Eropa Inggris

Wayne Rooney yang Semakin Terlupakan

Ada beberapa hal menarik ketika Manchester United menang atas Blackburn Rovers di babak keempat Piala FA. Pertama adalah soal mental pemenang United yang perlahan sudah kembali sejak ditangani oleh Jose Mourinho. Tertinggal terlebih dahulu, United berhasil membalikan keadaan dan memenangkan pertandingan. Poin selanjutnya adalah gol kemenangan yang dicetak oleh Zlatan Ibrahimovic adalah gol ke-24 penyerang berusia 35 tahun di semua kompetisi.

Tetapi dibalik malam luar biasa yang didapatkan United di Ewood Park akhir pekan lalu, ada satu sosok yang terlupakan. Yaitu sang kapten sekaligus pencetak gol terbanyak dalam sejarah klub, Wayne Rooney. Pemain bernomor punggung 10 tersebut tidak dimasukan oleh Jose Mourinho dalam skuat yang bertandang ke Blackburn. Bahkan sebelumnya di ajang Liga Europa, nama Rooney juga tidak tercantum dalam daftar susunan pemain.

Ketidakberadaan pemain yang akrab disapa Wazza ini di daftar susunan pemain dua pertandingan beruntun adalah yang paling mencolok. Biasanya absennya Rooney lebih mirip mahasiswa yang sedang malas belajar ke kampus. Sekali masuk, sekali absen. Tapi absennya Rooney di dua pertandingan beruntun memang mengundang pertanyaan. Apakah waktu Rooney di United sudah habis?.

Sebenarnya semua bisa melihat bagaimana United mencoba menyingkirkan Rooney secara perlahan. Dari pergerakan United di bursa transfer musim ini saja sudah sangat menunjukkan bahwa mereka mencoba menghilangkan Rooney dalam skuat mereka. Pemain-pemain yang didaratkan musim ini adalah pemain yang bermain di posisi Rooney. Paul Pogba di posisi gelandang, Henrikh Mkhitaryan di posisi gelandang serang, dan tentunya Zlatan yang bermain sebagai penyerang tengah, posisi lama Rooney di masa jayanya.

Jose dan manajemen United mungkin sadar betul bahwa Rooney sudah kehabisan bensin. Setelah karier gemerlap di usia muda, termasuk menjadi bagian ketika United meraih gelar juara Eropa ketiga di Moskow, Rooney sudah tidak begitu tertantang di United dan memasuki zona nyaman. Apalagi musim lalu ia berhasil meraih Piala FA. Satu-satunya trofi yang sebelumnya ia belum pernah miliki. Lengkap sudah gelar yang bisa diraih Rooney di United, ditambah, ia memasuki periode senja di kariernya.

Bisa dilihat bahwa sepanjang musim ini, Rooney tidak terlalu bergairah untuk bermain. Salah satu indikatornya, mungkin ketika pertandingan melawan Zorya Luhansk di Liga Europa fase grup lalu. Rooney yang mendapatkan peluang terbuka kala itu, dari gestur badannya, sedikit terkesan asal menendang. Untung bola liar masih bisa dimanfaatkan oleh Zlatan untuk menjadi gol. Rasanya, sepanjang musim ini Rooney hanya bersemangat untuk memecahkan rekor gol Sir Bobby Charlton saja dan selebihnya hanya menjaga kebugaran lewat beberapa menit bermain.

Kabar terbaru menyebutkan bahwa ia kemungkinan akan absen di partai final EFL Cup melawan Southampton. Rilis resmi klub menyebutkan bahwa sang kapten masih belum berada dalam kondisi yang bugar 100 persen, yang memungkinkannya untuk mampu bertanding di laga kompetitif. Bisa jadi Rooney memang cedera. Tapi rasa-rasanya, alasan belum bugar 100% adalah jenis alasan yang dibuat-buat.

Hijrah mungkin menjadi satu-satunya jalan keluar yang masuk akal. Seiring dengan semakin berkembangnya para penyerang muda seperti Anthony Martial dan Marcus Rashford, tentu membuat posisi Rooney semakin sulit saja. Apalagi kabarnya Antoinne Griezmann hanya tinggal selangkah lagi menuju Old Trafford.

Rooney saat ini berusia 31 tahun. Jika ingin mencari tantangan, ia bisa saja hijrah ke Amerika Serikat untuk bermain di Major League Soccer (MLS). Atau apabila ia ingin bergelimang uang dan membuat keluarganya kaya raya, tentu Chinese Super League adalah pilihan utama. Rooney bisa saja berpetualang dulu di dua benua itu, sebelum ia kemudian pensiun di Everton, klub masa kecilnya. Dengan semua yang sudah diraihnya di usia belum terlalu tua, Rooney masih memiliki 3-4 tahun untuk berkarier di luar Inggris. Itupun, kalau ia mau dan (masih) mampu.

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia