Eropa Spanyol

Menantikan Penampilan Perdana Girona di La Liga

Sebentar lagi Liga Primera Spanyol, atau yang lebih dikenal dengan sebutan La Liga Santander, akan kedatangan sebuah klub baru. Jika tak ada halangan, sebuah klub dari Catalunya akan merasakan sejarah pertama kali tampil di kasta tertinggi kompetisi sepak bola Negeri Matador. Klub tersebut adalah Girona FC.

Kita lebih mengenal Barcelona dan Espanyol sebagai wakil kawasan Catalunya di La Liga. Di musim depan, kedua nama lawas tersebut akan mendapatkan tambahan dari kota Girona, 100 kilometer dari kota Barcelona. Jika sukses menembus La Liga, ini akan menjadi ganjaran positif atas usaha Girona di Segunda Division (kasta kedua) selama sepuluh musim terakhir.

El Albirrojos didirikan pada tahun 1930 dan bermarkas di Estadio Montilivi, Girona. Populasi kota Girona sendiri  menurut sensus 2015 hanya 97 ribu jiwa. Sedangkan Stadion Montilivi memiiki kapasitas total 9.200 penonton.

Penantian lima tahun untuk promosi

Sejak promosi untuk pertama kali sepanjang sejarah ke Segunda Division pada tahun 2008, Girona sulit keluar dari status medioker. Prestasi mereka selalu berkutat di papan bawah klasemen akhir dan sudah bagus jika tak terdegradasi kembali ke Sgunda Division B (kasta ketiga).

Namun, nasib mereka perlahan-lahan membaik ketika pada tahun 2010, beberapa pebisnis lokal membeli sebagian besar saham Girona. Di bawah kepemimpinan Ramon Vilaro sebagai presiden klub, Girona menunjuk Joan Ferrer alias Rubi sebagai pelatih. Di luar dugaan, pelatih minim pengalaman ini membawa Girona finis di posisi empat klasemen akhir Segunda Division 2012/2013.

Posisi empat berhak berlaga di playoff, dan Girona sukses mengalahkan Alcorcon di semifinal. Di partai final, anak-anak asuh Rubi harus mengalahkan Almeria untuk promosi pertama kali ke La Liga. Sayang, Almeria jauh lebih sarat pengalaman sehingga Girona kalah dengan agregat telak 0-4.

Di musim selanjutnya, 2013/2014, Rubi harus meninggalkan klub tersebut karena menerima jabatan sebagai asisten pelatih Barcelona. Tanpa kehadiran pelatih jenius tersebut, Girona nyaris terdegradasi karena hanya finis di posisi 16. Namun, pada musim 2014/2015, Girona kembali sukses mengukir posisi terbaik mereka sepanjang sejarah, yaitu finis di posisi tiga Segunda Division.

Lagi-lagi, ekspektasi tinggi Girona berakhir dengan kekecewaan. Mereka dipaksa menyerah oleh Real Zaragoza di semifinal playoff. Di tahun berikutnya, kerja keras Girona kembali membuahkan posisi empat, sehingga berhak ikut playoff musim 2015/2016. Seolah dikutuk, mereka lagi-lagi gagal di saat-saat akhir. Girona menyerah di tangan Osasuna yang akhirnya berhak promosi ke La Liga.

Setelah kepergian Rubi, dua keberhasilan tampil di playoff pada dua musim terakhir merupakan hasil racikan pelatih Pablo Machin. Untuk musim 2016/2017,  Machin tak mau gagal tiga kali berturut-turut. Ia memperkuat amunisi dengan meminjam penyerang Inter Milan, Samuele Longo. Pemain Italia ini menjadi pemain kunci Girona, dan hingga pekan ke-38 sudah menyumbangkan 14 gol.

Hingga pekan ke-38, atau sisa empat pertandingan lagi, Girona duduk di posisi kedua Segunda Division. Posisi mereka memang belum aman karena masih bisa disalip Getafe yang mengintai di posisi tiga. Namun, jika konsisten, Girona akan segera menyusul Levante yang sudah lebih dulu dipastikan lolos sebagai juara Segunda Division.

Dibandingkan Getafe, saya sebagai penonton rasanya lebih menginginkan klub peserta baru yang bisa membuat La Liga lebih segar. Sebagai klub yang mengejar musim pertama tampil di La Liga, mudah-mudahan Girona bisa memesona kita seperti Eibar.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.