lagi poin plus Walcott, ia termasuk dalam kategori homegrown bagi Arsenal, kategori pemain yang Arsenal sedang kekurangan saat ini. Melepas Walcott akan menjadi masalah yang cukup pelik bagi Wenger, yang mana mencari pemain homegrown yang sudah matang dan berkualitas di atas rata-rata sangat sulit. Walaupun performanya menurun, kualitas Walcott tentu berada sedikit di atas pemain homegrown lain yang berada di pasaran.
Persoalan Theo Walcott ini tentu menjadi masalah yang tidak mudah untuk ditangani bagi manajemen Arsenal. Opsi yang paling baik mungkin memberi kesempatan satu tahun lagi bagi Walcott, hingga ia tepat berumur 29 tahun. Harganya bisa menjadi semain turun apabila performanya tak kunjung membaik dan umurnya mencapai kepala tiga. Mari berharap Walcott mampu mendapatkan performanya kembali dan kepercayaan yang telah Wenger taruh terbayarkan.
Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket