Kolom

Kesempurnaan Legiun Asing PSM Makassar

Mari kita buka artikel ini dengan pertanyaan sederhana: Siapa pemain asing terbaik di Go-Jek Traveloka Liga 1 sejauh ini?

Sebagian dari kamu, mungkin, akan menjawab Peter Odemwingie. Itu masuk akal, karena eks penyerang Stoke City ini telah mengemas empat gol dan satu asis bagi Madura United. Sebagian sisanya, mungkin berpendapat bahwa Vladimir Vujovic dan Arthur Cunha da Rocha adalah pemain terbaik, mengingat dua tim mereka, Persib Bandung dan Arema FC, adalah dua tim yang baru kebobolan dua gol sejauh ini. Atau, kamu akan menyebut nama si Bison, Michael Essien?

Well, sebelum kamu berspekulasi lebih jauh, bagaimana kalau kita menengok posisi PSM Makassar di klasemen sementara Liga 1? Duduk tenang di puncak klasemen dengan koleksi 13 poin dari lima laga, skuat Juku Eja adalah salah satu tim tertajam, karena mencetak delapan gol, juga tim dengan jumlah kebobolan paling sedikit setelah Persib dan Arema, dengan tiga gol. Ditambah satu catatan istimewa: Skuat asuhan Robert Rene Alberts ini belum sekalipun tersentuh kekalahan.

Kalau catatan bersih PSM dari noda kekalahan menimbulkan skeptisme, bagaimana kalau kita tambahkan fakta bahwa tim ini sukses membawa pulang tiga poin penuh dari salah satu tempat paling angker dan sulit ditundukkan, Stadion Marora, di Serui?

PSM adalah kekuatan tradisional di sepak bola nasional kita. Dan mendatangkan Rene Alberts adalah salah satu upaya untuk menyempurnakan kekuatan PSM sebagai salah satu tim papan atas Indonesia, juga salah satu kekuatan sepak bola yang disegani di timur Indonesia selain Persipura Jayapura.

Jelang dimulainya Liga 1, mereka mendatangkan tiga pemain asing yakni Steven Paulle di pos bek tengah, Marc Klok di posisi gelandang serta penyerang asal Brasil, Reinaldo Costa. Ketiganya menggenapi jumlah pemain asing PSM menjadi empat, setelah sebelumnya, tim ini sudah diperkuat salah satu playmaker terbaik di Liga 1 musim ini, Jan Pluim. Walau baru lima laga dijalani, saya rasa, kita boleh menyebutkan bahwa keempatnya memberi kontribusi signifikan bagi skuat PSM.

Baca juga: Mengenal Steven ‘Daeng Kulle’ Kulle, Palang Pintu Baru PSM Makassar

Dari lini belakang, Daeng Kulle, sebutan akrab Steven Paulle dari para pendukung PSM, menjelma menjadi benteng kuat yang sulit ditembus. Duetnya bersama si anak hilang yang pulang kampung, Hamka Hamzah, menjadi salah satu kekuatan utama PSM. Keduanya juga didukung pengalaman matang Zulkifly Syukur di pos bek kanan dan pemuda sensasional, Reva Adi Utama, di pos bek kiri. Lini belakang PSM ini adalah yang paling komplet dan merata kualitasnya bersama Persib dan Arema.

Lini tengah, terpinggirkannya sang ikon, Syamsul Chaeruddin, ke bangku cadangan memang memilukan, tapi sebagai gantinya, PSM punya dua nama top untuk membuat lini tengah Juku Eja menjadi salah satu yang terbaik di Indonesia. Marc Anthony Klok, gelandang anyar asal Belanda, datang di waktu yang tepat untuk melengkapi kepingan terakhir yang dibutuhkan PSM di lini tengah, seorang stabilisator.

Klok membawa keseimbangan yang dibutuhkan coach Robert untuk lini tengah PSM yang sebelumnya sudah diberi imajinasi berkat kegeniusan Jan Pluim. Untuk ukuran gelandang bertahan murni, dari empat kali bermain sejauh ini, ia belum menerima satu pun kartu. Mengesankan, bukan?

Mengingat kualitas liga kita yang jauh di bawah liga di Eropa dan aroma keras dan kasar di lapangan kala pertandingan berjalan, masih bersihnya Klok dari hukuman kartu adalah bukti bahwa pemain ini adalah gelandang tengah modern yang memang memberi kestabilan bagi lini tengah PSM sejauh ini. Dengan pemberian nomor punggung 10 bagi Klok adalah bukti nyata bahwa pemain ini gelandang bertahan yang istimewa.

Bergeser sedikit ke depan, ada nama pemain yang konon, membuat Raphael Maitimo minggat dari PSM dan kini berlabuh di Persib. Willem Jan Pluim, nama gelandang itu, adalah nyawa tim yang paling utama. Ia memberi warna bagi permainan PSM. Ia pengatur serangan, pemberi umpan, sekaligus pencetak gol yang ulung. Dua gol dan satu asis sudah dikoleksi Pluim sekaligus menegaskan betapa penting perannya bagi PSM.

Pluim, seperti juga Klok dan Paulle, membawa nafas sepak bola modern khas Eropa di PSM. Badannya yang hampir mencapai dua meter, tak membuatnya menjadi pemain lambat yang minim teknik. Olah bolanya mumpuni, kaki kanan dan kirinya sama hidup dan sama kuatnya, dan ini yang terutama, ia adalah pemain yang membuat seluruh permainan PSM, bermain di sekelilingnya. Pemain seperti ini yang membuat lini tengah PSM begitu spesial dan enak ditonton. Satu alasan penting kenapa ia sangat layak dilabeli marquee player.

Baca juga: Dependensi PSM pada Wiljan Pluim

Beralih ke lini depan, ada salah satu penyerang yang bersinar di Piala Presiden 2017 lalu bersama Pusamania Borneo FC, Reinaldo Costa. Usianya mungkin sudah kepala tiga (32 tahun), namun ketajamannya tidak perlu dipertanyakan. Tiga gol sudah dikemasnya termasuk satu gol penting ke gawang Kurnia Meiga yang membuat keperawanan gawang Arema pupus di Stadion Mattoanging pekan lalu.

Dan tahu yang istimewa dari penyerang plontos ini? Kemampuannya yang luar biasa di duel udara. Sekilas, kamu akan teringat Oliver Bierhoff, eks penyerang timnas Jerman yang begitu mematikan ketika menyambut bola-bola udara. Bobotoh Persib pasti tidak akan lupa bagaimana Reinaldo, yang kala itu berseragam Borneo FC, membuat Vujovic dan Achmad Jufriyanto kewalahan meladeni kekuatan bola atas penyerang tajam ini di semifinal Piala Presiden 2017 lalu.

Timing-nya begitu sempurna saat menyambut umpan silang. Ingat proses golnya ke gawang Arema pekan lalu? Ia sudah siap mengambil kuda-kuda ketika melihat Reva Adi Utama bersiap mengirim umpan lambung ke kotak penalti. Begitu bola dilepas dan melengkung masuk ke kotak penalti, tepat di muka gawang Kurnia Meiga, Reinaldo sudah satu langkah di depan Arthur Cunha dan melepaskan tandukan yang walau mampu ditepis kiper nomor satu timnas Indonesia itu, namun tak membuat bola gagal masuk ke gawang.

Sundulan seperti itu, kawan-kawan, adalah bukti nyata betapa menakutkannya potensi lini serang PSM Makassar. Dan tanpa mengecilkan racikan Rene Alberts dan sumbangsih pemain lokal PSM lainnya, andai bermain stabil sampai akhir musim, empat legiun asing PSM ini akan membuat publik nasional melihat kembali kehebatan Ayam Jantan dari Timur di pentas sepak bola Indonesia.

 

Isidorus Rio Turangga – Editor Football Tribe Indonesia