Mencetak gol adalah tugas penyerang mungkin salah satu adagium paling tua di dalam dunia sepak bola. Gol memang hal yang amat vital dalam permainan yang satu ini. Dan sebagai pemain yang beroperasi paling dekat dengan area gawang lawan, pernyataan tersebut memang tak bisa disanggah.
Kebutuhan akan penyerang tajam yang bisa diandalkan dalam membobol jala lawan pada akhirnya mengantarkan kita pada sebuah era di mana penyerang selalu dihargai lebih tinggi ketimbang pemain di posisi lain.
Membicarakan sosok penyerang, ada baiknya kita jalan-jalan sejenak ke negeri pizza, Italia. Kompetisi tertinggi di negeri ini, Serie A, sudah amat populer sebagai liga yang kurang ramah bagi para penyerang. Pasalnya, permainan yang mengedepankan pertahanan kuat demi meraih poin telah menjadi semacam kultur di sana. Wajar bila kemudian mencetak gol menjadi perkara yang tidak mudah dilakukan di Italia.
Meski begitu, Serie A musim 2016/2017 ini justru menampilkan sisi menariknya perihal gol, dalam hal ini tentang perebutan status capocannoniere alias pencetak gol terbanyak. Sampai pekan ke-28, persaingan para penyerang kelas wahid justru tampak semakin sengit. Torehan gol-gol yang mereka buat pun bisa dikatakan cukup tinggi.
Sekurang-kurangnya ada enam nama yang bisa diapungkan sebagai kandidat kuat peraih predikat pencetak gol terbanyak kala musim berakhir nanti. Mereka adalah Andrea Belotti (Torino), Mauro Icardi (Internazionale Milano), Edin Dzeko (AS Roma), Gonzalo Higuain (Juventus), Dries Mertens (Napoli) dan Ciro Immobile (Lazio).
Dari sekian nama tersebut, posisi puncak saat ini masih dikuasai oleh Belotti yang punya koleksi 22 gol. Icardi menempel ketat di belakangnya dengan torehan 20 gol. Lalu Dzeko (ketika tulisan ini dibuat belum memainkan laga ke-28 melawan Palermo), Higuain dan Mertens masing-masing menorehkan 19 gol serta Immobile yang sudah menyumbang 16 gol.
Sebagai penikmat sepak bola, khususnya Serie A, menyaksikan keenam sosok ini memperebutkan status pencetak gol terbanyak merupakan salah satu kenikmatan yang hakiki. Para penyerang berkualitas itu pun seolah menunjukkan kepada khalayak tentang upaya mereka mencetak gol tiap pekan lewat aksi-aksi ciamiknya.
Mengingat kompetisi Serie A masih menyisakan 10 pekan, posisi teratas daftar capocannoniere masih berpeluang ditempati siapa saja dari keenam nama tersebut. Terlebih, masing-masing figur juga amat konsisten merobek gawang lawan di beberapa partai terakhir.
Dalam sejarahnya, Serie A juga kerap memunculkan lebih dari satu nama sebagai capocannoniere di penghujung musim. Setidaknya hal tersebut telah terjadi sebanyak delapan kali, satu diantaranya bahkan diakhiri dengan munculnya tiga sosok sekaligus sebagai pencetak gol terbanyak yakni musim 1972/1973 (Paolino Pulici, Gianni Rivera dan Giuseppe Savoldi).
Dengan sengitnya persaingan di musim ini, akankah hal tersebut bakal terulang kembali?
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional