Untuk mengarungi Go-jek Traveloka Liga 1 musim 2016/2017 ini, Persija Jakarta cenderung memilih untuk lebih ‘beraroma’ Samba. Mulai dari pelatih Alejandro Stefano ‘Teco’ Cugurra, hingga tiga orang pemain asing yang memperkuat mereka berdarah Brasil.
Ketika Liga 1 baru akan berjalan, sorotan mengarah kepada figur yang dikontrak dengan status marquee player, yaitu Bruno da Silva Lopes. Pemain asal Curitiba, Brasil, diketahui memiliki reputasi mentereng karena pernah memperkuat klub-klub papan atas di Jepang dan Portugal.
Ketika bergabung bersama Ismed Sofyan dan kawan-kawan pada bulan April 2017, sosok Bruno Lopes memang langsung mencuri perhatian. Raut wajahnya keras khas pemain Brasil. Tubuhnya yang kekar juga mengisyaratkan kesiapannya bertarung di lini depan melawan pemain-pemain belakang klub-klub peserta Liga 1 lain.
Meski demikian, Bruno juga bisa berfungsi baik di posisi penyerang sayap. Kemampuannya ini terasah di berbagai klub Brasil sebelum akhirnya memulai karier internasionalnya di J.League (Liga Jepang). Pada tahun 2011, ia mampir sebentar di klub Albirex Niigata sebagai pemain pinjaman dari klub Brasil, Anapolis.
Pengalaman di J.League sepertinya begitu berkesan sehingga pemain kelahiran 19 Agustus 1986 ini memutuskan untuk kembali ke Jepang pada tahun 2012. Berdasarkan data statistik dari situs Soccerway, Bruno menghasilkan 20 gol dalam 73 penampilan bersama Albirex Niigata di J.League. Penampilan ciamiknya itu akhirnya mengantarkannya ke level tertinggi dalam kariernya, yaitu direkrut klub Eropa.
Klub yang merekrutnya adalah Estoril, klub peserta Primeira Liga Portugal. Meskipun hanya untuk semusim dengan status pinjaman dari Albirex, Bruno menikmati salah satu musim terbaik Estoril di Eropa. Klub tersebut menjadi salah satu peserta Liga Europa 2013/2014 dan berada satu grup dengan wakil Spanyol yang akhirnya keluar sebagai juara, yaitu Sevilla FC.
Sayang, karier Bruno Lopes tidak meningkat lebih tinggi lagi setelah petualangannya di Liga Europa bersama Estoril. Pada tahun 2015, ia memutuskan untuk bergabung dengan Ratchaburi FC di Liga Thailand. Penampilannya kurang memuaskan, sehingga ia hanya bertahan di sana selama setengah musim sebelum pulang ke Brasil dan memberkuat klub lokal, Vila Nova.
Naluri berpetualang kembali menggoda Bruno pada tahun 2016 lalu. Ia menerima pinangan klub Arab Saudi, Hajer Club. Namun, lagi-lagi sepertinya ia sulit beradaptasi dengan kehidupan di Timur Tengah. Ia hanya bertahan setengah musim sebelum lagi-lagi pulang ke Brasil untuk memperkuat Associacao Ferroviaria de Esportes.
Takdir akhirnya membawa Bruno ke Indonesia untuk bergabung dengan skuat coach Teco di Persija. Ia menjadi anggota rombongan Brasil terakhir setelah kehadiran dua penggawa Samba lainnya, yaitu Willian Pacheco dan Luiz Carlos Junior. Selama putaran pertama Liga 1, Bruno lebih banyak ditempatkan di posisi winger atau penyerang lubang di belakang posisi Luiz.
Uniknya, Bruno justru lebih produktif dalam urusan mencetak gol daripada rekannya di posisi ujung tombak itu. Luiz hanya sanggup menceploskan tiga gol dari tujuh belas pertandingan, sedangkan Bruno yang hanya berfungsi sebagai second striker malah sukses mencetak lima gol.
Akhirnya, Persija pun melepas Luiz yang kemudian berlabuh ke Liga Jordania. Posisinya digantikan seorang pemain Brasil lain yang berpaspor Australia, Reinaldo Elias da Costa. Kombinasi Bruno dan Reinaldo dalam dua pertandingan putaran kedua cukup apik. Dua kali berturut-turut, keduanya menyumbang gol bagi Persija, yaitu ke gawang Persiba Balikpapan pada pekan ke-19 dan ke gawang PSM Makassar pada pekan ke-20.
Bruno Lopes tampaknya semakin menyatu dengan skema permainan coach Teco di Persija. Mari kita tunggu apakah ia mampu membawa Macan Kemayoran finis di papan atas Liga 1 musim 2017 ini.
Feliz Aniversário, Bruno!
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’