Eropa Italia

Infiltrasi Cina di Liga Italia

Laju pesat perekonomian Cina dalam beberapa tahun terakhir membuat negeri dengan jumlah penduduk terbanyak di Bumi itu menggeliat. Bersama Brasil, Rusia dan India, Cina bahkan digadang-gadang akan menjadi kekuatan baru yang siap menyaingi kedigdayaan Amerika Serikat di masa yang akan datang.

Maka tak perlu heran apabila saat ini kita begitu mudah menyaksikan banyak sekali perusahaan-perusahaan asal Cina yang menjadi penguasa di berbagai bidang. Hal itu pula yang mendorong mereka berupaya melebarkan sayap ke sejumlah negara, salah satunya tentu saja Indonesia.

Lebih jauh, ada sebuah fakta menarik dari negara yang mahsyur sebagai salah satu pusat peradaban dunia ini terkait bidang sepak bola. Semenjak geliat perekonomian mereka menguat, kompetisi Liga Super Cina juga semakin populer. Perkembangannya berlangsung cepat dan masif.

Klub-klub di Negeri Tirai Bambu bahkan sanggup menggoda pemain-pemain kelas dunia buat merumput di sana. Gaji yang besar jelas membuat figur-figur top macam Ezequiel Lavezzi (Hebei China Fortune), Oscar (Shanghai SIPG), Ramires (Jiangsu Suning) hingga Carlos Tevez (Shanghai Shenhua) bersedia meninggalkan ingar-bingar kompetisi kelas atas di benua Eropa.

Tak berhenti sampai di situ, kesebelasan-kesebelasan asal Cina juga berani mengontrak para pelatih kenamaan dengan nominal selangit. Setidaknya, ada delapan pelatih yang namanya tidak asing di telinga semisal Fabio Cannavaro (Tianjin Quanjian), Fabio Capello (Jiangsu Suning), Felix Magath (Shandong Luneng), Manuel Pellegrini (Hebei China Fortune), Gustavo Poyet (Shanghai Shenhua), Roger Schmidt (Beijing Guoan), Luiz Felipe Scolari (Guangzhou Evergrande Taobao) sampai Andre Villas-Boas (Shanghai SIPG).

Baca juga: Barisan Pelatih Papan Atas di Liga Super Cina

Akan tetapi, gerilya Cina di bidang sepak bola tak hanya terjadi di kompetisi lokal saja. Hal ini terbukti dengan infiltrasi mereka ke sejumlah negara Eropa dengan mengakuisisi beberapa klub. Dan salah satu kompetisi yang mendapat “serangan” gencar dari Cina adalah Italia.

Usai duo Milano, AC Milan yang diambil alih Yonghong Li dan Internazionale Milano kini dikuasai Zhang Jindong, ada satu klub lain yang baru saja diakuisisi sosok asal Cina yaitu Parma. 60 persen saham mayoritas klub yang baru saja promosi ke Serie B itu secara resmi dimiliki oleh pebisnis asal Cina, Jiang Lizhang.

Bagi sebagian pihak, nama Jiang Lizhang sendiri tak begitu asing sebab dirinya juga berstatus sebagai pemilik Granada C.F., klub sepak bola asal Spanyol dan juga tim basket NBA, Minnesota Timberwolves. Satu hal yang pasti, masuknya sang investor anyar memberi secercah harapan bagi klub yang sempat dinyatakan bangkrut pada tahun 2015 silam itu.

Meski Jiang belum menjanjikan apapun bagi I Gialloblu, harapan Parmagiani, tifosi setia Parma, agar klubnya semakin kompetitif dan dapat bersaing di kompetisi Serie B musim 2017/2018 mendatang jelas menyeruak. Cita-cita kembali ke Serie A memang jadi hal yang patut diperjuangkan.

Baca juga: Parma yang Ingin Segera Kembali

Namun perlu disadari pula jika proses transisi dari pemilik lama ke pemilik baru tak selamanya berjalan lancar dan mudah. Ada banyak rencana yang kudu disusun dan dieksekusi demi perkembangan klub ke arah yang lebih baik. Agar tak salah urus, manajemen baru Parma bisa bercermin pada situasi chaos yang muncul di Internazionale Milano  musim kemarin.

Maka untuk mempermudah segala urusannya di Parma, sang investor baru bahkan berani menunjuk legenda hidup I Gialloblu asal Argentina, Hernan Crespo, untuk duduk sebagai wakil presiden klub yang baru. Figur Crespo diharapkan bisa menjadi jembatan yang pas di antara tifosi Parma, manajemen lama dan tentu saja manajemen baru.

Harus diakui, ada cukup banyak pekerjaan rumah yang tengah menanti pemilik baru Parma dalam membangun klub ini serta membawanya berlari di trek yang benar. Sanggupkah I Gialloblu berkembang jadi klub yang semakin sehat secara finansial dan punya performa apik di lapangan demi menggenggam tiket promosi ke Serie A dalam waktu dekat?

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional