Dari Udinese ke Barcelona
Barcelona masih dilatih Pep Guardiola ketika Alexis bergabung. Ketika itu, Alexis masih berusia 22 tahun, meninggalkan Udinese, untuk bergabung dengan salah satu kekuatan besar di Eropa dan dunia. Uang sebanyak 23 juta paun, dengan bonus hingga 10 juta paun, mengantar pemain kelahiran Cile ke panggung yang lebih besar.
Satu musim sebelumnya, Alexis dianugerahi gelar pemain muda paling menjanjikan versi FIFA. Sontak, dirinya langsung diperbandingkan dengan Cristiano Ronaldo, mengingat keduanya fasih bermain sebagai penyerang sayap sebelah kiri. Namun, Alexis enggan dibanding-bandingkan dengan lelaki lain. Ia ingin diakui sebagai dirinya sendiri.
“Saya menaruh hormat kepada Cristiano Ronaldo. Ia pemain hebat. Tapi, saya tak ingin dibanding-bandingkan dengan siapa pun,” tegas Alexis kepada Daily Mail kala itu. Alexis masih melanjutkan kalimatnya bahwa ia datang ke Barcelona untuk memenangi trofi. Dan musim 2012/2013 ambisi itu memang terbukti.
Namun memang, tahun-tahun awal Alexis di Barcelona tak berjalan semulus yang dibayangkan. Ia absen hingga 59 hari karena cedera. Total, ia hanya bermain di 2.640 menit, dengan rata-rata 64 menit per pertandingan dan mencatatkan 15 gol. Musim keduanya pun sama terjalnya, dengan total menit bermain 15 menit lebih sedikit.
Perubahan terjadi di musim ketiga. Alexis mulai mendapatkan tempat reguler dan mulai dicintai suporter. Total, ia membukukan 21 gol dan 17 asis dari 54 penampilan. Namun, ketika kerja kerasnya mulai berbuah, ketika ia mulai dipercaya untuk menemani Lionel Messi, Barcelona justru mengambil keputusan yang sedikit mengherankan.