Kolom

Kisah Sukses Anak Rantau dari Chuncheon

Musim panas 2008, seorang pemuda asal Korea Selatan memutuskan untuk merantau di usia yang masih sangat muda, 16 tahun! Tujuannya pun tak main-main: Jerman. Remaja tersebut tidak melanjutkan studinya di Dongbuk High School dan memilih untuk meniti karier di tim junior Hamburger SV.

Di klub perantauannya itu ia ditempatkan di tim muda yang berpartisipasi di Regionalliga (kasta keempat sepak bola Jerman). Pemain setinggi 184 sentimeter ini kemudian melalui jenjang akademinya di Hamburger SV dengan mulus. Mulai dari tim U-17, U-19, sampai Hamburger SV II ia selalu menjadi pilihan utama. Performanya dinilai memuaskan dan dua tahun kemudian, ia diganjar kontrak profesional tepat di hari ulang tahunnya yang ke-18.

Bundesliga tak diragukan lagi memang menjadi salah satu tempat terbaik bagi pemain muda Asia memulai karier di Eropa. Berkat performa apiknya di Hamburg, pria yang kini telah mengoleksi 51 caps di timnas ini dipinang oleh klub Bundesliga lain, Bayer Leverkusen dan menjadikannya pemain termahal di sana pada saat itu dengan nilai transfer 10 juta euro.

Dua musim bermukim di BayArena, ia mencetak 29 gol dari 87 laga dan membawa Leverkusen lolos ke Liga Champions 2014/2015. Bakat pemain kelahiran Chuncheon ini bahkan sampai terendus hingga Negeri Ratu Elizabeth. Pada 28 Agustus 2015, rekor itu pun pecah.

Dana 22 juta paun atau hampir setara dengan 30 juta euro digelontorkan Tottenham Hotspurs untuk meminangnya dari die Werkself, julukan Leverkusen. Transfer ini memecahkan rekor pemain termahal Asia yang sebelumnya dipegang Hidetoshi Nakata saat dibeli Parma dari AS Roma seharga 28,4 juta euro pada 2001 silam.

Akan tetapi, awal perjalanannya di White Hart Lane tak berjalan mudah. Ia kesulitan menembus tim inti dan hanya bermain sebanyak 13 kali musim itu. Pemain terbaik Korea Selatan tahun 2013 dan 2014 ini pun gerah dan ia meminta Mauro Pochettino untuk menjualnya di bursa transfer awal musim 2016/2017.

Apalagi saat itu Wolfsburg sudah melayangkan proposal pembelian. Kembali ke Bundesliga di mana ia telah menuai sukses sebelumnya adalah pilihan paling logis yang dimilikinya saat itu, daripada terus menerus menjadi penghangat bangku cadangan The Lilywhites.

Namun sang pelatih menolak. Ia menjanjikan bahwa sang pemain akan mendapat menit bermain yang lebih banyak musim itu dan ia tak bohong. Penyerang yang merupakan pemain termuda keempat saat melakukan debut di timnas Korea Selatan ini mengakhiri musim 2016/2017 dengan 14 gol dari 34 laga di Liga Primer Inggris. Ia menggantikan Harry Kane dengan sangat baik ketika penyerang Inggris tersebut cedera, dengan mencetak gol di empat pertandingan beruntun sejak pekan 30 hingga 33.

Akan tetapi rasa cemas sempat menghinggapi para pendukung Spurs karena pemain terbaik Asia tahun 2015 ini harus mengikuti wajib militer di negaranya selama 21 bulan sebelum usianya menginjak angka 28 tahun pada 2020 nanti. Jika menolak melakukannya, hukuman penjara menanti di depan mata. Kehilangan seorang pemain handal selama hampir dua tahun jelas bukan masalah sepele, namun kalian para pencinta Spurs tak perlu cemas berlebih.

Di Korea Selatan, ada kebijakan untuk meringankan durasi wajib militer bagi para warganya yang memiliki jasa besar untuk negara. Di sepak bola, gelandang Swansea City, Ki Sung-yueng, hanya diwajibkan mengikuti wajib militer selama empat bulan karena meraih medali perunggu di Olimpiade 2012. Park Ji-sung dan Lee Young-pyo lebih hebat lagi, karena berhasil membawa Taeguk Warriors menembus semifinal Piala Dunia 2002, keduanya dibebaskan dari wajib militer.

Pemain yang menjadi pencetak gol termuda kedua Korea Selatan di usia 18 tahun 194 hari ini sebenarnya memiliki kesempatan untuk terbebas dari wajib militer. Ketika Korea Selatan meraih medali emas di Asian Games 2014, ia masih bermain di Bayer Leverkusen dan dipanggil negaranya untuk bermain di ajang itu. Akan tetapi Leverkusen menolak melepas pemainnya sebab sangat beresiko karena harus kehilangan dirinya selama enam pertandingan.

Mau tidak mau, pemain yang kuat di kedua kakinya ini harus meraih prestasi tinggi bersama Korea Selatan di Asian Games 2018 atau saat Olimpiade 2020 di Tokyo yang merupakan kesempatan terakhirnya untuk “menghindari” wajib militer.

Oh, iya, sepertinya saya terlalu banyak bercerita sampai lupa menyebutkan nama pemain ini. Ya, dia adalah Son Heung-min, yang sedang berulang tahun ke-25 hari ini. Selamat ulang tahun, Oppa!

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.