Kolom

Reva Adi Utama, Pilar PSM yang Matang di Malaysia

Nama Wiljan Pluim atau Hamka Hamzah tak bisa dilepaskan dari penampilan gemilang PSM Makassar di tiga pertandingan pembuka Go-Jek Traveloka Liga 1 2017. Namun, ada sebuah nama yang juga perlu diperhatikan. Ia adalah pemain muda yang mengisi sektor kiri pertahanan Juku Eja, yaitu Reva Adi Utama.

PSM memang tak pernah memiliki bek kiri yang bisa diandalkan selama beberapa tahun terakhir. Dalam dua tahun terakhir saja, PSM menggilir posisi bek kiri kepada tiga orang pemain, Erik Setiawan, Valentino Telaubun dan Zulvin Zamrun.

Erik dan Valentino akhirnya dicoret setelah Robert Rene Alberts mengambil alih kursi kepelatihan Juku Eja. Sang pelatih asal Belanda tersebut memang terkenal getol memberi kesempatan kepada pemain muda, maka Reva langsung direkrut ketika tampil cemerlang di salah satu sesi seleksi.

Pada awalnya, tak banyak yang tahu tentang Reva. Tak seperti pemain-pemain muda lain yang merupakan hasil binaan sekolah sepak bola atau tim junior klub-klub di Indonesia, Reva sudah meninggalkan Indonesia pada usia enam belas tahun. Meski tujuannya tidak terlalu jauh, yaitu Malaysia, di negara tetangga yang membuat kemampuan Reva dimatangkan.

Pemuda kelahiran 1 Januari 1997 ini direkrut Frenz United ketika masih berusia remaja. Frenz United sendiri sudah terkenal sebagai klub dengan akademi sepak bola sebagai model bisnis utama mereka.

Berbagai bakat muda di Malaysia dan beberapa negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, mereka rekrut di usia sangat muda. Setelah menjalani pembinaan intensif, bakat-bakat muda ini kemudian siap bertarung di ‘dunia kerja’, dalam hal ini kompetisi resmi dan profesional sepak bola.

Dengan modal koneksi yang luas, Frenz United sendiri sering beruji coba dengan tim-tim junior dari Eropa, di antaranya Liverpool U-19 dan Tottenham Hotspur U-19. Reva sendiri sempat beradu dengan pemain-pemain masa depan Tottenham Hotspur di ajang Frenz International Cup pada bulan Januari 2015 lalu.

Di saat rekan-rekan akademinya mengembangkan sayap di Liga Super dan Liga Primer Malaysia, Reva memilih pulang untuk memperkuat klub kebanggaan daerah asalnya. Mulai bulan Agustus 2016, ia akhirnya berseragam PSM untuk pertama kalinya.

Bersama para rekrutan baru PSM ketika itu, antara lain Wiljan Pluim dan Luiz Ricardo, Reva langsung dipercaya mengisi lini belakang Juku Eja di pertandingan pertama putaran kedua Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 melawan Persela Lamongan.

Seiring berjalannya putaran kedua TSC 2016, posisi bek kiri diisi bergantian antara Reva dan Zulvin Zamrun. Namun, ketika musim kompetisi berganti, nama Zulvin tak dipertahankan oleh manajemen PSM.

Nama bek senior Fathur Rahman didatangkan untuk menjadi pengisi di sektor kiri lini belakang, tapi coach Robert tampaknya sudah sangat cocok dengan penampilan Reva. Selama pelaksanaan Piala Presiden pada bulan Februari 2017 lalu, pemain ini tampil di dua pertandingan. Juga di empat kali pertandingan persahabatan yang dilangsungkan PSM, nama Reva selalu diturunkan.

Akhirnya, ketika Go-Jek Traveloka Liga 1 digulirkan, Robert pun memercayakan sektor kiri pertahanan secara penuh kepada Reva. Aturan setiap klub harus menurunkan minimal tiga pemain berusia 22 tahun turut mendukung pemilihan pemain muda asli Makassar ini.

Meski demikian, terlihat bahwa tak tergoyahkannya Reva di posisi bek kiri disebabkan oleh semakin matangnya dirinya menjaga sektor yang kerap kali rawan tersebut. Dalam tiga pertandingan awal Liga 1, PSM belum terkalahkan. Reva sendiri tak gentar bertarung dengan penyerang-penyerang berbahaya seperti Ivan Carlos dan Luiz Junior.

Jika mampu tampil konsisten, bukan tidak mungkin Reva akan terus menjadi pilihan inti dan menjadi legenda di PSM.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.