Nama lengkapnya Ganjar Mukti Muhardiyana. Ia melejit ketika memperkuat Bali United di turnamen-turnamen pengganti kompetisi reguler karena Indonesia menerima sanksi FIFA pada tahun 2015 lalu. Berposisi asli sebagai bek tengah, Ganjar bisa juga ditempatkan di posisi bek kanan. Salah satu momen di mana namanya semakin dikenal adalah ketika ia mengganjal keras Yandi Sofyan Munawar di ajang Bali Island Cup 2016.
Nama Ganjar mulai muncul ketika ia sukses membawa Sriwijaya FC U-21 menjadi kampiun kompetisi nasional usia muda. Setelahnya, Ganjar kemudian kembali ke Tangerang untuk memperkuat Persita, meski waktu itu Sriwijaya sudah berniat untuk mempromosikan Ganjar ke tim utama dan diberikan kontrak jangka panjang. Alasan pendidikan dan juga karena sang ayah, Sonny Karsan, merupakan mantan pemain tim Pendekar Cisadane, membuat Ganjar kemudian memutuskan untuk berseragam Persita.
Kontraknya kemudian habis di Persita di saat yang sama ketika tim yang khas dengan baju kebesaran berwarna ungu ini mesti terdegradasi dari kompetisi level tertinggi pada tahun 2014. Ganjar kemudian mengikuti seleksi di tim Bali United yang baru saja diakusisi dari Samarinda. Lolos seleksi, Ganjar kemudian menjadi bagian tim Serdadu Tridatu yang berlaga di kompetisi tahun 2015 sampai akhirnya terhenti.
Ganjar tampil baik di turnamen-turnamen pengganti kompetisi reguler, meskipun Indra Sjafri, pelatih Bali United saat itu, lebih banyak memasang Ganjar sebagai bek kanan ketimbang bek tengah. Dan laga melawan Persib Bandung di Bali Island Cup menjadi salah satu pertandingan terbaiknya. Semakin spesial karena diketahui bahwa Ganjar memiliki darah Sunda dari ibunya yang berasal dari Pangandaran, daerah pantai selatan Jawa Barat.
Pada gelaran Torabika Soccer Championship (TSC) 2016, Ganjar kemudian hengkang ke PS TNI. Impiannya menjadi prajurit TNI adalah alasan utama mengapa pemain yang kini berusia 23 tahun ini memilih hijrah ke tim milik angkatan bersenjata Republik Indonesia tersebut. Pelatih Eduard Tjong sempat beberapa kali memainkan Ganjar di dua posisi favoritnya, bek tengah dan bek kanan. Namun, Ganjar masih belum diberikan kepercayaan penuh.
Bahkan ketika Suharto AD kembali ke tim setelah Edu Tjong lengser, Ganjar masih kesulitan untuk menembus tim utama. Ia masih kalah saing dari Wiganda Pradika dan Wanda Syahputra. Karena saking kesulitannya mendapatkan waktu bermain yang reguler, PS TNI sampai meminjamkan Ganjar ke PSIS Semarang yang berlaga di kompetisi level kedua hingga penghujung musim. Hijrahnya Ganjar ke PSIS banyak membuat orang menganggap bahwa arah karier pemain yang lekat dengan nomer punggung 22 ini bisa saja menurun.
Kerja keras dan keberuntungan memang merupakan dua hal yang saling berpadu dalam meraih kesuksesan. Ganjar tidak menyerah ketika mesti dipinjamkan. Ia juga memilih bertahan di PS TNI meskipun jelang Liga 1 2017 lalu, banyak klub mencoba mengangkutnya. Ganjar memilih tinggal untuk memperjuangkan tempatnya di tim.
Kerja kerasnya kemudian berbuah hasil, karena baik Laurent Hatton maupun Ivan Kolev, keduanya senang dengan kinerja Ganjar di lini pertahanan PS TNI. Dan kini, Kolev pun selalu menjadikan Ganjar sebagai pilihan utama. Hengkangnya Wiganda ke Mitra Kukar pun menjadi salah satu faktor yang membuat Ganjar terus mendapatkan kesempatan bermain.
Ganjar sejauh ini tampil cemerlang. Ia membawa PS TNI berada di posisi klasemen yang cukup baik sejauh ini. Usianya masih 23 tahun dan ia kemungkinan masih akan terus melakukan hal-hal yang bisa jadi mengejutkan. Dan tak menutup kemungkinan, ia akan hijrah ke tim di mana para pemain berdarah Sunda akan berlabuh nantinya.
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia