Kolom

Olivier Giroud dan Mereka yang Dirundung Kecemasan

Rooney

Rooney

Bergeser ke Manchester, situasi ganjil yang sama juga terasa. Wayne Rooney, yang memenangi Liga Primer Inggris dan Liga Champions, sekaligus menyandang status kapten, terancam didepak demi peremajaan skuat Manchester United. Ia, yang pernah menjadi bagian integral di dalam skuat Sir Alex Ferguson, mengalami penurunan performa yang hebat.

Untuk mengakomodasi Rooney, beberapa pelatih United, mulai dari David Moyes, Louis van Gaal dan Jose Mourinho, memainkan Rooney sebagai gelandang sentral atau gelandang serang. Intinya adalah, ketiga pelatih tersebut memahami bahwa Rooney punya pengaruh di ruang ganti. Ia pemain senior dan sudah memenangi banyak gelar ketika Marcus Rashford bahkan belum mengalami pubertas.

Kedatangan Zlatan Ibrahimovic musim lalu semakin menguatkan persepsi bahwa masa-masa bulan madu Rooney bersama United sudah memasuki senjakala. Apalagi, menjelang musim 2017/2018, United sudah dikaitkan dengan banyak penyerang top, seperti Alvaro Morata dan Romelu Lukaku. Usaha meremajakan skuat dan menambah ketajaman lini depan memaksa United berbelanja.

Lebih perih lagi, manajemen United akan memasukkan namanya ke dalam proposal transfer. United disebut ingin mendatangkan Romelu Lukaku dari Everton dan akan menggunakan Rooney sebagai pemanis lembar-lembar proposal pembelian. Perih, ketika seorang lelaki dijadikan komoditi tambahan sebuah bisnis. Harga dirimu, Rooney!

Memang, Rooney punya kedekatan dengan Everton. Ia melakoni debut dengan Everton di usia 16 tahun. Everton memberi kesempatan kepada Rooney untuk membuka jalan kariernya. Maka, meski harus menelan harga dirinya bulat-bulat, kembali ke klub lamanya, bernostalgia bersama The Toffess adalah langkah yang bijak.

Tetapi tetap, status Rooney adalah “yang kedua” dan masa depannya bersama United nampaknya sudah habis. Berbeda dengan Giroud, yang masih bisa memperjuangkan satu tempat di lini serang Arsenal, Rooney harus berpikir ulang apabila hendak bertahan. Ia bahkan sudah tidak dipandang sebagai pemain depan yang pernah ganas di masanya. Perih!