Dunia Asia

Lisensi Klub AFC: Menuju Klub Sepak Bola Profesional

Persib Bandung. Kredit: Persib.

Klub Indonesia dan CLR AFC

Awal Maret lalu, perwakilan AFC sempat mengunjungi Indonesia untuk melakukan sosialisasi mengenai lisensi klub. Ini agar Indonesia punya wakil di Liga Champions Asia dan Piala AFC. Sejauh ini baru tiga klub Indonesia yang memiliki lisensi AFC: Persib, Persipura Jayapura, dan Arema FC.

Pihak AFC menyoroti masalah infrastruktur, administrasi, dan fasilitas dan sarana latihan pada kebanyakan klub Indonesia.  Sementara, beberapa hari lalu klub-klub Liga 1 mengikuti workshop mengenai AFC Licensing.

Kepada Football Tribe Indonesia, Manajer Departemen Lisensi PSSI, Tigor Shalom Boboy, mengatakan bahwa klub-klub sebenarnya sudah tahu soal CLR ini karena Indonesia adalah pelopor di Asia yang menerapkan standar ini. Tetapi kenapa sekarang jadi tertinggal?

“Indonesia sekarang justru tertinggal jauh dibanding negara-negara Asia lain dalam masalah lisensi klub ini. Penyebabnya adalah konflik internal PSSI saat 2012 sampai 2013 dan sanksi FIFA tahun 2015 hingga 2016 yang membuat semua jadi tersendat,”ujarnya.

Thailand sendiri, menurut Tigor, sudah ada 18 klub yang berlisensi AFC. Jepang ada 45 klub dari semua strata kompetisi. Bahkan Indonesia sudah tertinggal dari Myanmar dalam masalah syarat menjadi klub profesional.

Dengan berlisensinya klub, tentunya kesempatan Indonesia mengirimkan wakil di Liga Champions Asia dan Piala AFC terbuka. Untuk musim 2018/2019, Indonesia bisa mendapat satu jatah di Liga Champions Asia (lewat play-off) dan dua klub untuk Piala AFC. Pemberian jatah ini nantinya bisa ditinjau AFC dan berubah setiap dua tahun sekali. Tentunya kebanggaan sendiri bukan mewakili negara di kejuaraan antarklub Asia?

“Kita sendiri juga berusaha membantu klub-klub untuk mendapat lisensi AFC. Memang butuh proses panjang. Jika mereka belum mampu, ya jangan memaksakan dulu,”ujar Tigor.

Tigor juga menambahkan beberapa klub masih berpikiran bahwa mereka ikut kompetisi tujuannya untuk juara. Tujuannya hanya itu. Padahal jika mereka berpikir ke depan, tentunya akan banyak keuntungan yang mereka dapatkan dengan menjadi klub profesional ini. Pembinaan usia muda, misalnya. Dengan program pembinaan usia muda yang berkelanjutan maka akan memudahkan klub mendapat pemain yang bagus.

Jika tim itu juara kompetisi tapi tidak punya lisensi AFC maka mereka tidak bisa ikut kompetisi regional. Sayang sekali, bukan?

Memang klub-klub baru seperti Madura United atau PS TNI belum terpikir masalah CLR. Karena mereka masih merintis jalan. Tetapi, tentunya mereka harus mempunyai rencana ke depan karena ini untuk kebaikan mereka.

Rencana ke depan? “Target kami setidaknya ada 3 sampai 5 klub yang memenuhi standar AFC. Sekali lagi semuanya tentu proses ya. Kita bisa belajar juga dari Liga Jepang yang awal kompetisi hanya sedikit yang punya lisensi AFC dan sekarang kompetisi mereka sudah berkembang pesat. Diharapkan Indonesia bisa seperti itu dengan catatan tidak konflik lagi yang membuat semua kegiatan sepak bola terhambat,”ujarnya menutup pembicaraan dengan kami.

Author: Yasmeen Rasidi (@melatee2512)