Pertengahan musim 2015/2016, jagat sepak bola dihebohkan oleh aksi remaja 18 tahun bernama Marcus Rashford. Pemain jebolan akademi Manchester United tersebut selalu mencetak gol di 6 debut pertandingan dalam 5 ajang yang berbeda. Berikut ini merupakan rentetan gol debut Rashford:
Tanggal | Ajang | Skor | Jumlah Gol |
26 Februari 2016 | Europa League | MU 5-1 Midtjylland | 2 |
28 Februari 2016 | EPL | MU 3-2 Arsenal | 2 |
20 Maret 2016 | Derby Manchester | City 0-1 MU | 1 |
27 Mei 2016 | Persahabatan | Inggris 2-1 Australia | 1 |
6 September 2016 | Pra-Euro U-21 | Inggris U-21 6-1 Norwegia U-21 | 3 |
21 September 2016 | Piala Liga | Northampton 0-3 MU | 1 |
Pemain yang saat itu bernomor punggung 39 tersebut hanya membutuhkan waktu 7 bulan untuk mencetak 10 gol debut di 5 ajang yang berbeda. Selain itu, Rashford juga memecahkan rekor sebagai pencetak gol termuda di Timnas Inggris.
Saat mencetak gol ke gawang Australia, Rashford baru berusia 18 tahun 208 hari, mengalahkan rekor yang dipegang oleh Tommy Lawton selama 77 tahun.
Saking sensasionalnya, banyak yang menjuluki Rashford sebagai Raja Gol Debut dan percaya bahwa dia akan menjadi pemain jebolan akademi yang berjaya seperti Class of ’92. Kedigdayaan Rashford musim itu ditutup dengan statistik yang menakjubkan dimana ia mencetak 8 gol dari 18 pertandingan di semua ajang. Di EPL saja, penyerang setinggi 180 sentimeter tersebut dapat mencetak 5 gol hanya dalam 11 pertandingan. Sangat produktif bagi pemain seusianya.
Namun sangat disayangkan, produktivitasnya tidak berlanjut di musim 2016/2017. Hingga pertengahan Februari 2017, Rashford baru mencetak 6 gol dalam 31 pertandingan di seluruh ajang. Klub yang dibobol Rashford pun bukanlah klub papan atas. Seperti dikutip dari Bleacher Report UK, 6 gol yang dicetak Rashford dicetak masing-masing 1 gol ke gawang Hull City, Watford, Northampton, Leicester City, dan Reading (2 gol). Situs Whoscored.com mencatat bahwa secara keseluruhan, Rashford baru memainkan 1300 menit pertandingan, dimana 851 menit terakhirnya dilalui tanpa mencetak gol. Uniknya lagi, United justru tampil lebih baik tanpa Rashford dengan 4 kemenangan dan 1 kali imbang sejauh ini.
Persaingan di lini depan
Mandulnya Rashford juga turut dipengaruhi oleh posisi bermainnya saat ini. Sebagai penyerang murni, Rashford justru lebih banyak dimainkan sebagai gelandang serang kiri oleh Mourinho. Tercatat sebanyak 6 kali Rashford bermain sebagai Attacking Midfielder Left (AML) dengan sumbangan 2 gol sejauh ini. Sedangkan di posisi aslinya, Rashford hanya bermain di 3 pertandingan tanpa mencetak gol. Rataan golnya pun menurun tajam. Jika musim lalu Rashford memiliki rataan 1 gol per 172 menit dengan shot accuracy 89%, musim ini turun jauh menjadi 1 gol per 348 menit dengan shot accuracy 56%.
Melebarnya posisi Rashford juga dipengaruhi oleh datangnya Zlatan Ibrahimovic. Dalam formasi 4-2-3-1, dengan berbekal reputasi mentereng, tentu saja Ibra dengan mudah mendapatkan posisi sebagai penyerang tunggal di skuat Setan Merah, dengan sokongan trio Wayne Rooney/Anthony Martial-Juan Mata/Paul Pogba-Henrikh Mkhitaryan di belakangnya.
Penyerang muda seperti Rashford pun mau tak mau harus mengubah posisi lebih melebar untuk mendapatkan menit bermain. Selain itu, musim ini produktivitas pemain-pemain MU sangat merata. Di semua ajang, Ibra memimpin dengan 20 gol, diikuti oleh Juan Mata dengan 9 gol, Martial & Pogba 7 gol, kemudian Rashford 6 gol. Dalam artian, MU tidak hanya mengandalkan 1-2 pemain saja untuk mencetak gol, namun jelas, posisi Ibra sangat dominan di lini depan. Hal ini berbeda dengan musim lalu kala pasukan Louis van Gaal tidak memiliki striker utama, sehingga Rashford bisa memiliki menit bermain yang lebih banyak di pos penyerang tengah
Dengan situasi yang terjadi saat ini, banyak yang menganjurkan agar Rashford dipinjamkan ke klub lain untuk mendapatkan menit bermain yang lebih banyak. Namun hingga penutupan bursa transfer Januari 2017, nama Rashford tetap masuk di dalam skuat MU.
Nampaknya Jose Mourinho masih membutuhkan tenaga Rashford di timnya, mengingat MU masih bermain di 4 kompetisi, yaitu Premier League, Europa League, FA Cup, dan EFL Cup. Rotasi sangat diperlukan, sehingga Mourinho memutuskan untuk tetap memasukkan Rashford ke dalam timnya.
Hampir setahun yang lalu, Rashford menjadi sorotan dunia dengan debut gemilangnya. Pekerjaan rumah besar ditanggung Jose Mourinho untuk mengembalikan ketajaman Rashford, mengingat Rashford adalah aset masa depan timnas Inggris. Selain memperjuangkan cara mentas dari peringkat 6, Jose punya kepentingan yang perlu dilakukan agar karier Rashford tak mengikut jejak legenda hidup United asal Italia, Federico Macheda
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang menyambi sebagai ojek online