Turun Minum Serba-Serbi

8 Transfer Terburuk Pelatih Kelas Dunia

Aleksander Hleb

Pep Guardiola: Aleksander Hleb

Lelaki botak beraksen Catalan ini sukses menyihir dunia sepak bola dunia dengan umpan-umpan cepatnya, namun juga berperan mematikan sihir seorang pemain bernama Aleksander Hleb.

Hleb adalah salah satu gelandang serang terbaik pada generasinya; hadirin di Highbury lama bersorak “Alexander Hleb, Alexander Hleb, he’s good at football, Alexander Hleb” kepada tiap orang Belarusia pertama yang bermain di final Liga Champion ini menggiring bola. Julukannya, Zauberlehrling, Si Penyihir Magang, yang ia dapat saat bermain di Stuttgart di bawah asuhan Felix Magath.

Sihirnya mati seketika selepas ia tiba di Camp Nou setelah direkrut oleh Guardiola pada Juli 2008 seharga 15 juta euro. Ia hanya bermain lima kali sebagai pemain inti pada musim 2008/2009 yang menaikkan nama Guardiola sebagai pelatih kelas dunia. “Saya enggan mendengarkannya (Guardiola),” ujar Hleb pada satu wawancara.

Ia menolak anjuran Pep untuk mengambil kelas bahasa Spanyol dan terus melawan sang pelatih, sehingga membuatnya dipinjamkan beberapa kali ke Jerman dan Inggris sebelum dilepas Barca pada 2008. Ia terakhir membela Krylia Sovetov Samara di Liga Rusia.

Eljero Elia

Antonio Conte: Eljero Elia

Sudah jatuh tertimpa Ferrari. Demikianlah nasib Eljero Elia bersama Juventus di bawah Antonio Conte.

Bagian dari tim nasional Belanda yang mencapai final Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, Elia terkenal akan kecepatan berlarinya namun juga akan sikap arogannya. Di Hamburg, ia pernah didenda karena menyatakan bahwa gaya bermain tim tak cocok dengan seleranya. Entah pikiran apa yang merasuki Conte untuk meyakinkan keluarga Agnelli buat merogoh kocek sembilan juta euro untuk jebolan ADO Den Haag ini pada Agustus 2011.

Elia hanya bertahan satu musim di bangku cadangan Juventus dengan hanya mengoleksi empat penampilan sepanjang musim 2011/2012. “Conte tak pernah berbicara dengan saya,” ujarnya setelah bergabung dengan Werder Bremen pada Juni 2012. Pedihnya, bahkan untuk pindah ke Bremen pun Juventus memaksanya untuk menyerahkan kembali kunci mobil Ferrari yang ia dapat sebagai bonus kemenangan Scudetto musim itu.

Kariernya tak pernah membaik (kecuali pada saat yang sangat singkat bersama Southampton) dan kini ia membela tim Turki, İstanbul Başakşehir. Apakah dia mengganti Ferrari yang disita Juventus, tak ada yang tahu.