Eropa Inggris

Menanti Pembuktian Mikel Arteta

Dilema! itulah kata yang tepat untuk menggambarkan ekspresi para pengagum Arsenal kala tim kebanggaan mereka memecat Unai Emery dan mengangkat Mikel Arteta sebagai pengganti mantan pelatih Sevilla pada Desember tahun lalu.

Sebuah perjudian dilakukan manajemen Arsenal untuk mengangkat Mikel Arteta sebagai pelatih anyar Meriam London mengingat karier melatihnya yang belum terasah sama sekali. Fakta bahwa Arteta belum pernah menangani satu tim pun menjadi kontra dan was-was tersendiri bagi sebagian pendukung Arsenal. 

Namun, tak semua dari mereka menentang keputusan yang diambil manajemen. Reputasinya sebagai tangan kanan pelatih kondang Pep Guardiola di Manchester City selama 3 tahun menjadi harapan tersendiri bagi fans Arsenal bahwa Arteta telah belajar banyak dari Pep dan siap mempraktekkan ilmunya di Emirates Stadium. 

Hasilnya luar biasa! Di akhir musim atau 8 bulan setelah mengepalai Pierre-Emerick Aubameyan dan kolega, Arsenal mampu dibawa menjuarai Piala FA, satu-satunya trofi yang rutin mereka rengkuh beberapa musim terakhir. 

Namun, raihan trofi Piala FA seolah masih kesenangan semu bagi Arteta dan Arsenal.

Di kompetisi tertua di dunia tersebut, praktis Arsenal tampil pragmatis. Mereka tampil bertahan dengan menumpuk banyak pemain di lini belakang dan hanya mengandalkan serangan balik meski permainan tersebut membuahkan ‘hasil.’

Di samping prestasinya di Piala FA, performa Arsenal di bawah Arteta dapat dikatakan buruk. Mereka mengakhiri klasemen akhir di posisi kedelapan. Sebuah peringkat yang cukup untuk menggambarkan lemahnya Arsenal musim ini. 

Di pertandingan pertamanya melawan Bournemouth di Boxing Day, berakhir dengan hasil imbang 1-1. Hasil tersebut merembet ke partai-partai berikutnya yang mana kita melihat bagaimana seringnya Arsenal membuang angka. Perlu diingat pula, Arteta adalah pelatih dengan start terburuk Arsenal dalam 30 tahun terakhir. Dari 19 pertandingan yang ia jalani, pelatih Spanyol hanya mampu meraup 30 angka saja!

Hasil jeblok di Liga Inggris plus permainan yang agak menyakiti mata, mau tak mau Arsenal harus berbenah bersama Arteta. Satu hal yang perlu direnungkan kembali bagi para penggemar tim asal London Utara bahwa mereka bukan sekadar tim yang memenangi trofi dengan segala cara. 

Arsenal lebih dari sekadar itu. Arsenal adalah tim yang tampil rapi dan menghibur. Sebuah hal yang rasanya sulit mereka tunjukkan beberapa waktu belakangan. Arteta seharusnya paham itu. 

Lantas apakah semua itu salah Arteta? Tidak!

Kegagalan Arsenal di Liga Inggris dan permainan mereka yang cenderung negatif bukanlah salah Arteta seorang. Pelatih kelahiran San Sebastian, Spanyol itu, mengambil alih Arsenal kala tim dalam kondisi mengenaskan.

Ia tak dapat memilih pemain sesuai kebutuhannya karena semua pemain miliknya adalah peninggalan pelatih sebelumnya, Unai Emery. Praktis, tak heran apabila sepanjang musim ini kita dipaksa melihat Arteta sering gonta-ganti formasi sesuai kepasitas pemain yang ia miliki. Tak jarang, manuver strategi yang dilakukan mantan pemain Everton itu berujung hasil negatif bagi Arsenal sendiri. 

Lantas sampai kapankah Arteta banting tulang untuk membenahi Arsenal? Sekarang adalah waktunya.

Jendela transfer musim panas sudah dibuka dan seharusnya Arsenal memberi ruang bagi pelatih 38 tahun untuk memilih pemain sesuai strategi yang ia inginkan. Arsenal punya kewajiban untuk mendukung penuh Arteta mengingat dengan skuad yang alakadarnya, ia tetap mampu berprestasi dengan ‘segala cara’ yang ia tempuh. 

Walau secara permainan belum terlihat jelas apa yang diinginkan Arteta, Arsenal hanya memiliki satu pilihan yakni mendukung Arteta. 

Menjuarai Piala FA adalah jalan baru yang dibuka Arteta untuk prestasi-prestasi Arsenal selanjutnya. Mesti cukup naif apabila kita berbicara soal juara tapi setidaknya di bawah Arteta, Arsenal berada di jalur yang benar. 3 tahun bersama Pep Guardiola, tentu mantan kapten Arsenal itu membawa sesuatu untuk Arsenal. 

Jika Arsenal memberi waktu dan ruang untuk Arteta, bukan tak mungkin Arteta-lah obat Arsenal yang mereka cari selama ini. Karena perlu diingat sekali lagi bahwa Arsenal telah tampil jeblok beberapa musim ini, bukan satu dua musim saja. Arteta bukan pesulap. Ia manusia biasa yang butuh waktu. 

Biarkan Arteta bermain dan membuat tim impiannya. Tak melulu soal pemain mahal, namun cukup datangkan saja pemain yang dibutuhkan, tak perlu kelas satu juga, cukup kelas dua namun bisa dipoles seperti yang Liverpool lakukan pada Georginio Wijnaldum. 

Liga Inggris musim depan adalah awal sebenarnya seorang Arteta. Tak perlu jauh-jauh bicara soal juara, cukup bermain rapi dan menghibur saja sudah suatu kemajuan yang pesat bagi Arsenal. Setelah konsisten bermain rapi, menghibur, dan meraih kemenangan, barulah kita boleh bicara Arsenal pesaing kuat perburuan gelar juara Liga Inggris.

Semua di tangan Arsenal sendiri. Arteta akan menjawab keraguan bila ia diberi waktu cukup. Memang bukan jaminan. Tapi setidaknya ada progres yang jelas dari Arsenal dan itu berasal dari tangan Mikel Arteta.